Sains dan Teknologi: Kunci Kemajuan serta Kesejahteraan Rakyat Indonesia

Avatar photo

- Penulis

Senin, 12 Mei 2025 - 07:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA – Dunia Sains dan Teknologi (Sainstek) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan ini membawa kita semakin dekat dengan gambaran masa depan yang dulunya hanya hadir dalam film-film fiksi ilmiah.

Kemajuan Sainstek yang begitu cepat mewujudkan masa depan yang sebelumnya hanya khayalan menjadi kenyataan. Mulai dari kecerdasan buatan (AI), bioteknologi, robotika, hingga ambisi perjalanan antar bintang, semuanya kini menjadi lebih nyata.

Dunia Sainstek menjanjikan terobosan revolusioner yang akan mengubah cara kita hidup, bekerja, berinteraksi, serta berelasi dengan lingkungan.

Salah satu bidang yang berkembang pesat adalah teknologi kuantum. Komputasi kuantum memiliki potensi untuk memecahkan permasalahan kompleks dalam hitungan detik, masalah yang sebelumnya membutuhkan waktu bertahun-tahun bagi komputer konvensional.

Teknologi ini mampu merevolusi berbagai bidang, mulai dari transportasi, energi, kesehatan, kriptografi, pengembangan obat-obatan, simulasi iklim, dan banyak lagi.

Kecerdasan buatan (AI) juga semakin cerdas dan terintegrasi ke dalam kehidupan sehari-hari. Mobil tanpa pengemudi, asisten pribadi berbasis AI, dan sistem medis yang mampu mendiagnosis penyakit dengan akurat, hanyalah sebagian kecil dari potensi teknologi masa kini.

Masih banyak bidang lain yang akan mengalami perubahan drastis seiring kemajuan teknologi. Tiongkok, misalnya, telah merevolusi berbagai aspek kehidupan melalui pengembangan teknologi yang canggih, bahkan menjadi salah satu negara yang memicu kemajuan teknologi global saat ini.

Di bidang medis, bioteknologi dan teknologi pengeditan gen seperti CRISPR menjanjikan penyembuhan penyakit genetik. Berbagai riset dan eksperimen bahkan dilakukan untuk memperpanjang usia manusia (immortality quantum).

Organ buatan, regenerasi jaringan, dan nanobot medis mungkin akan menjadi hal yang umum dalam beberapa dekade mendatang.

Selain itu, eksplorasi luar angkasa akan semakin ambisius. Misi ke Mars, pembangunan koloni di bulan, dan pencarian kehidupan di planet lain sedang direncanakan oleh badan antariksa seperti NASA dan perusahaan swasta seperti SpaceX.

Para astronom terus melakukan riset dan eksplorasi di berbagai planet dan bintang untuk menemukan tempat yang layak huni selain planet Bumi. Upaya dan ikhtiar yang luar biasa!

Dalam dunia yang terus berubah dengan cepat dan penuh ketidakpastian, organisasi, baik pemerintah maupun lembaga non-pemerintah, dituntut untuk mampu beradaptasi dan membuat keputusan strategis yang relevan tidak hanya untuk hari ini, tetapi juga untuk masa depan (foresight). Di sinilah konsep foresight, atau penalaran strategis terhadap masa depan, menjadi krusial.

Foresight merupakan proses sistematis dalam mengantisipasi perubahan di masa depan dan mengembangkan strategi untuk menghadapinya.

Berbeda dengan peramalan (forecasting) yang berfokus pada prediksi berdasarkan data masa lalu, foresight lebih bersifat eksploratif dan spekulatif, membuka berbagai kemungkinan skenario masa depan yang mungkin terjadi.

Waspadai penipuan suara dengan teknologi kecerdasan buatan. – (Republika)

Baca Juga :  iPhone 11 Pro Max Kini Jauh Lebih Terjangkau Dibanding iPhone 13 Series: Pilihan Cerdas untuk Budget Terbatas?

Tujuan utama foresight adalah membantu para pengambil keputusan untuk: Mengenali tren dan tantangan jangka panjang; mengembangkan visi masa depan yang jelas dan merancang kebijakan atau strategi yang adaptif; serta mengurangi risiko dan ketidakpastian. Kajian foresight memberikan dampak pada peningkatan daya saing, kesiapan menghadapi disrupsi, dan penciptaan inovasi yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

Dalam pandangan Yanuar Nugroho, masa depan harus dibentuk (The future must be formed), bukan sekadar diperkirakan apalagi hanya diramalkan.

