SAMPIT – Sebuah era perjalanan wisata di Sungai Mentaya, menggunakan kapal pesiar kebanggaan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), tampaknya akan segera berakhir. Kapal yang dulunya memanjakan wisatawan dengan pesona sungai kini bersiap memasuki babak baru: proses lelang.
Bima Ekawardhana, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kotim, menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena kapal tersebut tak lagi memenuhi standar keselamatan dan kelayakan operasional. Hal ini didasarkan pada evaluasi teknis mendalam yang dilakukan oleh tim ahli.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan menyeluruh, tim menyimpulkan bahwa kapal wisata ini sudah tidak layak digunakan. Usianya sudah mencapai dua dekade, dan kondisi fisiknya menunjukkan tanda-tanda kerusakan signifikan, termasuk kebocoran dan bagian-bagian yang keropos,” ungkapnya pada hari Senin (19/5/2025).
Oleh karena itu, rencana pelelangan kini menjadi agenda utama sebagai solusi terbaik. Hasil kajian dan rekomendasi dari tim telah diserahkan kepada Bupati Kotim dan saat ini sedang menunggu keputusan resmi. Walaupun belum ada ketetapan final, indikasi persetujuan tampaknya mengarah pada penghapusan aset tersebut.
“Tim pengkaji secara tegas merekomendasikan agar kapal ini dilelang. Meskipun keputusan resmi dari Bapak Bupati belum keluar, komunikasi informal menunjukkan bahwa kemungkinan besar beliau akan menyetujui agar kapal ini tidak lagi dioperasikan,” imbuh Bima.
Apabila pelelangan disetujui, dana yang diperoleh dari penjualan kapal akan disalurkan sebagai bagian dari pendapatan daerah. Untuk menetapkan harga yang sesuai, Disbudpar Kotim akan bekerja sama dengan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Pangkalan Bun. Mereka akan melakukan penilaian harga secara profesional berdasarkan prosedur yang berlaku.
“Dulu, nilai kapal ini diperkirakan sekitar Rp800 juta, namun tentu saja ada penurunan nilai yang signifikan karena tingkat kerusakannya cukup berat,” jelasnya lebih lanjut.
Meskipun demikian, Pemerintah Kabupaten Kotim tetap membuka peluang untuk menghadirkan kapal wisata baru di masa depan. Akan tetapi, realisasi rencana ini sangat bergantung pada stabilitas keuangan daerah, yang saat ini masih dalam proses pemulihan.
“Bapak Bupati telah memberikan arahan agar pengadaan kapal baru dapat dipertimbangkan kembali jika anggaran daerah sudah mencukupi. Kita semua berharap agar rencana ini dapat terwujud di masa mendatang,” tutupnya. (mif)