Jamu, sebuah warisan tradisi Indonesia yang tak lekang oleh waktu. Siapa yang tak familiar dengan ramuan herbal khas Nusantara ini? Sejak usia dini, almarhumah ibu saya telah membiasakan kami, anak-anaknya, untuk mengonsumsi jamu. Meskipun tidak meracik sendiri, beliau setia membeli dari penjual jamu keliling langganan yang senantiasa menyambangi rumah kami setiap hari.
Dahulu, para penjual jamu tradisional, seringkali dipanggil “mbak” atau “mbok,” menjajakan jamu mereka dengan memikul bakul jamu sambil berjalan kaki dari rumah ke rumah. Bayangkan betapa beratnya beban botol-botol jamu yang mereka pikul setiap hari. Namun, seiring perkembangan zaman, kini banyak penjual jamu yang beralih menggunakan gerobak, sepeda, atau bahkan sepeda motor untuk menawarkan jamu dagangan mereka.
Acaraki Jamu Festival Edisi Mei 2025
Sebagai bentuk apresiasi terhadap perjuangan para penjual jamu tradisional yang memikul bakul jamu, tercetuslah ide penyelenggaraan Jamu Festival oleh Acaraki, sebuah produsen jamu modern. Acara Acaraki Jamu Festival ini diwujudkan dalam bentuk Fun Walk sepanjang 2,5 km dengan membawa bakul jamu lengkap dengan kain gendongan dan caping (penutup kepala).
Fun Walk yang merupakan bagian dari rangkaian acara Acaraki Jamu Festival ini pertama kali saya ikuti pada edisi bulan Mei. Tepatnya pada hari Minggu, 25 Mei lalu, bertempat di Sarinah, Jakarta. Ternyata, Fun Walk Acaraki Jamu Festival ini rutin diselenggarakan setiap bulan dengan tema yang berbeda-beda.
Fun Walk Acaraki Jamu Festival edisi bulan Mei ini diadakan dalam rangka memperingati Hari Jamu Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Mei. Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat jamu sebagai bagian dari gaya hidup yang membanggakan. Terlebih lagi, saat ini sudah banyak produsen jamu modern yang mengemas produk mereka dengan kemasan yang menarik dan mudah disajikan, seperti Acaraki, pelopor edukasi jamu modern, Larutan Penyegar Cap Badak, merek legendaris minuman pereda panas dalam yang telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat Indonesia selama puluhan tahun, serta Mustika Ratu, merek kecantikan yang mengusung kekayaan rempah Nusantara.
Unik dan Serunya Fun Walk 2,5 km dengan Membawa Bakul Jamu
Saya mengetahui informasi mengenai acara Fun Walk Acaraki Jamu Festival ini dari seorang teman di komunitas Hijabers Mom Community, yaitu Mom Chaera Lee, yang juga mendaftarkan saya. Sehari sebelum acara, saya mengambil Walk Pack di gedung Sarinah dan mendapatkan satu buah jersey, bakul, nomor peserta, botol jamu eksklusif, dan selendang kain.
Karena ini merupakan pengalaman pertama saya mengikuti acara Fun Walk Acaraki Jamu Festival, saya cukup terkejut dengan isi walk pack yang saya terima, yaitu bakul jamu. Wah, ini sangat unik! Saya membayangkan para peserta akan berjalan bersama-sama sambil memikul bakul jamu, meniru gaya para penjual jamu tradisional yang sesungguhnya.
Pada hari pelaksanaan, para peserta berkumpul di Sarinah dan melakukan daftar ulang di meja registrasi yang telah disediakan. Saya tiba pukul 6.10 pagi dan untungnya acara belum dimulai. Setelah mengenakan semua atribut peserta, saya pun bergabung dengan peserta lain di garis start yang telah ditentukan, di depan pintu masuk, dekat dengan Anjungan Sarinah.
Acara dibuka dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan doa bersama. Peserta Fun Walk Acaraki Jamu Festival kemudian dilepas oleh Bapak Jony Yuwono, pemilik dan pendiri Acaraki, yang merupakan pendukung utama acara ini. Adapun rute yang kami lalui sejauh 2,5 km, seperti yang tertera pada infografis di bawah ini.
Awalnya, rute yang akan dilalui adalah sepanjang Jalan Jenderal Sudirman. Namun, karena car free day (CFD) pada hari itu ditiadakan, rute dialihkan ke area Menteng, melewati Gereja Theresia. Sepanjang Fun Walk, kami para peserta tampak antusias dan gembira. Terlebih lagi, di antara peserta juga terdapat para penjual jamu asli yang lengkap dengan botol-botol jamu racikannya.
Sepanjang rute 2,5 km tersebut, para peserta menjumpai 3 titik water station yang menyediakan produk Acaraki Sparkling Water dan Larutan Penyegar Cap Badak dengan berbagai varian rasa. Akhirnya, saya baru menyadari bahwa fungsi bakul yang kami pikul adalah untuk menampung produk-produk jamu modern yang disediakan khusus untuk peserta.
Para peserta pun sontak mengisi bakul masing-masing dengan produk-produk tersebut. Lumayan, kan, stok larutan penyegar yang biasa saya dan anak-anak minum jadi tersedia tanpa perlu membeli, alias gratis! Peserta diperbolehkan membawa sebanyak-banyaknya, asalkan kuat memikul bakulnya. Beberapa dari kami bahkan membagikan produk yang kami dapatkan kepada para pejalan kaki yang kami temui sepanjang rute Fun Walk.
Tak terasa, rute 2,5 km berhasil saya lalui dalam waktu kurang lebih 1 jam. Start dimulai pukul 6.45 WIB dan saya berhasil menembus garis finish pada pukul 8.10 WIB. Lumayan pegal juga, apalagi sambil memikul produk-produk yang didapatkan. Untungnya, di lokasi finish, yang juga merupakan lokasi start, tersedia stan pijat. Saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menikmati pijatan gratis tersebut. Alhamdulillah, otot-otot yang pegal dan kaku pun terasa lebih rileks.
Oh iya, selain Fun Walk, terdapat berbagai aktivitas lain yang bisa dilakukan di lokasi acara. Panitia menyediakan stan free flow jamu yang dibawa oleh para penjual jamu tadi.