Matahari Department Store (LPPF) Tebar Dividen Rp 300 per Saham

- Penulis

Kamis, 10 April 2025 - 17:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kabar gembira bagi para pemegang saham PT Matahari Department Store Tbk (LPPF)! Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang diselenggarakan pada hari Kamis, 10 April, telah menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp 300 per saham dari laba bersih perusahaan untuk tahun buku 2024.

Menurut pengumuman resmi yang disampaikan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), pembayaran dividen tunai final ini dijadwalkan pada tanggal 29 April 2025. Ketentuan ini selaras dengan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep00023/BEI/03-2015.

“Perseroan memutuskan untuk membagikan dividen tunai final dari keuntungan bersih yang diperoleh selama tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2024 (Dividen Final) dengan nilai Rp 300 per saham,” jelas Susanto, Sekretaris Perusahaan Matahari Department Store, sebagaimana dikutip pada Kamis (10/4).

Dividen final ini akan diberikan kepada para pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan per tanggal 23 April 2025, hingga pukul 16.00 WIB (tanggal pencatatan).

Selain pembagian dividen, RUPST Matahari juga memberikan lampu hijau untuk program pembelian kembali (buyback) saham-saham yang telah diterbitkan oleh perusahaan. Jumlah saham yang akan dibeli kembali adalah maksimal 10 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor Perseroan.

Baca Juga :  IHSG Anjlok karena Trump: Strategi Cerdas Pilih Saham Potensial!

Dana yang dialokasikan untuk pelaksanaan pembelian kembali saham ini mencapai maksimal Rp 150 miliar. Program buyback ini direncanakan berlangsung selama 12 bulan, dimulai setelah perseroan memperoleh persetujuan resmi dari rapat.

Sebelumnya, Matahari telah mencatatkan total penjualan sebesar Rp 12,3 triliun, sedikit menurun sebesar 2,0 persen dibandingkan tahun 2023, dengan pertumbuhan penjualan di toko yang sama (SSSG) juga mengalami penurunan sebesar 1,7 persen. Namun demikian, laba bersih perusahaan justru mengalami peningkatan signifikan sebesar 22,5 persen, mencapai Rp 828 miliar.

Monish Mansukhani, CEO Matahari, menyampaikan bahwa meskipun terjadi perlambatan dalam belanja konsumen kelas menengah, kinerja perusahaan di tahun 2024 mencerminkan komitmen mereka terhadap profitabilitas.

“Seiring dengan penyempurnaan strategi untuk tahun 2025, kami akan terus fokus pada penguatan fundamental ekonomi perusahaan dan peningkatan kualitas produk untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan,” ungkapnya dalam keterangan resmi.

Beliau menambahkan bahwa kondisi ini mencerminkan tantangan yang berkelanjutan dalam perilaku belanja konsumen, terutama selama periode Lebaran dan kuartal keempat. Terlepas dari tantangan tersebut, margin kotor perusahaan berhasil meningkat menjadi 34,6 persen, naik dari 34,2 persen di tahun 2023, berkat kehadiran produk-produk yang lebih inovatif.

Baca Juga :  Fintech Lending Dilarang Melakukan Sejumlah Hal Ini Dalam Menjalankan Kegiatan Usaha

Peningkatan margin ini, bersama dengan efisiensi dalam pengelolaan biaya operasional dan keuangan, membantu mengkompensasi perlambatan penjualan dan menghasilkan EBITDA sebesar Rp 1,4 triliun, sedikit menurun sebesar 0,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Sepanjang tahun 2024, Matahari fokus pada sejumlah inisiatif strategis, termasuk pengembangan merek eksklusif yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen muda dan modern. SUKO terus mengalami ekspansi dengan menjangkau 79 gerai, sementara ZES, merek eksklusif terbaru, secara resmi diluncurkan pada kuartal keempat 2024 untuk menyasar konsumen yang peduli dengan tren fesyen.

Selain itu, Matahari juga melakukan optimalisasi portofolio gerainya dengan menutup 13 gerai yang kurang berkinerja baik, sehingga menghasilkan peningkatan EBITDA sebesar Rp 13 miliar. Di ranah bisnis online, Matahari memperluas variasi produknya melalui kerjasama dengan berbagai merek konsinyasi, yang berkontribusi sebesar 41 persen terhadap total bisnis konsinyasi Matahari.

Berita Terkait

Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?
Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025
Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030
Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)
Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025
Pendapatan United Tractors (UNTR) Naik 6% di Kuartal I-2025, Laba Bersih Turun 30%
PTPP Rugi di Kuartal Pertama 2025: Penurunan Pendapatan dan Laba Signifikan
PTPP Tingkatkan Kinerja: Divestasi Anak Usaha dan Pelepasan Jalan Tol

Berita Terkait

Kamis, 1 Mei 2025 - 15:11 WIB

Investor Asing Lepas Rp20 Triliun: Saham-Saham Apa Saja yang Dilepas Besar-besaran Sebulan Terakhir?

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:35 WIB

Lippo Cikarang Bukukan Penjualan Rp 323 Miliar di Kuartal Pertama 2025

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:11 WIB

Bahlil Yakin Target Produksi Migas 1 Juta Barel Tercapai 2030

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:51 WIB

Laba Bersih Naik di Kuartal I 2025, Simak Rekomendasi Saham Indosat (ISAT)

Kamis, 1 Mei 2025 - 13:31 WIB

Analisis Saham PTPP: Prediksi Kinerja dan Rekomendasi Investasi 2025

Berita Terbaru

technology

Xiaomi Poco F7 Ultra vs iPhone 14: Adu Spesifikasi, Harga Sama!

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:55 WIB

entertainment

Solo Menari: Daya Tarik Wisata Budaya yang Memikat di Kota Solo

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:51 WIB

technology

Meta AI Rilis: Penantang ChatGPT dari Induk Facebook!

Kamis, 1 Mei 2025 - 14:43 WIB