Osaka. Halo para petualang! Beberapa tahun lalu, saya dan kelima sahabat saya berkesempatan emas untuk mewujudkan impian kami menjejakkan kaki di Osaka, Jepang. Kami memilih Osaka sebagai destinasi, bukan tanpa pertimbangan matang. Saat itu, kami mendapatkan undangan untuk menghadiri seminar internasional ICONEGS yang bergengsi, yang diselenggarakan di kota yang menawan ini. Tentu saja, itu adalah alasan utama kami. Namun, di balik itu semua, ada berbagai alasan lain yang membuat Osaka begitu menarik.
Osaka adalah kota yang berhasil memadukan keindahan sejarah dan semangat modernitas dengan begitu harmonis. Di satu sisi, Anda dapat menemukan istana megah seperti Osaka Castle, yang berdiri kokoh di tengah taman sakura yang mempesona saat musim semi tiba. Di sisi lain, kota ini juga menawarkan sentuhan futuristik melalui gedung-gedung pencakar langit dan gemerlap lampu di kawasan Dotonbori yang ikonik dan penuh warna. Suasana kota yang dinamis, sistem transportasi umum yang efisien, serta keramahan penduduknya menjadikan Osaka destinasi yang nyaman dan memikat untuk dijelajahi. Tak heran jika banyak wisatawan yang jatuh cinta pada pesona dan kehangatan kota ini.
Kami memutuskan untuk merancang rencana perjalanan kami sendiri, yang berarti kami harus berani menjelajahi semuanya secara mandiri, tanpa bantuan pemandu wisata. Tulisan ini adalah hasil penyempurnaan dari rencana perjalanan yang pernah kami susun. Perlu diingat bahwa kami saat itu adalah mahasiswa dengan anggaran terbatas, jadi kami berusaha untuk melakukan semuanya sehemat mungkin, hahaha.
Oleh karena itu, sebelum saya membagikan rencana perjalanan kami, saya akan memberikan beberapa tips utama yang perlu Anda lakukan sebelum berangkat dari Indonesia. Tipsnya adalah:
Bawa rice cooker mini + makanan instan (abon, rendang, sambal, mie, dsb.)Gunakan Google Translate Kamera untuk mengecek bahan makananAplikasi bermanfaat: Google Maps, Halal Navi, Japan Official Travel AppSimpan lokasi tempat salat secara offlineGunakan tumbler isi air panas dari hotel untuk hemat & praktisSewa Wifi bersama jika pergi rombongan
Tips-tips penting di atas akan sangat berguna bagi Anda selama perjalanan.
Baiklah, para petualang! Mari kita simak rencana perjalanan terbaru yang kami susun khusus untuk Anda, para wisatawan muslim yang ingin menjelajahi Osaka dan Kyoto dengan anggaran terbatas!
RENCANA PERJALANAN OSAKA – KYOTO 5 HARI 4 MALAM RAMAH MUSLIM VERSI HEMAT
Hari 1 — Tiba di Osaka & Menjelajahi Area Namba
Kedatangan di Kansai International Airport (KIX)
Beli ICOCA Card (kartu transportasi prabayar)Naik Nankai Airport Express ke Namba (~930 Yen)Check-in di hostel/guesthouse (direkomendasikan dekat Namba)
Aktivitas:
Berjalan-jalan di Dotonbori (Glico Sign yang ikonis, kanal di malam hari), Shinsaibashi Shopping Arcade, Namba Yasaka Shrine (kuil unik, gratis)Belanja hemat di Don Quijote
Salat: Mushola di Namba City Mall / Kintetsu Department Store
Makan Berbayar (1x): Malam: Ramen Halal Honolu / Halal Kobe Gyudon (~1,000–1,200 Yen)
Estimasi Biaya Hari 1: 2,500–3,000 Yen
Hari 2 — Mengelilingi Osaka dengan Osaka Amazing Pass
Beli Osaka Amazing Pass 1 Hari: 2,800 Yen
Aktivitas:
Osaka Castle — taman gratis, museum bisa masuk dengan passUmeda Sky Building — menikmati pemandangan dari observatorium (gratis dengan pass)Cruise di Dotonbori River (gratis dengan pass)Museum of Housing and Living — mencoba yukata (gratis dengan pass)
Salat: Mushola di Osaka Castle / dekat Umeda
Makan Berbayar (1x): Siang: Matsuri Restaurant (halal & rating bagus) ~1,200 Yen
Estimasi Biaya Hari 2: 3,800–4,000 Yen
Hari 3 — Kyoto: Menikmati Tradisi & Budaya Jepang
Transportasi Osaka–Kyoto: Naik Keihan Line atau JR Special Rapid (sekitar 420–560 Yen)
Aktivitas:
Fushimi Inari Taisha — melihat 1.000 gerbang torii (gratis)Gion — menjelajahi kawasan tradisional (gratis)Ninenzaka & Sannenzaka — berjalan-jalan di jalanan klasik KyotoKiyomizudera — area luar kuil gratis, masuk ke dalam ~400 Yen (opsional)
Salat: Kyoto Masjid (Kyoto Islamic Cultural Center)
atau Mushola di restoran halal (Nefertiti, Ganko Sushi Halal)
Makan Berbayar (1x): Malam: Ganko Sushi Halal atau Naritaya Halal Ramen (~1,000–1,300 Yen)
Estimasi Biaya Hari 3: 2,500–3,000 Yen
Hari 4 — Kyoto: Keindahan Alam & Kembali ke Osaka
Aktivitas:
Arashiyama Bamboo Grove (gratis)Togetsukyo Bridge — jembatan yang ikonis (gratis)Jika waktu memungkinkan: Kyoto Imperial Palace (gratis)
Kembali ke Osaka pada sore/malam hari
Salat: Mushola di Arashiyama Station atau restoran halal
Makan Berbayar (1x): Siang atau malam: Halal ramen / donburi di Kyoto (~1,000 Yen)
Estimasi Biaya Hari 4: 2,000–2,500 Yen
Hari 5 — Berbelanja & Kembali ke Tanah Air
Aktivitas:
Berbelanja oleh-oleh di: Kuromon Ichiba Market dan DAISO / Don QuijoteKembali ke Bandara via Nankai Express (~930 Yen)
Salat: Mushola di Bandara Kansai
Makan Berbayar (1x): Makan siang halal di bandara (opsional ~1,000 Yen)
Estimasi Biaya Hari 5: 2,000 Yen
Kapan Waktu Terbaik untuk Mengunjungi Osaka dan Kyoto?
