Dua Petarung Indonesia Tumbang di Road to UFC 4, Jeka Saragih Ungkap Akar Masalah
Dua jagoan Indonesia, Rio Tirto dan Deni Daffa, harus mengakui keunggulan lawan dalam ajang Road to UFC 4 yang berlangsung di Shanghai, China, pada 22-23 Juni lalu. Hasil minor ini menjadi sorotan, terutama dari sesama petarung MMA Indonesia yang kini berkiprah di UFC, Jeka Saragih.
Rio Tirto, yang juga merupakan petarung One Pride MMA, harus mengakui keunggulan cepat Aaron Tau dari Selandia Baru. Serangan gencar sejak awal laga membuat Rio tak mampu bertahan lebih dari dua menit. Sementara itu, Deni Daffa mengalami nasib serupa saat berhadapan dengan Ren Yawei. Deni terpaksa menyerah setelah terkena kuncian yang membuatnya tak sadarkan diri di atas ring.
Melihat hasil kurang memuaskan ini, Jeka Saragih, yang dikenal dengan julukan “Si Tendangan Maut,” angkat bicara. Menurutnya, para petarung Indonesia memiliki potensi besar. Namun, ada satu kelemahan mendasar yang menghambat perkembangan MMA di tanah air dibandingkan dengan negara lain.
“Di Indonesia, kelemahan kita adalah pembinaan atlet belum seperti di luar negeri,” ungkap Jeka dalam sebuah wawancara. Ia menyoroti bahwa banyak atlet di Indonesia yang merangkap peran sebagai pelatih, sehingga fokus latihan mereka terpecah. “Di Indonesia, banyak atlet berlatih tetapi juga melatih. Jadi, dia tidak fokus menjadi atlet. Kalau di Amerika, atletnya hanya berlatih. Bagaimana kita bersaing dengan orang-orang seperti ini?” tanyanya retoris.
Jeka melanjutkan, “Kalau kita, 2 bulan mau bertarung baru berlatih sedangkan orang-orang di sini setiap hari berlatih. Bahkan dari kecil sudah latihan…. Anak-anak umur 4-5 tahun sudah belajar BJJ sedangkan saya sendiri baru mendalami BJJ setelah masuk UFC.” Perbedaan ini, menurutnya, menciptakan jurang yang cukup lebar dalam hal persiapan dan penguasaan teknik.
Pria yang berhasil menembus UFC melalui ajang Road to UFC 1 ini juga menyoroti minimnya promotor yang sekaligus menyediakan fasilitas latihan yang memadai. “Ketertinggalan kita jauh. Contohnya di Indonesia itu kebanyakan promotor. Tetapi belum banyak promotor yang juga menyediakan tempat latihan. Kalau pembinaan kita sudah bagus, baru menurut saya kita bisa bersaing,” tegas Jeka.
Jeka Saragih sendiri akan kembali bertarung di ajang UFC pada 9 Juni mendatang. Ia akan menghadapi petarung asal Korea Selatan yang belum terkalahkan, Yoo Joo-sang. Pertandingan ini akan menjadi duel ketiga Jeka di bawah bendera UFC, dan menjadi ujian berat untuk membuktikan kemampuannya di panggung MMA dunia.