AS Buka Keran Ekspor Software Chip ke China: Apa Artinya?

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 4 Juli 2025 - 09:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Pemerintah Amerika Serikat pada Kamis (3/7/2025) secara resmi mencabut larangan ekspor perangkat lunak desain chip, atau yang dikenal sebagai Electronic Design Automation (EDA), ke China. Kebijakan ini merupakan langkah signifikan dalam dinamika hubungan teknologi antara kedua negara adidaya.

Keputusan pencabutan tersebut dikonfirmasi melalui keterangan resmi yang didistribusikan oleh Biro Industri dan Keamanan (Bureau of Industry and Security/BIS) dari Departemen Perdagangan AS kepada sejumlah vendor perangkat lunak EDA. Sebelumnya, pada akhir Mei 2025, pemerintah AS menetapkan persyaratan lisensi ketat bagi perusahaan-perusahaan AS yang berkeinginan mengekspor teknologi krusial ini ke China.

Perangkat lunak EDA sendiri merupakan elemen fundamental dalam proses perancangan, pengujian, dan validasi chip semikonduktor. Pembatasan ekspor sebelumnya diberlakukan atas dasar kekhawatiran AS bahwa China memanfaatkan teknologi tersebut untuk tujuan militer dan memajukan perekonomiannya, sehingga berpotensi menjadi pesaing yang lebih tangguh di berbagai sektor. Larangan ini, yang berlaku selama sekitar enam pekan, kini telah dicabut oleh BIS.

Menurut surat edaran BIS yang diterima oleh sejumlah penyedia solusi EDA terkemuka seperti Synopsys, Siemens, dan Cadence Design System, kontrol ekspor atas produk dagangan mereka telah berakhir. Synopsys menyatakan, “Pada 2 Juli, Synopsys menerima surat dari BIS yang menerangkan bahwa pembatasan ekspor ke China, seperti dimuat pada surat 29 Mei 2025, kini telah dibatalkan dan segera berlaku.” Sementara itu, Siemens menambahkan bahwa larangan BIS ini awalnya ditetapkan pada 23 Mei 2025 dan dicabut per 3 Juli 2025, meskipun alasan spesifik di balik pencabutan tersebut tidak dijabarkan oleh BIS.

Baca Juga :  Google Luncurkan Doppl, Pakai AI untuk Jajal Pakaian secara Virtual

Pencabutan larangan ekspor EDA ini, sebagaimana dilansir Toms Hardware, dapat dipahami sebagai respons AS terhadap pembatasan ekspor logam tanah jarang oleh China, sebuah material vital bagi industri dan pertahanan Amerika Serikat. Sebuah kesepakatan penting tercapai pekan lalu, di mana AS berkomitmen untuk mengizinkan penjualan perangkat lunak pengembangan chip, pengiriman etana, hingga mesin pesawat. Ini sebagai imbalan atas janji China untuk mempercepat izin ekspor material strategis yang dibutuhkan AS. Akhirnya, pembatasan ekspor EDA memang dicabut, menepati janji AS kepada China, sebagaimana dihimpun KompasTekno dari The Register, Jumat (4/7/2025).

Meskipun larangan ekspor perangkat lunak EDA telah dicabut, ketegangan geopolitik antara AS dan China belum sepenuhnya mereda. Kedua negara terus memanfaatkan kekuasaan masing-masing untuk menetapkan batasan teknologi, termasuk melarang masuknya inovasi kompetitor ke wilayah negaranya. Salah satu contoh terbaru adalah pemblokiran akses chatbot AI China, DeepSeek, pada perangkat milik pemerintah AS pada Maret 2025.

Baca Juga :  Internet 10 Gbps Cina: Ancaman Smartphone dan Masa Depan Digital?

Departemen Perdagangan AS mengeluarkan pesan internal kepada para pegawainya yang berbunyi, “Untuk membantu menjaga sistem informasi Departemen Perdagangan aman, akses ke AI China baru, DeepSeek, secara umum dilarang di semua GFE (Government Furnished Equipment) atau peralatan yang disediakan oleh pemerintah.” Pesan tersebut lebih lanjut memperingatkan, “Jangan mengunduh, melihat, atau mengakses aplikasi apapun, baik aplikasi desktop atau situs web yang berkaitan dengan DeepSeek.” Pada saat itu, Departemen Perdagangan tidak memberikan tanggapan resmi mengenai hal ini, sehingga sanksi bagi pelanggar tidak diketahui secara publik.

Sebelum Departemen Perdagangan, DeepSeek sudah terlebih dahulu dilarang di Kantor Administrasi Kepala DPR AS, di mana pegawai dilarang menginstal aplikasi DeepSeek di perangkat inventarisasi pemerintah seperti smartphone, komputer, atau tablet. Larangan serupa juga telah diberlakukan di institusi pertahanan penting seperti Badan Pertahanan AS (Pentagon), Angkatan Laut, dan NASA. Lebih jauh, pemerintah federal AS juga sedang menggodok Rancangan Undang-undang (RUU) yang akan melarang tegas penggunaan DeepSeek di wilayahnya, dengan ancaman hukuman penjara dan denda bagi individu maupun korporasi yang melanggar.

Berita Terkait

vivo Y19s GT 5G Rilis: HP 5G Entry-Level AI Harga Terjangkau!
Harga iPhone Juli 2025: iPhone 16 Diskon, iPhone 15 Turun Drastis!
AI Harus Bermanfaat! Menkominfo Beri Pesan ke Pengembang
HDMI 2.2: Bandwidth 96 Gbps, Siap Gebrak Layar Masa Depan!
Aplikasi Kamera Xiaomi Dirombak: Respon atas Keluhan Pengguna
Samsung A26 5G vs POCO X7 Pro 5G: Pilih Mana, Spek Gahar Harga Terbaik?
Resmi Harga HP iPhone 15 Original iBox Warna Pink Kapasitas 128 GB Turun Rp 3 Juta Hari ini
Cara Menggunakan Gemini di Google Messages

Berita Terkait

Jumat, 4 Juli 2025 - 22:11 WIB

vivo Y19s GT 5G Rilis: HP 5G Entry-Level AI Harga Terjangkau!

Jumat, 4 Juli 2025 - 13:53 WIB

Harga iPhone Juli 2025: iPhone 16 Diskon, iPhone 15 Turun Drastis!

Jumat, 4 Juli 2025 - 12:28 WIB

AI Harus Bermanfaat! Menkominfo Beri Pesan ke Pengembang

Jumat, 4 Juli 2025 - 11:35 WIB

HDMI 2.2: Bandwidth 96 Gbps, Siap Gebrak Layar Masa Depan!

Jumat, 4 Juli 2025 - 09:34 WIB

AS Buka Keran Ekspor Software Chip ke China: Apa Artinya?

Berita Terbaru

entertainment

Liam Gallagher Minta Maaf: Rasis di X Ancam Tur Reuni Oasis?

Jumat, 4 Jul 2025 - 22:28 WIB

technology

vivo Y19s GT 5G Rilis: HP 5G Entry-Level AI Harga Terjangkau!

Jumat, 4 Jul 2025 - 22:11 WIB

Uncategorized

Surrender vs. Tomorrow Never Dies: Drama Lagu Tema James Bond!

Jumat, 4 Jul 2025 - 21:53 WIB

entertainment

Mita The Virgin Ungkap Makna “Cinta Mati 2” Setelah 16 Tahun!

Jumat, 4 Jul 2025 - 21:35 WIB