Desa wisata Teritip yang terletak di Balikpapan timur bagaikan menyimpan sebuah permata tersembunyi yang memadukan keindahan alam, budaya tradisional, dan pengalaman kuliner yang unik.
Berbagai jajanan khas Jawa dan nusantara tersedia, dari cenil dan gethuk, jamu tradisional, pecel pringgondani yang disajikan menggunakan daun jati sebagai alas, memberikan aroma khas dan sensasi makan yang lebih alami.
Nasi liwet alas daun pisang, juga menambah keseruan berada di desa wisata yang berada di tengah hutan Kalimantan. Cara makannya pun unik yaitu menggunakan daun pisang dan dimakan beramai-ramai, menambah keakraban di antara pengunjung.
Penulis juga menikmati sensasi segar minuman tradisional, yang ada di pasar tumpah. Namanya cendol pringgondani, yang dibuat dengan bahan alami, dari tepung beras dan daun pandan asli yang diolah secara tradisional tanpa pewarna buatan. Ditambah santan segar dan kelapa muda, dicampur dengan gula aren khas Kalimantan. Disajikan dalam batok kelapa atau gelas tanah liat, seakan berada di zaman kerajaan Nusantara.
***
Koin Kayu alat Tukar Ramah Lingkungan
Sebelum memasuki pasar tumpah, pengunjung terlebih dahulu dikenakan tiket masuk kebun sebesar Rp.6.000 dan menukarkan uang asli dengan koin kayu di loket penukaran di pintu masuk pasar.
Koin kayu bukan hanya berfungsi sebagai alat tukar, tetapi juga menjadi bagian konsep ekowisata yang mengurangi penggunaan uang kertas dan plastik. Kayu yang digunakan membuat koin kayu juga dari hasil limbah perkebunan, sehingga tidak merusak lingkungan.
Keunikan di pasar tumpah, menjadi pengalaman pertama bagi penulis dan rekan-rekan kepala sekolah lainnya yang berada di bukit pringgondani, Balikpapan. Walaupun beberapa kali ngetrip ke balikpapan, baru kali ini mampir di pasar tumpah desa wisata teritip.
***
Buah Lokal, Aroma manis dengan Suasana Tradisional
“Silahkan, dicoba Mas, manis lho!” ujar Pak Samin, sambil menawarkan sepotong buah sawo sebagai contoh sebelum membeli. Disebelahnya ada buah sontol, yang sudah lama tak terlihat di pasar-pasar, ternyata dipasar tumpah bukit Pringgondani, ada di jual.
Buah-buah yang dijual di pasar tumpah Pringgondani tidak hanya segar, tetapi juga memiliki cita rasa khas karena ditanam secara alami, tanpa bahan kimia berlebih. Diantara buah-buahan yang menjadi favorit pengunjung yaitu: rambutan kalimantan, salak pondoh, mangga harum manis, pisang raja, dan duku teritip.
Selain menjual buah-buah lokal secara utuh, beberapa pedagang juga menjual rujak buah segar dengan bumbu kacang pedas manis yang dibuat langsung ditempat dengan menggunakan ulekan batu. Sensasi rasa asam, dan manisnya menggugah selera, menjadi rujak ini menjadi salah satu hidangan yang paling dicari di pasar.
Di sela-sela kesibukan berjualan, para pedagang saling berbincang, bertukar cerita tentang kebun mereka, dan sesekali tertawa bersama pelanggan.
“Mbak, ini asli ya dawetnya?” tanyaku sambil memberikan satu koin kayu kepada penjualnya. Penjualnya, mengenakan balutan pakain kebaya khas wanita Jawa pada umumnya di pedesaan.
“Asli mas, ini dibuat dari tepung beras, daun pandan, dan juga gula aren asli, tanpa menggunakan pemanis buatan.” jawabnya dengan ramah, sambil tersenyum.
“Enggak asli!” celetuk Pak Sukiman, sambil menggoda sang penjual es dawet.
“Maksudnya mas?” Tanya si penjual kembali.
” Kamu orang Jawa, apa bukan?”
“Bukan mas, saya orang bugis” jawabnya sambil tertawa kecil.
