Lawu Memanggil: Panduan Lengkap Pendakian & Keindahan Puncak

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 10 Juli 2025 - 06:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Gunung Lawu, sebuah gunung berapi aktif dengan status “Istirahat”, tetap memancarkan pesona vulkaniknya yang misterius. Berlokasi strategis di perbatasan tiga kabupaten—Karanganyar di Jawa Tengah, serta Magetan dan Ngawi di Jawa Timur—puncaknya yang menjulang 3265 MDPL menjadikannya tujuan favorit para pendaki, khususnya dari wilayah Jawa Tengah. Kali ini, saya akan berbagi kisah perjalanan tak terlupakan kami saat menaklukkan puncak Gunung Lawu pada 20 Juni 2025.

Ekspedisi ini saya jalani bersama empat rekan lainnya, yang juga merasakan pengalaman perdana mendaki Gunung Lawu. Tepat pukul 8 pagi, langkah kami serentak meninggalkan Basecamp Cemoro Sewu, memulai pendakian menuju Pos 1. Jalur awal yang didominasi bebatuan landai ini terasa cukup panjang, memakan waktu sekitar satu jam perjalanan. Di bawah Pos 1, terdapat sebuah warung sederhana yang menawarkan persinggahan, serta mata air Sendang Penguripan yang jernih. Kami menikmati setiap hela napas di tengah suasana hutan yang masih asri dan udara sejuk pegunungan. Beberapa kali, kami beruntung menyaksikan satwa liar seperti monyet dan burung, menambah keindahan perjalanan awal ini.

Sekitar pukul 9 pagi, kami tiba di Pos 1 dan memutuskan untuk beristirahat sejenak. Berhubung pendakian dilakukan di akhir pekan, Pos 1 kala itu dipadati oleh para pendaki lain yang memiliki tujuan serupa: menikmati keindahan Gunung Lawu. Setelah sekitar 10 menit mengisi ulang tenaga, kami melanjutkan perjalanan. Trek bebatuan masih menjadi ciri khas jalur ini, dan segmen dari Pos 1 ke Pos 2 via Cemoro Sewu dikenal sebagai ruas terpanjang antar pos di Gunung Lawu, dengan estimasi waktu 2 hingga 3 jam yang menuntut stamina ekstra karena elevasi yang cukup signifikan.

Dugaan kami terbukti, perjalanan dari Pos 1 menuju Pos 2 memang terasa jauh dan cukup menguras energi. Namun, suasana pendakian yang dipenuhi keakraban dengan sesama pendaki dari berbagai daerah membuat keletihan itu sirna. Tanpa terasa, pukul 11 pagi kami akhirnya tiba di Pos 2. Sebuah shelter nyaman menyambut kami, dan tak ketinggalan, sebuah warung yang menyediakan beragam makanan hangat. Sembari meluruskan badan, kami memutuskan untuk menyantap seporsi pecel seharga Rp 15.000 yang terasa nikmat luar biasa di ketinggian ini. Saking nyamannya, kami bahkan tertidur pulas hingga pukul 2 siang, sebelum akhirnya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan menuju Pos 3, yang diperkirakan memakan waktu 1 hingga 1,5 jam dengan kecepatan santai.

Baca Juga :  10 Destinasi Wisata Dunia Paling Indah dan Berkesan

Dari Pos 2 menuju Pos 3, jalur pendakian masih konsisten didominasi bebatuan dengan kemiringan yang terus menguras tenaga. Kami terpaksa sering berhenti untuk mengambil napas. Waktu berlalu begitu cepat, hingga tanpa sadar, jam sudah menunjukkan pukul 3 sore namun tanda-tanda Pos 3 belum juga terlihat. Barulah pada pukul 15.30 WIB, kami akhirnya tiba di Pos 3 dan segera beristirahat di shelter. Di sana, sempat muncul diskusi untuk mendirikan tenda, namun mengingat jarak yang masih jauh menuju puncak Lawu, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan setelah 15 menit beristirahat dan menyusun strategi kembali.

Perjalanan santai kembali kami mulai dari Pos 3. Jalur menuju Pos 4 masih berupa bebatuan, namun kali ini terasa lebih menantang. Ukuran bebatuan yang besar dan kemiringan yang curam, ditambah beban keril yang berat, benar-benar menguras sisa tenaga kami. Setelah kurang lebih satu jam mendaki, kami tiba di Pos 4 pada pukul 17.13 WIB. Dengan kondisi fisik yang sudah sangat lelah dan langit yang mulai gelap, kami tidak berlama-lama istirahat. Pos 4 yang merupakan area terbuka membuat angin dingin menerpa tanpa henti, memicu keinginan kami untuk segera melanjutkan langkah menuju Pos 5.

Meskipun lelah, keindahan matahari terbenam di Pos 4 dengan latar belakang Bukit Mongkrang sungguh memukau. Pemandangan ini membuat kami sering berhenti dan menoleh ke belakang, memperlambat pergerakan kami. Pukul 17.45 WIB, kami masih belum terlalu jauh dari Pos 4. Namun, sekitar 10 menit kemudian, trek mulai berubah menjadi lebih rapat dan, syukurlah, relatif landai dengan “bonus” jalur yang lebih mudah. Meski hari sudah gelap, kami tetap menikmati perjalanan ini dengan santai hingga pada pukul 18.19 WIB, kami tiba di Sumur Jalatundo, pertanda Pos 5 sudah di depan mata. Hanya berselang 7 menit berjalan dari Sumur Jalatundo, kami pun mencapai Pos 5 Gunung Lawu via Cemoro Sewu.

