Membeli rumah pertama, sebuah impian yang kini semakin realistis bagi generasi milenial. Di tengah tantangan biaya hidup yang kian meningkat, harga properti yang terus merangkak naik, dan ketidakpastian ekonomi global, memiliki hunian pribadi justru dapat menjadi keputusan finansial yang paling cerdas. Kuncinya? Memahami tren pasar properti terkini.
Tahun 2025 menjanjikan dinamika baru dalam dunia properti, dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kebijakan pemerintah yang inovatif, kemajuan teknologi yang pesat, serta strategi investasi yang semakin beragam. Agar Anda tidak salah langkah dalam mewujudkan impian memiliki rumah pertama, simak lima tren properti terhangat yang wajib Anda ketahui sebelum mengambil keputusan penting.
1. Insentif pemerintah permudah miliki rumah idaman
Berita gembira bagi Anda yang masih berstatus sebagai pembeli rumah pertama! Pemerintah melanjutkan program insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen untuk pembelian rumah pertama dengan harga jual hingga Rp5 miliar dan dasar pengenaan pajak sampai dengan Rp2 miliar, berlaku hingga Juni 2025.
Ini berarti, Anda berpotensi menghemat puluhan juta rupiah dari biaya pajak pembelian rumah. Tujuan utama dari kebijakan ini adalah untuk mendorong generasi milenial agar dapat segera memiliki hunian tanpa terbebani oleh biaya tambahan di awal.
Tidak hanya itu, batasan pendapatan untuk memenuhi syarat pembelian rumah subsidi juga diperluas. Kini, milenial yang berdomisili di wilayah Jabodetabek dengan penghasilan hingga Rp12 juta (untuk individu) atau Rp14 juta (untuk pasangan) berkesempatan untuk mengakses program rumah subsidi. Hal ini secara signifikan meningkatkan peluang Anda untuk memiliki rumah di kawasan berkembang seperti Bekasi Timur, Parung Panjang, atau Tangerang.
2. Suku bunga yang lebih rendah dongkrak kemampuan finansial
Setelah mengalami periode suku bunga tinggi, Bank Indonesia (BI) mengambil langkah strategis dengan menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 5,75 persen pada Januari 2025, setelah sebelumnya berada di angka 6,25 persen pada September 2024. Penurunan ini memiliki dampak langsung terhadap suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Dengan suku bunga yang lebih bersahabat, cicilan bulanan menjadi lebih ringan, terutama bagi generasi milenial yang sedang berupaya untuk mewujudkan impian memiliki rumah pertama. Dampak positifnya sudah mulai terasa sejak kuartal akhir 2024: transaksi KPR mengalami pertumbuhan hingga 58 persen, menunjukkan antusiasme masyarakat dalam memanfaatkan momentum ini untuk mengajukan kredit rumah.
Jika Anda sedang mempertimbangkan untuk mengajukan KPR, tahun 2025 bisa menjadi waktu yang ideal karena biaya pinjaman yang lebih rendah dan peningkatan daya beli yang signifikan.
3. Rumah pintar dan ramah lingkungan semakin diminati
Rumah bukan sekadar tempat berteduh, melainkan juga representasi gaya hidup modern. Di tahun 2025, generasi milenial semakin mengutamakan rumah yang dilengkapi dengan teknologi smart home seperti sistem pencahayaan otomatis, sensor keamanan terintegrasi, hingga panel surya ramah lingkungan. Selain memberikan kesan modern, teknologi ini juga berkontribusi pada efisiensi energi dan meningkatkan kenyamanan hidup sehari-hari.
Tren hunian ramah lingkungan juga semakin populer. Rumah dengan sistem ventilasi alami, penggunaan material daur ulang, dan fitur hemat energi tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga dapat mengurangi biaya listrik dan air dalam jangka panjang. Banyak pengembang properti yang mulai menawarkan hunian dengan konsep “green living” karena menyadari bahwa nilai ini sangat penting bagi generasi muda.
4. Investasi properti bergeser ke arah passive income
Dahulu, orang membeli rumah dengan harapan nilai investasinya akan meningkat dalam jangka waktu 5–10 tahun. Saat ini, generasi milenial lebih fokus pada potensi passive income yang bisa dihasilkan dari properti tersebut. Misalnya, dengan menyewakan rumah melalui platform seperti Airbnb atau mengubah ruko menjadi ruang co-working yang produktif. Ini adalah cara baru untuk memaksimalkan potensi properti sejak awal kepemilikan.
Seiring dengan meningkatnya tren kerja fleksibel dan ekonomi digital, banyak orang kini mencari tempat tinggal yang juga dapat berfungsi sebagai tempat usaha. Properti yang dapat memenuhi kedua fungsi ini menjadi incaran para investor muda. Jika Anda berencana membeli rumah yang tidak hanya untuk ditinggali tetapi juga dapat menghasilkan pemasukan tambahan, pilihlah lokasi yang strategis, dekat dengan kampus, atau kawasan komersial yang ramai.
5. Permintaan hunian terjangkau di lokasi strategis meningkat pesat
Meskipun harga rumah secara umum terus mengalami peningkatan, permintaan terhadap hunian dengan harga di bawah Rp200 juta justru melonjak tajam. Terutama di wilayah-wilayah yang masih berkembang namun memiliki prospek cerah di masa depan, seperti Bekasi Timur, Parung Panjang, atau Tangerang. Lokasi-lokasi ini semakin terhubung dengan jaringan transportasi publik dan infrastruktur jalan yang terus dikembangkan.
Berdasarkan laporan dari Rumah123 dan 99.co, kategori rumah dengan harga di bawah Rp200 juta merupakan yang paling banyak dicari pada tahun 2024, dan tren ini diprediksi akan terus berlanjut di tahun 2025. Para pengembang properti pun merespons tren ini dengan meningkatkan jumlah proyek rumah sederhana di lokasi-lokasi strategis agar dapat menjangkau generasi milenial yang ingin tinggal dekat dengan pusat kota namun tetap hemat biaya.
Menjadi bagian dari generasi milenial tidak berarti Anda harus tertinggal dalam hal memiliki rumah. Dengan memahami tren properti terkini di tahun 2025, mulai dari insentif pemerintah, peluang KPR dengan suku bunga menarik, hingga perubahan strategi investasi, Anda dapat membuat keputusan yang lebih cerdas dan meningkatkan daya saing Anda di pasar properti.
Jangan hanya ikut-ikutan atau menunda tanpa perencanaan yang matang. Rumah bukan hanya sekadar tempat tinggal, tetapi juga merupakan fondasi untuk membangun masa depan yang stabil dan penuh dengan peluang.