Pesona Mematikan Gunung Rinjani: Ketika Keindahan Berujung Tragedi bagi Pendaki Minim Persiapan
Gunung Rinjani, dengan puncaknya yang gagah menjulang dan pemandangan alamnya yang menawan, telah lama menjadi magnet bagi para petualang, baik dari dalam maupun luar negeri. Keindahan kalderanya, Danau Segara Anak yang memukau, serta sabana luasnya memang tak tertandingi. Namun, di balik pesona yang memikat, Rinjani juga menyimpan potensi bahaya besar, terutama bagi mereka yang abai terhadap persiapan dan prosedur pendakian.
Masyarakat Lombok, khususnya yang bermukim di sekitar Rinjani, masih memegang teguh kepercayaan bahwa gunung ini bersemayam kekuatan spiritual. Legenda Dewi Anjani, yang diyakini sebagai penguasa salah satu gunung berapi tertinggi di Indonesia ini, menjadi pengingat bagi setiap pendaki untuk senantiasa menjaga niat, pikiran, dan perilaku. Konon, tindakan atau pikiran buruk selama di Rinjani dapat membawa petaka, seperti tersesat ke alam lain oleh pengikut Dewi Anjani, atau bahkan ditimpa kesialan sepulang dari pendakian. Pesan inti selalu sama: jaga diri.
Sejak Gunung Rinjani dibuka kembali pada 3 April 2025, catatan kelam insiden tragis mulai terukir. Terhitung sudah empat kali kecelakaan terjadi di jalur pendakian, dan dua di antaranya berujung pada kematian. Tragedi ini menimpa pendaki dari berbagai negara, mengingatkan kita bahwa keindahan Rinjani menuntut rasa hormat dan persiapan yang matang.
Kronologi Insiden Tragis di Jalur Rinjani Sejak Dibuka Kembali
Berikut adalah rangkuman kecelakaan yang terjadi di Gunung Rinjani sejak pembukaan kembali pada April 2025, seperti yang dihimpun dari berbagai sumber:
1. Pendaki Asal Jawa Timur Tergelincir di Letter E (13 April 2025)
Seorang pendaki berinisial RBA dari Bojonegoro, Jawa Timur, mengalami insiden tergelincir di jalur curam Letter E. Peristiwa ini terjadi saat ia mencoba meraih tongkat pendakiannya yang terjatuh. Meskipun sempat dinyatakan tergelincir, korban berhasil menyelamatkan diri dengan menyisir sisi tebing dan ditemukan kembali oleh tim evakuasi di kawasan Pelawangan 3 dalam kondisi selamat.
2. WNA Malaysia Jatuh di Jalur Menuju Danau Segara Anak (27 April 2025)
Pendaki asal Malaysia berinisial CUC (52) mengalami kecelakaan di jalur pendakian Rinjani via Sembalun, tepatnya 200 meter di bawah Pelawangan, menuju Danau Segara Anak. Korban yang mengalami luka di pergelangan kaki dan beberapa bagian tubuh lainnya ini berhasil dievakuasi oleh tim medis Tanger Rinjani dan Edelweis Medical Help Center ke shelter darurat di Plawangan Sembalun, lalu dibawa turun untuk penanganan lebih lanjut.
3. WNA Malaysia Meninggal Dunia di Jalur Torean (4 Mei 2025)
Tragedi lebih parah menimpa Rennie Bin Abdul Ghani (57), pendaki asal Malaysia lainnya. Ia terjatuh ke jurang sedalam kurang lebih 80 meter di jalur Banyu Urip, Torean. Insiden bermula saat rombongan hendak mengambil air, namun korban memilih terus berjalan dan menolak bantuan ketua rombongan saat melewati jalur bertali pengaman. Korban melepas pegangan tali, terpeleset, dan kehilangan keseimbangan, hingga akhirnya terjatuh. Jenazah Rennie berhasil dievakuasi tim SAR gabungan setelah proses yang memakan waktu 3,5 jam akibat medan yang curam dan kondisi kabut tebal, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Mataram.
4. WNA Brasil Meninggal di Lereng Puncak (21-24 Juni 2025)
Juliana Marins (27), pendaki asal Brasil, dilaporkan terjatuh di lereng puncak Gunung Rinjani, sekitar titik Cemara Nunggal, mengarah ke Danau Segara Anak. Korban diperkirakan jatuh sedalam 150-200 meter, dan kemudian ditemukan meninggal dunia pada 24 Juni 2025 di kedalaman 600 meter. Proses evakuasi yang melibatkan 48 personel dari berbagai unsur SAR, Brimob, dan relawan ini sangat menantang. Upaya evakuasi menggunakan helikopter sempat terhambat cuaca dan kabut tebal. Akhirnya, tim harus melakukan *flying camp* di lokasi karena medan yang sulit dan hari yang gelap, sebelum berhasil mengevakuasi jenazah pada keesokan harinya.
Waspada dan Patuhi SOP Pendakian Rinjani
Untuk mengantisipasi insiden serupa, penting bagi setiap pendaki untuk memahami dan mematuhi prosedur standar operasi (SOP) yang berlaku. Pendaftaran pendakian Rinjani wajib dilakukan secara daring melalui aplikasi eRinjani. Aplikasi ini tidak hanya berfungsi sebagai gerbang masuk, tetapi juga memuat panduan lengkap bagi pendaki domestik maupun mancanegara, termasuk bagi *trekking organizer*, pramuwisata, pemandu, porter, dan penyedia jasa lainnya.
Gunung Rinjani sendiri menawarkan setidaknya enam jalur pendakian resmi:
* Dua di Lombok Utara: Pintu Senaru dan Torean.
* Tiga di Lombok Timur: Sembalun, Timbanuh, dan Tete Batu.
* Satu di Lombok Tengah: Aik Berik.
Setiap jalur memiliki karakteristik dan tingkat kesulitan tersendiri, sehingga persiapan yang matang, baik fisik maupun mental, serta perlengkapan yang memadai, adalah kunci utama keselamatan. Keindahan Rinjani adalah anugerah, namun tanggung jawab untuk mendakinya dengan aman sepenuhnya berada di tangan para petualang. Hormati alam, patuhi aturan, dan persiapkan diri sebaik mungkin demi pengalaman pendakian yang tak terlupakan, bukan tragedi.