Tetralogi Buru Pramoedya Ananta Toer: Rumah Kaca

- Penulis

Selasa, 11 Februari 2025 - 07:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Rumah Kaca (1988) adalah Novel ke-4 sastrawan Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Buru.

Tiga buku lainnya adalah Bumi Manusia (1980), Anak Semua Bangsa (1981), dan Jejak Langkah (1985). 

Rumah Kaca juga merupakan buku terakhir karya Pramoedya  Ananta Toer yang selama hidupnya telah melahirkan ide-idenya dalam bentuk karya novel, cerpen, kumpulan cerita dan antologi.

Novel keempat bertajuk “Rumah Kaca” ini memang agak lain. Salah satunya, Pramoedya tidak lagi menggunakan Minke sebagai utama dalam Novelnya.

Tokoh utama dalam novel Rumah Kaca bernama Jacques Pangemanan. Tokoh ini dilukiskan sebagai pria keturunan Eropa asal Makassar. Pria ini bekerja pada Pemerintah Kolonial Belanda.

Novel yang tebalnya 646 halaman ini menceritakan Jacques Pangemanan. Ia adalah seorang Komisaris Polisi kolonial Belanda.

Tokoh utama Jacques Pangemanan

Tugas utama sang Komisaris Polisi ini adalah mengawasi tokoh Minke,  seorang aktivis pergerakan nasional yang menjadi tokoh utama dalam novel Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, dan Jejak Langkah.

Baca Juga :  Aparat Polda Aceh Disebut Lakukan Aborsi, Anggota Komisi III Singgung Citra Kepolisian

Tak hanya itu saja. Jacques bahkan  bertugas melakukan aksi boikot terhadap usaha jurnalistik Minke “Medan Prijaji”. Dikumpulkannya dokumen-dokumen lalu berusaha mencari kesalahan Minke.

Meskipun demikian, sang komisaris sadar bahwa tidaklah mudah untuk menjerumuskan Minke ke dalam jeruji besi di masa itu.

Dalam menjalankan pekerjaannya, Jacques Pangemanan malahan mengalami pergolakan batikn akan perjuangan yang dilakukan Minke dan kawan-kawan.

Ia justru asyik membaca tulisan-tulisan Minke dan tahu bagaimana perjuangan bangsa Indonesia yang berada dalam penindasan kolonial Belanda.

Jacques Pangemanan juga mendapatkan tugas untuk kemudian menangkap Minke dan mengasingkannya ke Maluku dengan iming-imingan kenaikan jabatan dari Pemerintah Kolonial Belanda.

Jacques Pangemanan termakan dengan tawaran kenaikan jabatan tersebut.  Ia terhasut tawaran kekuasaan. Akibatnya,  Jacques justru terus melakukan apa saja perintah dari kolonial. Buta dan tuli dengan kondisi bangsanya sendiri.

Jacques baru sadar setelah Minke wafat. Ia menyesal atas apa yang telah ia lakukan selama ini pada Minke. 

Baca Juga :  Fenomena NEET Meningkat, Bonus Demografi Indonesia Terancam?

Untuk mengurangi rasa bersalahnya, Jacques lalu menulis surat untuk ibunda Minke, termasuk menyatakan kesiapannya mendapatkan hukuman dari keluarganya.

Pramoedya Ananta Toer melukiskan Jacques Pangemanan  seolah berada dalam rumah kaca yang mana bisa melihat keadaan di luar namun tetap terkurung di dalam.

Pesan dari Novel Rumah Kaca

Kisah Novel Rumah Kaca sarat dengan pesan dan sikap nasionalisme yang patut diteladani. 

Ini dapat memupuk semangat para pembaca untuk semakin mencintai tanah airnya, Indonesia.

Pesan moral lainnya, agar jangan hanya mengejar kekuasaan semata untuk kepentingan diri dengan mengorbankan orang lain dan membiarkan mereka semakin terpuruk dalam penderitaan.  Tokoh Jacques Pangemanan adalah contohnya.

Sosok yang konsisten dengan komitmen untuk tetap berjuang adalah Minke. Ia tetap teguh pada prinsip dan pendiriannya, membela kaumnya hingga akhir hayatnya.

Referensi:

Tetralogi Bumi Manusia, Empat Seri Buku Karya Pramoedya Ananta Toer

https://www.antaranews.com/berita/511381/tetralogi-buru-karya-pramoedya-ananta-toer-laris

Berita Terkait

Jejak Perjuangan Kartini: 5 Destinasi Wisata Penuh Inspirasi
Pesta Rakyat Nusantara TMII: Target 200 Ribu Pengunjung Ramaikan Perhelatan
UNESCO Tetapkan 16 Geopark Global Baru, Indonesia Sumbang Dua Situs
Surat Kartini Diakui UNESCO Sebagai Warisan Ingatan Dunia 2025
Mengungkap Kisah Emas: Perjalanan dari Tambang Kuno Hingga Investasi Modern
Museum Kayu Kalteng: Ungkap Jejak Keemasan Hutan Kalimantan Tengah
Taman Safari Terjebak Konflik OCI: Dampak Sengit vs Mantan Pemain Sirkus
Arkeologi Ungkap Fakta Tersembunyi di Balik Penyaliban Yesus

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 12:16 WIB

Jejak Perjuangan Kartini: 5 Destinasi Wisata Penuh Inspirasi

Senin, 21 April 2025 - 11:59 WIB

Pesta Rakyat Nusantara TMII: Target 200 Ribu Pengunjung Ramaikan Perhelatan

Minggu, 20 April 2025 - 21:24 WIB

UNESCO Tetapkan 16 Geopark Global Baru, Indonesia Sumbang Dua Situs

Minggu, 20 April 2025 - 20:24 WIB

Surat Kartini Diakui UNESCO Sebagai Warisan Ingatan Dunia 2025

Minggu, 20 April 2025 - 11:19 WIB

Mengungkap Kisah Emas: Perjalanan dari Tambang Kuno Hingga Investasi Modern

Berita Terbaru

Society Culture And History

May Day: Sejarah, Makna, dan Perjuangan Buruh Indonesia

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:59 WIB

politics

Menhan Sjafrie Tegaskan: UU TNI Final, Tidak Ada Revisi

Kamis, 1 Mei 2025 - 08:56 WIB