Ragamutama.com – , Jakarta – Jepang seringkali dipuji sebagai salah satu negara teraman di dunia bagi para wisatawan. Reputasi ini didukung oleh tingkat kejahatan yang rendah, regulasi kepemilikan senjata api yang sangat ketat, serta penduduknya yang terkenal jujur dan ramah. Namun, seperti halnya setiap sudut Bumi, Jepang pun tidak sepenuhnya bebas dari risiko. Ada beberapa tempat dan aktivitas tertentu yang sebaiknya dihindari demi menjaga keamanan dan kenyamanan perjalanan Anda.
Agar pengalaman berlibur Anda di Jepang berjalan lancar dan berkesan positif, perhatikanlah 10 hal berikut yang sebaiknya tidak Anda lakukan:
1. Mendaki Gunung Fuji di Luar Musim Pendakian Resmi
Banyak wisatawan, khususnya turis asing, sering nekat mendaki Gunung Fuji di luar musim resmi pendakian. Keputusan ini berujung pada operasi penyelamatan yang melibatkan polisi dan tim khusus, mengingat kondisi gunung yang sangat berbahaya di luar periode Juli hingga September. Di luar bulan-bulan tersebut, salju tebal, es licin, dan angin kencang menjadi ancaman serius. Selain itu, fasilitas penyelamatan seperti pondok darurat belum beroperasi penuh, menambah risiko besar bagi para pendaki.
2. Menerima Tawaran Hiburan di Jalanan
Di distrik-distrik ramai seperti Kabukicho atau Roppongi, terutama di malam hari, tidak jarang Anda akan didekati oleh orang-orang yang menawarkan untuk memandu ke bar, klub, atau tempat pijat “khusus”. Ini merupakan salah satu modus penipuan yang umum menargetkan wisatawan di Jepang. Mereka kerap menggiring korban ke tempat hiburan malam yang memasang harga selangit atau bahkan ilegal, kemudian menguras habis uang wisatawan dengan berbagai cara licik.
3. Terjebak dalam Bar “Bottakuri”
“Bottakuri” adalah istilah untuk bar palsu yang dirancang untuk menjebak pelanggan. Sekilas, tempat ini tampak seperti bar biasa, namun di dalamnya, mereka memangsa orang-orang yang lengah, mabuk, atau terlalu polos. Mereka mungkin menawarkan promo ‘minum sepuasnya’ namun dengan biaya tersembunyi yang sangat mahal, yang baru akan ditagih belakangan. Bahkan, sekadar berbincang dengan pelayan pun bisa dikenakan biaya tak terduga, sebagaimana diulas oleh Japan Today. Untuk menghindari penipuan ini, selalu waspada terhadap penawaran yang terlalu menarik atau tempat yang tidak transparan mengenai harga.
4. Membeli atau Menjual Narkoba
Hukum di Jepang sangat ketat terkait kepemilikan narkoba, termasuk ganja. Meskipun tidak diancam hukuman mati, pelanggaran ini dapat berujung pada hukuman penjara hingga 10 tahun, denda besar mencapai 5 juta yen (sekitar Rp 554 juta), dan deportasi. Menyelundupkan atau menjual narkoba bahkan menghadapi hukuman yang lebih berat, bahkan bisa sampai penjara seumur hidup. Jadi, demi keselamatan Anda, hindari segala bentuk keterlibatan dengan barang haram ini.
5. Meremehkan Musim Panas di Jepang
Musim panas di Jepang memang penuh pesona dengan festival kembang api tradisional dan semangka lezat. Namun, periode antara pertengahan Juni hingga akhir September juga dikenal sangat mematikan. Panas ekstrem dan kelembapan tinggi mengubah Jepang menjadi sauna raksasa. Meskipun cuaca panas sudah menjadi ciri khas, perubahan iklim kini memperburuk kondisinya. Jika Anda berkunjung di musim panas, pastikan untuk melindungi diri dari sengatan matahari, kenakan pakaian yang tepat, gunakan metode pendinginan, dan minum banyak air untuk menghindari risiko kesehatan serius.
6. Mendaki atau Bermain Ski di Luar Jalur yang Ditentukan
Jepang memiliki tiga spesies beruang di wilayah liarnya, terutama di Honshu, Hokkaido, dan Shikoku. Pada tahun 2023, tercatat lebih dari 200 serangan beruang dengan sejumlah korban jiwa. Selain ancaman satwa liar, mendaki atau bermain ski di luar jalur resmi juga sangat meningkatkan risiko cedera serius, tersesat, atau kelelahan. Data tahun 2024 menunjukkan 2.946 insiden kecelakaan gunung yang melibatkan 3.357 orang, menjadi tahun tertinggi ketiga yang pernah tercatat, dengan 300 orang meninggal atau hilang dan 1.390 orang terluka.
7. Meremehkan Kekuatan Laut Jepang
Jepang diberkahi dengan pantai-pantai yang memukau dari Okinawa hingga Hayama. Namun, para pengunjung harus ekstra hati-hati. Laut yang tampak tenang di permukaan dapat dengan cepat berubah menjadi sangat berbahaya karena adanya arus balik atau rip current. Arus ini dapat menyeret perenang jauh ke tengah laut dalam sekejap. Untuk menghindari risiko terjebak, pastikan Anda selalu berenang di area yang telah ditentukan dan diawasi.
8. Melakukan Eksplorasi Perkotaan (Haikyo)
“Haikyo,” yang secara harfiah berarti “reruntuhan terbengkalai” dalam bahasa Jepang, merujuk pada subkultur eksplorasi bangunan-bangunan kosong. Banyak orang tertarik untuk mendokumentasikan situs-situs ini melalui fotografi. Meskipun para penggemar Haikyo umumnya berniat baik, menghabiskan waktu di bangunan yang runtuh jelas menimbulkan risiko bahaya fisik seperti bangunan ambruk. Selain itu, sebagian besar situs haikyo adalah milik pribadi, sehingga memasukinya merupakan pelanggaran hukum dan dapat berujung pada konsekuensi serius.
9. Memulai Perkelahian di Depan Umum
Jepang menjunjung tinggi harmoni sosial dan sangat tidak menyukai konfrontasi. Jika Anda terlibat atau memulai perkelahian dengan siapa pun, konsekuensinya bisa jauh lebih serius daripada yang Anda bayangkan. Jepang memiliki undang-undang pembelaan diri yang sangat ketat; Anda hanya diizinkan melawan jika ancamannya langsung, tidak dapat dihindari, dan respons Anda proporsional. Namun, begitu Anda memukul, tidak ada jalan untuk melarikan diri dari konsekuensi hukum. Orang di sekitar kemungkinan besar akan merekam atau melaporkan tindakan agresif Anda kepada polisi.
10. Tidak Siap Menghadapi Gempa Bumi
Berada di Cincin Api Pasifik membuat Jepang sangat rawan gempa bumi. Meskipun sebagian besar gempa yang terjadi nyaris tidak terasa, terkadang gempa besar dan merusak bisa terjadi. Sangat penting bagi setiap pengunjung untuk mempersiapkan diri. Unduh panduan bencana resmi Jepang untuk mempelajari cara melindungi diri Anda selama gempa bumi dan langkah-langkah yang harus diambil setelahnya. Kesiapsiagaan adalah kunci keselamatan di negara ini.