LABUAN BAJO, RAGAMUTAMA.COM – Sebuah insiden penipuan menimpa wisatawan asal Inggris, Mattew (35), beserta rekannya, saat berlibur di Labuan Bajo pada Minggu, 20 Juli 2025. Kasus ini melibatkan dua sopir travel yang kini telah diamankan pihak kepolisian dan berakhir dengan kesepakatan damai.
Kasat Reskrim Polres Manggarai Barat, AKP Lufthi Darmawan Aditya, mengonfirmasi penangkapan dua terduga pelaku berinisial TS (29) dan YP (29), keduanya merupakan warga Labuan Bajo yang berprofesi sebagai sopir travel antarkabupaten. Lufthi menegaskan bahwa kedua pelaku bukanlah pemandu wisata, melainkan pengemudi yang menawarkan jasa transportasi.
Beruntungnya, kasus ini tidak berlanjut ke ranah hukum setelah korban, Mattew, memilih jalur damai. Ia memutuskan untuk tidak melanjutkan proses hukum setelah menerima permintaan maaf tulus dari para terduga pelaku. “Tadi siang, kami sudah pertemukan korban dengan terduga pelaku. Korban memutuskan tidak melanjutkan kasus ini karena telah menerima permintaan maaf dari para terduga pelaku,” jelas Lufthi.
Lufthi berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak, terutama mengingat status Labuan Bajo sebagai destinasi pariwisata super premium yang sangat dijaga. Pentingnya keamanan dan kenyamanan wisatawan ditekankan sebagai prioritas utama demi menjaga reputasi dan kelangsungan pariwisata di daerah tersebut. “Diharapkan, ini menjadi pelajaran bersama agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Daerah ini harus kita jaga, terlebih keamanan dan kenyamanan para wisatawan,” tegasnya.
Kronologi kejadian
Mattew mengisahkan, awal mula insiden terjadi ketika ia dan temannya mencari spot snorkeling alternatif di sekitar Labuan Bajo. Meskipun telah memiliki pemesanan trip snorkeling ke Taman Nasional Komodo (TNK), mereka berinisiatif mencari opsi lain melalui grup Facebook. Postingan Mattew direspons oleh YP, yang kemudian menawarkan trip snorkeling ke Nuca Molas atau Pulau Mules.
YP meyakinkan Mattew bahwa Nuca Molas menawarkan spot snorkeling yang lebih indah, padahal lokasi tersebut berjarak sekitar empat jam perjalanan darat dari Labuan Bajo yang dilanjutkan dengan perjalanan perahu. Ironisnya, Mattew dan rekannya semula hanya ingin snorkeling di Pulau Kanawa, yang hanya berjarak 20 menit dari Labuan Bajo. “YP komen bilang dia bisa bawa kami ke pulau yang baik untuk snorkeling. Dia promosi ada tempat yang bagus untuk snorkeling, pulau yang indah namanya Nuca Molas,” kenang Mattew.
Kecurigaan mulai muncul saat mereka tiba di lokasi penyeberangan. Mattew dan rekannya diminta menyeberang ke perahu menggunakan rakit sederhana yang terbuat dari styrofoam, berukuran sekitar 1×2 meter. Rakit tersebut didayung secara manual selama sepuluh menit, momen yang sempat direkam oleh Mattew. Setelah berhasil naik ke perahu, kendala lain muncul; perahu dalam kondisi rusak dan mengalami masalah mesin selama perjalanan menuju Nuca Molas.
Sesampainya di Nuca Molas, kekecewaan tak terhindarkan. Lokasi yang dijanjikan tidak memiliki spot snorkeling seperti yang telah diiklankan. “Sampai di sana ternyata tidak ada snorkeling spot seperti yang dijanjikan, lalu kami diantar pulang,” ungkap Mattew. Atas trip yang mengecewakan ini, Mattew mengaku telah membayar sejumlah Rp 2 juta kepada YP.