Dalam kegelapan malam, rencana awal kami adalah mendirikan tenda di Pos 5. Namun, mengingat tujuan utama kami adalah berkemah di Sendang Drajat dan persediaan air minum yang menipis, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Langit semakin pekat, dan tak lama kemudian, rintik hujan mulai membasahi jalur pendakian. Benar saja, beberapa menit setelah meninggalkan Pos 5, hujan lebat mengguyur kami dalam perjalanan menuju Sendang Drajat. Kami segera berhenti untuk mengenakan jas hujan. Sekitar 30 menit kemudian, kami tiba di Sendang Drajat. Setelah beristirahat sejenak dan menunggu hujan reda, kami mulai mendirikan tenda pada pukul 20.04 WIB. Begitu tenda berdiri kokoh, aktivitas memasak pun dimulai, ditemani secangkir kopi hangat. Di tengah dinginnya malam, kopi sachet yang biasa dijual di angkringan terasa begitu nikmat dan mampu menghangatkan suasana.

Baca Juga :  Liburan Mudah: Bayar Tiket Danau Tambing Kini Bisa Pakai QRIS!

Pukul 10 malam, kami kembali masuk tenda untuk beristirahat penuh, mempersiapkan diri untuk summit attack esok pagi. Keesokan harinya, tepat pukul 8 pagi, kami memulai pendakian menuju puncak. Perjalanan dari Sendang Drajat ke puncak Lawu memakan waktu sekitar satu jam. Setibanya di puncak 3265 MDPL, kami mengabadikan momen indah ini dengan berbagai foto dan video. Setelah puas mendokumentasikan keindahan puncak, kami memutuskan untuk segera turun menuju Hargo Dalem, tentu saja untuk mencicipi kelezatan sajian di Warung Mbok Yem, warung ikonik yang dikenal sebagai warung tertinggi di Indonesia, berada di ketinggian sekitar 3150-an MDPL.

Meskipun kini warung legendaris tersebut tidak lagi dijaga langsung oleh Mbok Yem, menikmati seporsi pecel di sana adalah kepuasan tersendiri yang tak ternilai harganya. Dengan harga Rp 25.000 per porsi, ini adalah investasi yang sangat sepadan untuk pengalaman yang kami dapatkan. Setelah kenyang menyantap pecel dan beristirahat, kami kembali ke tenda di Sendang Drajat. Sekitar pukul 12.00 siang, kami tiba di tenda, beristirahat sebentar, kemudian memutuskan untuk segera berkemas dan melanjutkan perjalanan turun. Tepat pukul 1 siang, kami pun meninggalkan Sendang Drajat, memulai perjalanan kembali ke kaki gunung.

Setiap batu yang terinjak selama perjalanan ini adalah kenangan berharga yang sarat pengalaman. Kisah pendakian yang melelahkan terbayar lunas oleh keindahan alam Gunung Lawu yang memukau. Perjalanan panjang dari pagi hingga matahari terbenam, melewati derasnya hujan dan dinginnya malam, tergantikan oleh hangatnya teh di Warung Mbok Yem dan kebersamaan tim yang hebat, yang menjadikan setiap langkah penuh tawa. Sebuah mimpi menjadi kenyataan: berdiri tegak di puncak Gunung Lawu. Bahu yang pegal dan kaki yang lelah menopang setiap langkah, semua itu terukir indah menjadi kenangan di puncak Lawu. Terima kasih, Gunung Lawu 3265 MDPL, untuk petualangan yang tak terlupakan ini.

Berita Terkait

Ini 4 Rekomendasi UNESCO agar Geopark Kaldera Toba Kembali Dapat Kartu Hijau
8 Potret Angel Karamoy saat ke Toscana Valley Thailand
Jangan Lakukan 10 Hal Ini saat Traveling ke Jepang
Sukabumi: 5 Destinasi Liburan Terbaik untuk Hilangkan Penat!
New Zealand Halal: 9 Destinasi Liburan Keluarga Impian!
Kulon Progo Jogja Ada 9 Wisata Seindah Ini,Bisa Nikmati Air Terjun dan Goa Dekat Pronosutan View
Liburan Sekolah Mau Habis? 4 Destinasi Wisata Ini Wajib Dikunjungi!
7 Negara Tanpa Gunung: Bukti Keindahan Tak Harus Tinggi

Berita Terkait

Kamis, 10 Juli 2025 - 11:34 WIB

Ini 4 Rekomendasi UNESCO agar Geopark Kaldera Toba Kembali Dapat Kartu Hijau

Kamis, 10 Juli 2025 - 10:41 WIB

8 Potret Angel Karamoy saat ke Toscana Valley Thailand

Kamis, 10 Juli 2025 - 07:53 WIB

Jangan Lakukan 10 Hal Ini saat Traveling ke Jepang

Kamis, 10 Juli 2025 - 06:59 WIB

Lawu Memanggil: Panduan Lengkap Pendakian & Keindahan Puncak

Kamis, 10 Juli 2025 - 02:41 WIB

Sukabumi: 5 Destinasi Liburan Terbaik untuk Hilangkan Penat!

Berita Terbaru

finance

Telkom Indonesia: 6 Dekade, Transformasi, dan Masa Depan

Kamis, 10 Jul 2025 - 19:29 WIB

finance

IHSG 7.000: Proyeksi & Rekomendasi Saham Jumat Ini!

Kamis, 10 Jul 2025 - 19:23 WIB

entertainment

Hunter With A Scalpel: 5 Drakor Thriller Wajib Tonton!

Kamis, 10 Jul 2025 - 18:53 WIB