# Melambung di Atas Grand Canyon dan Gemerlap Las Vegas: Sebuah Kisah Impian yang Menjadi Nyata
Perjalanan kami di Benua Amerika berlanjut, membawa kami dari hiruk pikuk New York menuju gemerlapnya Las Vegas dengan penerbangan Delta Air. Tujuan utama kami di sini tak lain adalah untuk mengagumi salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia, yaitu Grand Canyon. Mengunjungi Grand Canyon telah lama menjadi salah satu impian terbesar kami yang kini berada di ambang kenyataan.
Untuk merasakan keagungan Grand Canyon dari dekat, pengalaman menaiki helikopter adalah pilihan yang tak boleh dilewatkan. Biaya tur helikopter dimulai dari 150 dolar Amerika per orang untuk menjelajahi bagian Barat, yang belum termasuk pajak dan tip untuk pilot. Angka ini setara dengan sekitar 2 juta rupiah per orang. Namun, jika Anda menginginkan pengalaman yang lebih komprehensif dan menyeluruh, tersedia paket premium dengan biaya 500 dolar per orang, atau sekitar 5 juta rupiah, yang mencakup area yang lebih luas.
Setibanya di Las Vegas, kami segera menaiki bus khusus yang mengantar kami ke landasan helikopter. Setelah menyelesaikan semua prosedur pra-penerbangan, kami berenam—dua di antaranya adalah kami, sepasang suami istri dari Kanada, seorang dari Italia, dan seorang lagi dari Spanyol—memperkenalkan diri satu sama lain. Setelah duduk, mengenakan sabuk pengaman, dan memasang *headphone*, kapten memberikan *briefing* singkat. Tak ada pertanyaan yang terlontar, menandakan semua sudah memahami instruksi.
Hanya sekitar dua menit setelah mesin dinyalakan, helikopter perlahan lepas landas, membawa kami melayang di atas lanskap Amerika yang memukau. Menyaksikan keindahan Grand Canyon dari ketinggian melalui jendela helikopter sungguh pemandangan yang menakjubkan, sebuah mahakarya Sang Pencipta yang tak terlukiskan dengan kata-kata. Di tengah kekaguman ini, pikiran saya tiba-tiba melayang jauh ke masa lalu, saat kami masih berjuang di pasar Tanah Kongsi, merasakan betapa sulitnya hidup. Kini, dapat menikmati salah satu keajaiban dunia ini terasa seperti karunia Tuhan yang tak terhingga bagi kami berdua.
Meskipun kami bukan fotografer ulung, kami tak melewatkan kesempatan untuk mengabadikan setiap momen indah ini dengan kamera kami. Tanpa terasa, satu jam penuh kami habiskan terbang mengelilingi Grand Canyon, sebelum pilot akhirnya memberi aba-aba bahwa waktu kami akan segera kembali ke landasan.
### Menguak Pesona Las Vegas di Hari Berikutnya
Keesokan harinya, kami yang menginap di Hotel Luxor, memanfaatkan fasilitas bus wisata gratis yang disediakan untuk para tamu hotel. Bus ini siap mengantar kami menjelajahi berbagai tempat wisata ikonik di Las Vegas. Dimulai dari taman bunga yang memukau di Wynn Conservatory, sebuah taman di samping hotel bintang lima yang menampilkan rangkaian bunga indah dan menakjubkan. Kami tak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengabadikan keindahan momen tersebut.
Selanjutnya, bus membawa kami berkeliling untuk menikmati *Fountains of Bellagio*. Air mancur yang megah ini memancarkan semburan air yang tingginya melebihi gedung di depannya, menciptakan tarian air yang memukau. Kami berputar beberapa kali dengan bus, memastikan kami puas menyaksikan atraksi ikonis ini dari berbagai sudut.
Perjalanan kami berlanjut menuju atraksi *Mirage Volcano* yang terletak di depan Hotel Mirage. Di sini, kami menyaksikan simulasi letusan gunung berapi buatan yang memancarkan aliran “lava” yang tampak begitu nyata. Sungguh menakjubkan melihat bagaimana lava mengalir, seolah menutupi sekitarnya, dengan letusan demi letusan yang saling bersahutan dan bunga api yang menyala kemerahan, menciptakan ilusi gunung meletus yang sangat meyakinkan. Keasyikan kami menyaksikan fenomena ini membuat waktu terasa begitu cepat berlalu. Hari pun mulai gelap, dan kami semua kembali ke bus yang membawa kami menuju Hotel Circus Circus, di mana tamu dapat menikmati pertunjukan sirkus gratis.
### Epilog: Impian yang Terwujud
Setiap kali impian kami satu per satu menjadi kenyataan, kami selalu berpegangan tangan dan berdoa, mengucap syukur kepada Tuhan. Secara logika matematika, sungguh mustahil bagi seorang penjual kelapa parut di Pasar Tanah Kongsi untuk dapat mewujudkan impian menjelajahi berbagai negara di dunia. Namun, bagi yang percaya dengan sepenuh hati kepada Tuhan, terbukti bahwa *nothing is impossible*. Kami berdua adalah saksi hidup dari kebenaran ini.
Oleh karena itu, bagi semua sahabat di Kompasiana yang masih dalam tahap meraih impian hidup, janganlah pernah goyah. Beranilah untuk bermimpi besar, yakinkan diri, siaplah untuk bekerja keras, dan tak lupa sertakan doa. Suatu waktu, impian Anda pasti akan menjadi kenyataan.
Terima kasih kepada semua sahabat di Kompasiana yang telah menyempatkan waktu untuk membaca tulisan ini.
9 Juni 2025.
Salam saya,
Roselina.