“Nahkan, enggak aslikan?” Balas Pak Sukiman. Pembicaraan antara penjual dan pembeli menjadi akrab.
Pasar tumpah bukan hanya tempat jual beli, tetapi juga ruang interaksi sosial yang mempererat hubungan antarwarga. Baik antar sesama pembeli dan penjual di pasar tumpah.
***
Pasar Keramat, Perayaan Budaya Nusantara
Hal unik lainnya, setiap hari Sabtu pertama di awal bulan, Taman Wisata Bukit Pringgondani mengadakan Pasar Keramat. Yang menampilkan kekayaan budaya dari berbagai daerah di Indonesia. Selain kuliner khas, pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan kolosal yang menceritakan legenda atau kisah tradisional, memberikan pengalaman edukatif dan menghibur.
Pasar keramat yang di selenggarakan pada hari tertentu, ditengah rimbunnya pepohonan dan suasana yang kental dengan nuansa budaya Jawa.
Berbeda dari pasar biasa, pasar keramat tidak hanya menjadi tempat jual beli, tetapi juga memiliki unsur mistis, spiritual, dan tradisi yang dipercaya oleh masyarakat setempat.
Setiap bulan pada hari tertentu yang dianggap sakral, pasar ini ramai dikunjungi, bukan hanya oleh warga sekitar, tetapi juga oleh peziarah, wisatawan, bahkan orang-orang dari luar daerah yang ingin merasakan keunikan tradisi yang masih lestari di Kalimantan timur.
***
Asal-usul dan Mitos Pasar Keramat
Penulis menyempatkan diri berbincang dengan seorang penjual di pasar tumpah, mengenai mitos seputar pasar keramat yang ada di bukit Pringgondani, pada hari tertentu.
Menurut cerita turun-temurun, Pasar Keramat sudah ada sejak zaman dulu, sebelum Desa Teritip dikenal sebagai Desa Wisata. Konon, pasar ini dulunya adalah tempat bertemunya para pedagang dari berbagai daerah, termasuk Jawa, Kalimantan dan Sulewesi. Namun, yang membuatnya istemewa adalau aura mistis yang selalu menyelimuti tempat ini.
Beberapa penduduk percaya bahwa pasar ini memiliki penjaga gaib yang menjaga ketertiban dan keseimbangan alam di sekitar bukit pringgondani. Bahkan, ada mitos yang mengatakan bahwa pada malam-malam tertentu, suara ramai transaksi pasar bisa terdengar, padahal tidak ada aktivitas disana. Oleh karena itu, sebelum pasar dibuka, selalu ada ritual adat yang dilakukan untuk meminta izin kepada para leluhur dan penjaga gaib.
Seringkali juga ritual khusus yang dipimpin oleh tetua adat atau juru kunci desa. Ritual ini bisa berupa doa bersama, pertunjukan tari sakral, hingga pentas wayang kulit yang menceritakan pewayangan dengan pesan moral yang mendalam.
Bagi wisatawan yang berkunjung, Pasar keramat memberikan pengalaman yang tidak biasa. Selain bisa menikmati suasana pasar tradisional yang unik, pengunjung juga bisa merasakan atmosfir mistis menyelimuti tempat ini.
***
Kesimpulan
Pasar tumpah, Desa Wisata Teritip yang terletak di Balikpapan Timur, bukan sekedar pasar biasa-Ia adalah tempat yang menyimpan sejarah, budaya, dan kepercayaan yang masih dijaga hingga kini.
Dengan suasana yang kental dengan nuansa tradisional, transaksi unik menggunakan koin kayu, hingga ritual dan pertunjukan mistis yang mengundang rasa penasaran, pasar ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang wajib dikunjungi bagi mereka yang ingin merasakan sisi lain dari wisata budaya di Kalimantan Timur.
Jika Sahabat pembaca, Kompasianer yang Budiman, penasaran dengan pasar tumpah di Bukit Pringgondani, jangan lupa berkunjung pada waktu yang tepat dan siapkan diri untuk merasakan sensasi berbelanja di pasar yang penuh aura magis dan nilai budaya yang mendalam!. (*)
Penulis : Riduannor
Lokasi : Desa wisata Teritip, bukit Pringgondani, Balikpapan Timur.