Hanya 20 menit perjalanan dari Boyolali, keluarga Anda bisa menikmati liburan akhir pekan yang menyenangkan di Wisata Kalimosodo, Klaten.
Ragamutama.com – Tersembunyi di Desa Sudimoro, Klaten, Wisata Kalimosodo memancarkan pesona yang semakin berkilau.
Plengkung Pitu, dengan tujuh lengkungannya yang indah, menjadi daya tarik utama yang memikat para pengunjung.
Lebih dari sekadar sistem irigasi, Plengkung Pitu merupakan saksi bisu sejarah, warisan era penjajahan Belanda.
Sentuhan sejarah inilah yang menciptakan atmosfer budaya kaya, menyelimuti setiap sudut Kalimosodo, memberikan pengalaman tak terlupakan bagi setiap wisatawan.
Pemerintah Desa Sudimoro, menyadari potensi Kalimosodo, mengambil langkah strategis.
Mereka bercita-cita meningkatkan perekonomian masyarakat melalui sektor pariwisata.
Pengembangan Wisata Kalimosodo menjadi kunci utama, membuka peluang ekonomi baru dan memberdayakan potensi lokal.
Kalimosodo bukan hanya destinasi wisata, tetapi juga harapan baru bagi kemajuan Desa Sudimoro.
Terletak di lahan seluas dua hektar, berdampingan dengan kantor desa.
Nama Kalimosodo sendiri diambil dari sungai yang mengalir di kawasan tersebut.
Pada Senin, 6 September 2021, pukul 10.00 WIB, selain Plengkung Pitu, terlihat fasilitas lain seperti kolam renang dewasa dan anak-anak, kolam terapi ikan, gazebo, musala, dan toilet (masih dalam pembangunan).
Luasnya area Kalimosodo membuatnya ideal untuk liburan keluarga.
Kepala Desa Sudimoro, Agus Erwanto, menjelaskan bahwa ide pembangunan wisata ini telah lama direncanakan.
Setelah berembuk dengan perangkat desa, mereka memutuskan memanfaatkan lahan kosong di samping kantor desa.
Awalnya, saluran air Plengkung Pitu tertutup vegetasi, lalu dibersihkan dan di tata.
Mereka tak menyangka menemukan saluran air peninggalan Belanda.
Penemuan ini kemudian menjadikannya ikon wisata Kalimosodo.
Menurut cerita warga senior, saluran air ini dulu mengairi sawah dan perkebunan Belanda hingga Majegan, Tulung, sepanjang 4 kilometer.
Plengkung Pitu memiliki tinggi sekitar 4 meter dan panjang sekitar 30 meter.
Di sekitarnya terdapat sumber mata air yang dulunya disalurkan melalui saluran tersebut.
Suparno (40), warga sekitar, mengungkapkan kekokohan Plengkung Pitu dengan batu bata besar yang terpasang rapi.
Ia berharap wisata ini segera beroperasi, karena sangat indah untuk berfoto.
(TribunTrends.com/TribunJogja/Disempurnakan dengan bantuan AI)