Geopark Nasional Ngarai Sianok Maninjau: Selangkah Menuju Pengakuan Dunia sebagai UNESCO Global Geopark
PADANG, RAGAMUTAMA.COM – Geopark Nasional Ngarai Sianok Maninjau, permata alam dan budaya Sumatera Barat, tengah berjuang meraih status bergengsi sebagai UNESCO Global Geopark. Usulan ini menandai upaya serius untuk mengukuhkan kekayaan geologi, hayati, dan adat istiadat wilayah tersebut di mata dunia.
Geopark yang telah ditetapkan secara nasional pada tahun 2018 ini membentang seluas 91.781,51 hektar dan menyimpan geoheritage berkelas internasional. Di dalamnya terdapat Ngarai Sianok yang memukau, bukti nyata dari aktivitas Patahan Sumatera, serta Danau Maninjau yang terbentuk dari desakan lempeng Hindia-Australia. Selain keunikan geologisnya, kawasan ini juga kaya akan adat budaya lokal serta keanekaragaman hayati dan nabati yang memukau.
Proses verifikasi kelayakan Geopark Nasional Ngarai Sianok Maninjau sebagai bagian dari penetapan nasional dan pengusulan ke UNESCO telah dimulai. Ketua Tim Verifikasi Geopark Nasional dan Koordinator Komite Geopark Nasional Indonesia, Mega Fatimah Rosana, mengungkapkan hal ini dalam wawancara di Padang. “Geopark Sianok Maninjau ini satu dari tiga geopark nasional yang diusulkan ke UNESCO,” jelas Mega.
Tim verifikasi yang turut beranggotakan Sinung Baskoro, Misbah Harahap, dan Aries Kusworo dari Pusat Survey Geologi Badan Geologi Kementerian ESDM, telah meninjau langsung ke lapangan setelah menelaah dokumen usulan. Upaya ini merupakan langkah krusial dalam memastikan kesiapan Geopark Ngarai Sianok Maninjau untuk memenuhi standar global.
Indonesia sendiri saat ini telah memiliki 12 UNESCO Global Geopark. Dengan adanya tiga geopark nasional yang sedang dalam proses verifikasi untuk diusulkan ke UNESCO, termasuk Geopark Silokek Sijunjung dan Geopark Bojonegoro, diharapkan daftar tersebut akan terus bertambah.
General Manager Geopark Nasional Ngarai Sianok Maninjau, Muhammad Zuhrizul, menekankan filosofi pengembangan geopark yang melampaui sekadar pariwisata. “Geopark bukan untuk membangun objek wisata, melainkan sebuah peradaban,” tegas Zuhrizul. Ia menambahkan bahwa fokus utama adalah riset, edukasi, konservasi, dan nilai ekonomi berkelanjutan, sementara kunjungan wisatawan hanyalah bonus dari upaya menjaga alam dan budaya.
Dukungan penuh datang dari pemerintah daerah. Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasko Ruseimy, menyatakan optimismenya terhadap pengusulan Geopark Sianok Maninjau dan Geopark Silokek Sijunjung. “Alhamdulillah ada dua geopark kita yang masuk usulan UNESCO Global Geopark. Sianok Maninjau dan Silokek. Mudah-mudahan bisa tembus,” harap Vasko. Jika kedua geopark ini berhasil mendapatkan pengakuan UNESCO, keberadaan geopark di Sumatera Barat akan diakui secara global, yang tentunya akan membawa dampak positif signifikan bagi kemajuan daerah tersebut.