Ragamutama.com – , Jakarta – Pemerintah Kepulauan Balearic di Spanyol mengambil langkah tegas: menghentikan kerja sama dengan influencer media sosial dalam mempromosikan tempat wisata di wilayah mereka. Alasan di balik keputusan ini bukan hanya karena masalah pariwisata yang berlebihan, tetapi juga karena perilaku wisatawan yang gemar berswafoto, yang diduga kuat telah merusak keindahan pantai-pantai di sana.
Seperti halnya banyak destinasi wisata populer lainnya, awalnya media sosial dan influencer diharapkan dapat mengalihkan perhatian wisatawan dari lokasi yang sudah ramai ke tempat-tempat yang belum banyak diketahui. Namun, strategi ini justru berbalik menjadi masalah. Wisatawan berbondong-bondong mendatangi destinasi terpencil dengan ekosistem yang rapuh, hanya untuk mendapatkan foto yang menarik untuk diunggah ke media sosial.
Akibatnya, kepadatan pengunjung di kawasan tersebut meningkat secara signifikan, memicu kemarahan warga setempat yang menentang praktik pariwisata berlebihan. “Strategi ini malah menimbulkan efek yang bertentangan dengan tujuan awal dan bertentangan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya membatasi dampak negatif pariwisata,” ujar seorang juru bicara dari departemen pariwisata Balearic, seperti yang dilaporkan oleh Daily Mail.
Strategi yang Menjadi Bumerang
Salah satu contoh nyata dari permasalahan ini adalah Caló des Moro, sebuah teluk kecil di Mallorca yang idealnya hanya dapat menampung sekitar 100 orang. Setelah seorang influencer mempromosikan tempat ini, jumlah wisatawan yang datang setiap hari melonjak drastis, memberikan tekanan besar pada ekosistem yang rentan.
Pada bulan Juni tahun lalu, María Pons, wali kota setempat, mengungkapkan bahwa teluk tersebut dipadati hingga 4.000 orang dan 1.200 kendaraan setiap harinya. Sebagai respons, pemerintah setempat akhirnya menghapus semua gambar Caló des Moro dari situs web resmi mereka.
Dampak pariwisata berlebihan di Caló des Moro sangat merugikan. Sekitar enam ton pasir menghilang dari teluk tersebut setiap tiga bulan. Setiap hari, sekitar 70 kilogram pasir hilang akibat tergerus alas kaki atau handuk. Teluk yang ikonik ini dapat dicapai dengan menuruni bebatuan dan melewati 120 anak tangga yang curam. Sayangnya, banyak sampah yang ditinggalkan oleh para wisatawan.
Pada bulan Juni tahun lalu, penduduk setempat melakukan aksi protes terhadap kehadiran wisatawan di kawasan tersebut. Mereka membawa spanduk bertuliskan ‘Mari kita merebut kembali pantai kita’. Selain itu, mereka juga membagikan selebaran di area parkir mobil yang berisi imbauan agar wisatawan meninggalkan kawasan Caló des Moro.
Selain di Mallorca, pemerintah setempat di Kepulauan Balearic juga menutup akses ke Es Vedra, salah satu lokasi ikonik untuk menikmati pemandangan indah di Ibiza. Keputusan ini diambil setelah warga setempat mengeluhkan kepadatan pengunjung yang berlebihan dan banyaknya sampah yang dibuang sembarangan.
Pilihan editor: Aktivis Anti-Turis Menyerbu Pantai di Mallorca, Spanyol, Menuntut Turis untuk Pulang