Waktu yang paling ideal untuk mengunjungi Osaka dan Kyoto adalah pada musim semi, sekitar akhir Maret hingga awal April, ketika bunga sakura bermekaran dengan indahnya. Suhu udara yang sejuk dan pemandangan taman yang dipenuhi bunga menciptakan suasana yang sangat mempesona dan romantis, sangat cocok untuk berfoto dan menikmati jalan-jalan santai.
Selain itu, musim gugur pada akhir Oktober hingga November juga menjadi waktu yang tepat karena daun-daun berubah warna menjadi merah dan kuning, menciptakan lanskap yang menakjubkan, terutama di sekitar kuil dan taman-taman kota.
Kedua musim ini menawarkan cuaca yang nyaman, tidak terlalu panas atau dingin, sehingga sangat cocok bagi wisatawan Muslim yang ingin berlibur dengan tenang sambil tetap memperhatikan waktu salat dan mencari makanan halal. Jika Anda ingin berkunjung dengan anggaran yang lebih hemat dan suasana yang tidak terlalu ramai, akhir Februari hingga awal Maret atau akhir November hingga awal Desember bisa menjadi alternatif yang menarik.
Pada periode tersebut, harga penginapan dan tiket umumnya lebih rendah, namun tetap memberikan pengalaman yang tak kalah menyenangkan. Sebaliknya, musim panas (Juli–Agustus) kurang direkomendasikan karena cuaca yang sangat panas dan lembap, serta musim dingin (Desember–Februari) yang bisa sangat dingin bagi sebagian orang dan membatasi aktivitas di luar ruangan.
Hal-Hal yang Sebaiknya Dihindari Wisatawan di Osaka & Kyoto
1. Berbicara dengan Nada Keras di Transportasi Umum
Kereta dan bus di Jepang terkenal dengan suasananya yang tenang.Orang Jepang sangat menghargai ketenangan di ruang publik.Hindari: mengobrol dengan suara keras, menerima panggilan telepon, atau tertawa terbahak-bahak di dalam kereta.
2. Makan Sambil Berjalan
Makan sambil berjalan dianggap kurang sopan, terutama di Kyoto yang kental dengan tradisi.Hindari: menikmati *street food* sambil berjalan. Jika Anda membeli makanan, carilah tempat duduk di dekat toko atau area makan.
3. Membuang Sampah Sembarangan
Jepang dikenal sebagai negara yang sangat bersih, namun tempat sampah sangat jarang ditemukan di area publik.Hindari: membuang sampah sembarangan. Bawalah kantong sampah sendiri dan buanglah sampah di penginapan atau stasiun.
4. Melanggar Aturan Masuk Kuil & Tempat Ibadah
Beberapa kuil memiliki aturan khusus yang melarang pengambilan foto di area tertentu atau akses ke ruang khusus.Hindari: menyentuh benda-benda suci, berdiri di jalur utama doa, atau berbicara dengan suara keras di dalam kuil.
5. Terlambat dan Tidak Mengantre
Masyarakat Jepang sangat menjunjung tinggi kedisiplinan waktu dan budaya antre.Hindari: datang terlambat saat mengikuti tur atau menaiki kereta, serta menyerobot antrean.
6. Tidak Melepas Sepatu di Tempat Tertentu
Di penginapan tradisional, beberapa restoran, dan rumah penduduk lokal, Anda wajib melepas sepatu.Hindari: memasuki ruangan tanpa melepas sepatu jika diminta.
7. Berperilaku Terlalu Bebas di Tempat Umum
Berpakaian terlalu terbuka, tertawa dengan suara keras, atau bersikap terlalu “meriah” dapat dianggap kurang sopan, terutama di Kyoto yang sangat menjunjung tinggi adat istiadat.Hindari: berpelukan atau bermesraan secara berlebihan di tempat umum, terutama di dekat kuil atau taman.
8. Mengambil Foto Tanpa Izin
Banyak wisatawan yang tergoda untuk memotret geisha di Kyoto atau penduduk lokal.Hindari: mengambil foto orang tanpa izin, terutama geisha di Gion — hal ini dapat dianggap tidak sopan atau mengganggu.
9. Membuat Keributan di Penginapan
Guesthouse dan hostel di Jepang umumnya sangat tenang dan dindingnya tipis.Hindari: berbicara dengan suara keras atau berkumpul hingga larut malam di area tidur.
10. Hanya Mengandalkan Kartu Kredit di Semua Tempat
Banyak toko kecil atau restoran tradisional yang hanya menerima pembayaran tunai.Hindari: hanya membawa kartu kredit. Sebaiknya siapkan uang tunai (yen) dalam jumlah yang cukup.
Dengan menghindari hal-hal yang telah disebutkan di atas, Anda akan dapat menghormati penduduk lokal, menikmati suasana dengan nyaman, dan tidak menyinggung norma budaya Jepang yang terkenal dengan kedisiplinan dan kesopanannya. Semoga bermanfaat!