Pecinta perjalanan? Bergabunglah dengan Koteka, komunitas traveler Kompasiana! Pada tahun 2025, Koteka telah sukses menyelenggarakan tiga perjalanan di sekitar Jakarta, dan yang keempat di Bonn, Jerman.
Keberadaan dua anggota Koteka yang berdomisili di Jerman memudahkan perjalanan ini. Mbak Gana, Ketua Koteka, tinggal di Jerman Selatan, sementara Mbak Siti, Sekretarisnya, berada di Bonn.
Menggunakan liburan Paskah, Mbak Gana yang energik mengajak suami dan keluarga Mbak Siti (Mbak Siti dan anak-anaknya) untuk berwisata ke Bonn. Meskipun dadakan dan hanya melibatkan sedikit peserta, Koteka Trip ke-4 tetap terlaksana. Beberapa teman dari Perhimpunan Indonesia yang diundang pun berhalangan hadir. Perjalanan ini memang sulit diikuti anggota Koteka di Indonesia karena Bonn, bekas ibukota Jerman Barat, tidak memiliki bandara sendiri. Setelah penyatuan Jerman dan runtuhnya Tembok Berlin, Berlin menjadi ibukota negara.
Mbak Gana berbagi cerita tentang Bonn dan Koteka Trip ke-4 dalam Koteka Talk 224.
Bonn, ibukota Jerman Barat hingga 1999, adalah kota tua berusia lebih dari 2000 tahun, sejak era Romawi. Dengan luas hanya 141 km2 dan berpenduduk sekitar 321.000 jiwa, Bonn termasuk dalam negara bagian Nordrhein-Westfalen dan berdekatan dengan Venlo, Belanda. Kota ini menjadi markas beberapa kantor PBB dan Deutsche Welle, media Jerman terkemuka yang mencakup koran, majalah, radio, portal daring, dan televisi. Bonn juga merupakan tempat kelahiran Beethoven (1770) dan memiliki Universitas Bonn (1818).
Untuk mencapai Bonn dari Indonesia, perjalanan udara menuju Cologne dilanjutkan dengan kereta api adalah pilihan utama. Dari tempat tinggal Mbak Gana di Jerman Selatan, perjalanan membutuhkan waktu 2 jam 40 menit dengan kereta api. Alternatif lain adalah transportasi darat: bus (8 jam), kereta api (6,5 jam), atau kendaraan pribadi (5 jam) – waktu tempuh ini berdasarkan lokasi Mbak Gana. Menggunakan mobil pribadi dan bergantian mengemudi dengan suami, Mbak Gana mengalami biaya parkir yang mahal karena hotel yang dipilih tidak menyediakan fasilitas parkir. Meskipun hotelnya terjangkau dan bersih dengan kasur nyaman, bantalnya kurang nyaman dan pelayanannya kurang ramah, tanpa sarapan pagi.
Koteka Trip ke-4
Hari Rabu, 16 April 2025, Koteka Trip ke-4 dimulai dengan sarapan di kafe Max di Maxstrasse, dipilih karena terlihat ramai sehari sebelumnya. Menu sarapan berupa kopi dan wafer (kafe ini tidak menyediakan roti, hanya kue manis dan cookies). Setelah menikmati kopi dan kue, perjalanan dilanjutkan menyusuri jalanan yang dihiasi bunga sakura merah muda di Alstadt, Heerenstrasse, dan Maxstrasse. Keheningan pagi memungkinkan mereka untuk berfoto, window shopping, dan menemukan toko lampu yang menjual wayang golek. Setelah itu, banyak turis dari China, Jepang, dan India berdatangan. Makan siang di restoran Asia (Vietnam/Thailand) dengan menu ayam dan bebek yang sedang diskon 50% menjadi pilihan. Mereka juga mengunjungi toko Asia yang menjual produk Indonesia seperti tempe, terasi, dan bumbu-bumbu. Selanjutnya, mereka mengunjungi pusat kota, melihat gereja tua (yang tutup), rathaus (Balai Kota), alun-alun, toko suvenir, rumah Beethoven, dan diakhiri dengan kunjungan ke toko barang bekas.
Suami Mbak Gana mentraktir makan siang pada hari Rabu, dan Mbak Siti membalasnya dengan brunch aneka kuliner Indonesia pada hari Kamis. Ingin berwisata ke Bonn? Hubungi Mbak Siti terlebih dahulu; jika tidak sibuk, ia dengan senang hati akan menemani Anda.