Dalam perspektif future study, masa depan bukanlah sesuatu yang sudah ada di sana lalu kemudian dicari, melainkan keberadaannya sudah ada karena disiapkan sebelumnya, mereka ada karena dibentuk sebelumnya.

Sedangkan masa depan (future) terbentuk karena sangat dipengaruhi oleh masa lalu (hindsight) dan kejadian-kejadian saat ini. Manusia merefleksikan kejadian-kejadian tersebut dan berpikir untuk memberikan ide-ide atau masukan (insight) untuk membentuk era masa depan (foresight).

Sebagai individu atau organisasi, kita sama-sama memiliki tanggung jawab atas kehidupan masa depan yang lebih baik dan memanusiakan generasi yang akan datang menuju era yang gemilang (the golden age).

Namun, jika the future ini tidak dibentuk atau disiapkan mulai sekarang dengan serius, maka yang terjadi adalah “kill a better life opportunity“ karena kehebatan Sainstek pada akhirnya mengeliminasi kemampuan manusia yang tidak kompeten. AI dan robot akan menggantikan semua manusia yang tidak memiliki keterampilan (skill). Kita sudah bisa kalkulasi saat ini berapa banyak tenaga kerja manusia yang sudah diberhentikan karena digantikan oleh robot dan AI.

Pemerintah, dalam hal ini pembuat kebijakan publik (public policy), harus melakukan scanning global untuk mengidentifikasi tren global yang sedang berkembang pesat saat ini.

Karikatur Opini Republika : Kecerdasan Buatan – (Republika/Daan Yahya)

Hal ini harus dilakukan sebagai bentuk kesiapan sebuah negara untuk menghadapi disrupsi akibat perkembangan sains dan teknologi. Minimal, negara mampu menjadi penyeimbang (equilibrium) atas derasnya perubahan zaman yang diakibatkan oleh perkembangan teknologi.

Dengan demikian, melalui upaya tersebut, pemerintah mampu membangun skenario serta perencanaan dalam membentuk masa depan yang sesuai dengan harapan bangsa, membangun program peningkatan keterampilan (skill up) dan peningkatan IQ pada masyarakat “under skill” agar masyarakat tidak gagap merespons perubahan zaman. Penting untuk dilakukan agar generasi masa depan cukup siap dan hidup lebih baik di masa depannya. Kembali lagi kita tekankan bahwa masa depan bukan diperkirakan, tapi harus dibentuk dan disiapkan.

Bahkan di negara maju, sistem kapitalisme telah bermetamorfosis secara cepat, di mana yang tadinya kapitalisme mengakumulasi modalnya dengan cara pasar konvensional dan industri riil, kini telah berubah atau beralih pada industri digital, atau dalam buku Yanis Varoufakis disebut dengan istilah technofeudalismo. Artinya, semua berubah akibat teknologi, khususnya teknologi IT.

Baca Juga :  Cara Pakai Fitur AI Copilot Vision secara Gratis

Techno feodalisme merupakan sebuah konsep yang membandingkan struktur kekuasaan dan ekonomi di era digital dengan sistem feudalisme di zaman kuno. Teori ini dikemukakan oleh Yanis Varoufakis dalam bukunya “Tecnofeudalismo.”

Dia memberikan pandangan bahwa perusahaan teknologi besar kini telah menggantikan pasar dan keuntungan sebagai pilar utama ekonomi dengan platform digital dan pemungutan sewa (rent-seeking).

Dengan demikian, sistem ini dianggap sebagai bentuk baru eksploitasi yang menciptakan hubungan kekuasaan serupa dengan sistem feudal, di mana pengguna menjadi “serfs” yang memberikan data mereka sebagai imbalan atas akses ke platform, sementara perusahaan teknologi besar menjadi “lords” yang mengendalikan akses dan sumber daya.

