K-Hiking di Seoul: Fenomena Mendaki Gunung Perkotaan yang Digandrungi Wisatawan Asing
Jakarta – Fenomena unik bernama K-hiking kini menjadi daya tarik terbaru bagi wisatawan yang berkunjung ke Seoul, Korea Selatan. Istilah ini merujuk pada kegiatan mendaki gunung-gunung yang berada di area perkotaan Korea, dan popularitasnya terus meroket, salah satunya berkat kemudahan akses yang ditawarkannya. Aktivitas ini bukan hanya digemari penduduk lokal, tetapi juga menjadi magnet kuat bagi turis mancanegara.
Lonjakan jumlah wisatawan asing yang menjelajahi pegunungan Korea terlihat jelas dari data terbaru. Menurut Seoul Hiking Tourism Center, hingga 3 Juni 2025, lebih dari 95.000 orang telah mengunjungi ketiga cabang pusat wisata hiking ini. Menariknya, lebih dari 26.000 di antaranya adalah wisatawan asing, menunjukkan minat global yang signifikan terhadap pengalaman mendaki gunung di jantung kota Seoul.
Seoul Hiking Tourism Center sendiri telah membuka cabang-cabangnya secara bertahap. Cabang Bukhansan diresmikan pada tahun 2022, disusul oleh cabang Bugaksan setahun kemudian. Terakhir, cabang Gwanaksan baru dibuka pada tahun ini. Komposisi pengunjung di pusat-pusat ini pun bervariasi; di Bugaksan, hampir 50 persen pengunjung adalah turis asing, sementara di Bukhansan angkanya bahkan lebih tinggi, mendekati 70 persen. Berbeda dengan dua lainnya, Pusat Gwanaksan yang terkenal dengan jalur menantangnya justru lebih banyak melayani pendaki berpengalaman dari Korea.
Pusat-pusat wisata hiking ini memainkan peran krusial sebagai sentra informasi dan tempat peristirahatan yang nyaman bagi mereka yang ingin menjelajahi lanskap pegunungan perkotaan Seoul. Layanan informasi yang diberikan tersedia dalam berbagai bahasa, termasuk Inggris dan Jepang, mempermudah wisatawan asing dalam merencanakan pendakian mereka. Bagi pendaki yang tidak membawa perlengkapan, pusat ini juga menyediakan fasilitas penyewaan peralatan hiking seperti sepatu bot, pakaian, dan tongkat jalan dengan harga terjangkau, mulai dari 2.000 hingga 5.000 won, atau sekitar Rp 24.000 hingga Rp 60.000. Selain itu, fasilitas loker, ruang tunggu, dan kamar mandi juga tersedia untuk kenyamanan pengunjung.
Lee Chan-ho, seorang pejabat dari Organisasi Pariwisata Seoul, mengungkapkan rasa terkejutnya melihat dominasi wisatawan asing di Pusat Bukhansan. Ia awalnya memperkirakan rasio wisatawan asing dan penduduk lokal adalah 50:50 ketika pusat itu pertama kali dibuka tiga tahun lalu. Namun, kenyataannya menunjukkan bahwa lebih dari dua pertiga pengunjung kini adalah turis asing, membuktikan daya tarik luar biasa mendaki gunung Korea di mata dunia, bahkan untuk Gunung Bukhansan yang relatif kurang mudah diakses.
Menurut Lee, keberhasilan pegunungan di Seoul terletak pada beberapa keunggulan utama: jalur pendakian yang sangat beragam, tingkat keamanan yang tinggi, aksesibilitas yang mudah, serta ketersediaan koneksi WiFi di area gunung. Para pendaki dapat menemukan jalur yang sesuai dengan preferensi mereka, mulai dari lembah yang tenang, punggung bukit yang memukau, pemandangan kota yang spektakuler, hingga jalur yang lebih menantang.
Bagi Anda yang tertarik untuk merasakan sensasi K-hiking, Lee sangat merekomendasikan tiga gunung ikonik di Seoul: Gunung Bukhan, Gunung Bugak, dan Gunung Gwanak. Selain itu, ia juga menyarankan Gunung Acha di sisi timur dan Gunung Cheonggye di sisi selatan, yang sama-sama mudah dijangkau dan menawarkan pemandangan kota yang memukau sebagai hadiah setelah pendakian.
*
Pilihan editor:** [Tautan ke artikel terkait, sesuai dengan format asli]