Ragamutama.com – , Jakarta – Sebagai langkah preventif, Tugu Nol Kilometer yang menjadi landmark di Taman Wisata Alam Pulau Weh, Sabang, Aceh, mengumumkan penutupan sementara bagi wisatawan mulai 22 Mei 2025. Keputusan ini diambil demi menjamin keamanan dan keselamatan para pengunjung.
Ujang Wisnu Barata, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, menjelaskan bahwa penutupan ini berlaku hingga pemberitahuan lebih lanjut.
“Akses kunjungan ke Tugu Nol Kilometer yang terletak di Taman Wisata Alam, Sabang, kami tutup sementara. Ini semata-mata untuk melindungi pengunjung, mengingat adanya potensi risiko yang ditimbulkan oleh beberapa ornamen tugu yang kondisinya sudah kurang baik,” ungkapnya di Banda Aceh, Sabtu, 24 Mei 2025.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa saat ini sedang dilakukan proses perbaikan pada Tugu Nol Kilometer. Penutupan akan terus diberlakukan sampai perbaikan rampung dan tugu tersebut dinyatakan benar-benar aman untuk dikunjungi. “Tindakan penutupan ini merupakan langkah antisipasi untuk mencegah potensi bahaya yang bisa menimpa wisatawan, terutama terkait ornamen tugu yang rawan lepas dan jatuh,” tegasnya.
Ornamen Tugu Mengkhawatirkan
Sementara itu, Ketua Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI) Aceh, Azwani Awi, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi Tugu Nol Kilometer di Pulau Weh. Menurutnya, kondisi fisik tugu saat ini cukup mengkhawatirkan dan berpotensi membahayakan keselamatan pengunjung.
“Kami sangat berharap adanya perhatian serius terhadap kondisi Tugu Nol Kilometer ini, sehingga tidak sampai membahayakan para wisatawan dan menyebabkan timbulnya korban jiwa,” ujar Azwani Awi. Ia mengungkapkan bahwa dirinya sempat mengunjungi tugu tersebut bersama sejumlah wisatawan pada hari Jumat, 23 Mei 2025.
Ia menyoroti beberapa ornamen kerawang, yaitu motif khas Aceh yang menghiasi bagian atas tugu, sudah terlepas. Selain itu, ornamen rencong juga terlihat bergelantungan, seolah menunggu waktu untuk lepas dan terjatuh.
“Tugu Nol Kilometer adalah ikon pariwisata kebanggaan Provinsi Aceh, khususnya Kota Sabang. Oleh karena itu, perhatian serius sangat dibutuhkan agar tugu ini tidak menjadi ancaman bagi keselamatan wisatawan,” pungkas Azwani Awi.
Tugu yang menandai titik nol kilometer Indonesia di Sabang ini bukan hanya sekadar monumen, melainkan juga sebuah penanda geografis ujung paling barat nusantara. Berdiri kokoh di atas tebing yang menghadap langsung ke Samudra Hindia, tugu dua lantai setinggi 43 meter ini didesain dengan bentuk angka nol. Pada kedua sisi angka nol tersebut, terdapat replika senjata tradisional Aceh, yaitu rencong. Di puncak tugu yang didominasi warna biru, terdapat patung burung garuda yang seolah mencengkeram persatuan di titik nol kilometer ini.
Pilihan Editor: Laksamana Malahayati: Pembunuh Cornelis de Houtman