Dalam artian, pasar yang dulu ada kini berubah menjadi platform digital, dan keuntungan berubah menjadi pungutan sewa. Selain itu, tanpa kita sadari, para pengguna platform terposisikan sebagai konsumen sekaligus produsen yang dikendalikan oleh perusahaan teknologi besar dengan data yang kita suplai. Sistem eksploitasi yang dibangun oleh korporasi digital tetap berjalan dengan mengubah dirinya ke dunia digital. Yang pada akhirnya, karena ketidakmampuan manusia, manusia akan menjadi ketergantungan pada platform-platform digital bahkan teralienasi oleh teknologi.

Dalam rangka menghadapi perkembangan teknologi yang pesat, pemerintah harus memastikan bahwa kemajuan tersebut tidak terelakkan dan berupaya untuk menyiapkan dan membentuk generasi masa depan yang lebih unggul. Sebagai pengambil kebijakan, pemerintah juga harus menyusun kebijakan dan regulasi yang adaptif, membuat regulasi yang mendukung tradisi inovasi, dan menyederhanakan birokrasi agar teknologi dan pengembangan teknologi bisa berkembang lebih cepat.

Selain itu, pemerintah harus berinvestasi secara proporsional dengan dunia pendidikan dan pengembangan SDM. Pengembangan SDM harus menempati skala prioritas utama. Mengintegrasikan literasi digital, pemrograman, dan kecakapan teknologi ke dalam kurikulum pendidikan juga penting, serta menyediakan pelatihan ulang (reskilling) dan peningkatan keterampilan (upskilling) untuk tenaga kerja agar tidak tertinggal oleh otomasi.

Selain hal di atas, membentuk tradisi dan ekosistem inovasi dan riset dalam kurikulum pendidikan harus dilakukan, karena pengembangan teknologi selalu bermula dari riset dan inovasi yang selanjutnya diwujudkan berupa produk.

Untuk menuju ke sana, maka peran pemerintah dalam mengalokasikan anggaran harus lebih diprioritaskan. Di negara maju, anggaran untuk R&D (research and development) sangat signifikan, kurang lebih puluhan ribu triliun. Indonesia masih 0,24 persen dari APBN. Membuat inkubator teknologi dan memperkuat kerja sama antara perguruan tinggi, industri, dan pemerintah (triple helix) juga harus dimassifkan.

Upaya-upaya ini harus dijalankan secara serius dan berkelanjutan agar Indonesia tidak tertinggal oleh kemajuan teknologi.

Berita Terkait

Panduan Lengkap: Menyimpan Voice Note WhatsApp di Android & iPhone
Xiaomi 15 Ultra: Snapdragon 8 Gen 4 & Harga Fantastis Terungkap!
Samsung Galaxy S25 Edge Dilengkapi Pelindung Corning Gorilla Glass Terbaru
HP Xiaomi, Oppo, Vivo Terancam: Apa Dampaknya Tanpa Google?
Microsoft Larang DeepSeek AI: Alasan Penting untuk Karyawan
Redmi A5 vs 14C: Pilih Mana? Cek Spek dan Harga Terlengkap!
Indosat Ooredoo Hutchison Ekspansi Bisnis: AI dan Riset Pasar Jadi Fokus Utama
Panduan Lengkap: Backup Chat WhatsApp Aman di Android & iPhone ke Google Drive

Berita Terkait

Senin, 12 Mei 2025 - 23:27 WIB

Panduan Lengkap: Menyimpan Voice Note WhatsApp di Android & iPhone

Senin, 12 Mei 2025 - 22:56 WIB

Xiaomi 15 Ultra: Snapdragon 8 Gen 4 & Harga Fantastis Terungkap!

Senin, 12 Mei 2025 - 20:11 WIB

Samsung Galaxy S25 Edge Dilengkapi Pelindung Corning Gorilla Glass Terbaru

Senin, 12 Mei 2025 - 17:59 WIB

HP Xiaomi, Oppo, Vivo Terancam: Apa Dampaknya Tanpa Google?

Senin, 12 Mei 2025 - 16:27 WIB

Microsoft Larang DeepSeek AI: Alasan Penting untuk Karyawan

Berita Terbaru

sports

Fermin Aldeguer: Cerita Bahagia Raih Podium Perdana!

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:31 WIB

entertainment

Chris LaRocca Ungkap Rahasia di Balik Penciptaan Lagu Laundry Day

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:27 WIB

politics

Rano Bungkam: Gaji 10 Juta Jakarta, Tanya KDM Saja!

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:23 WIB