The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan di Level 4,5%: Dampaknya?

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 8 Mei 2025 - 03:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

“`html

Ragamutama.com, JAKARTA — Dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) untuk periode Mei 2025, Bank Sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (The Fed), memutuskan untuk mempertahankan tingkat suku bunga acuannya pada rentang 4,25%—4,50%.

Keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga ini merupakan yang ketiga kalinya secara berturut-turut, sebuah kebijakan yang telah berlaku sejak Desember 2024. Ketua The Fed, Jerome Powell, mengindikasikan bahwa bank sentral sangat memperhatikan potensi peningkatan risiko terkait tingkat pengangguran dan inflasi yang lebih tinggi di Amerika Serikat (AS).

“Guna mendukung sasaran yang telah kami tetapkan, hari ini FOMC telah mengambil keputusan untuk tidak melakukan perubahan pada suku bunga kebijakan,” ungkap Powell pada hari Rabu (7/5/2025) waktu AS, atau Kamis (8/5/2025) dini hari waktu Indonesia.

: Pengumuman Suku Bunga The Fed Mei 2025, Powell Melawan Hegemoni Trump?

The Fed juga menyoroti pertumbuhan ekonomi yang moderat pada kuartal I/2025, yang sebagian besar dipengaruhi oleh perubahan dalam aktivitas ekspor. Powell menjelaskan bahwa ada indikasi bahwa para pengusaha di AS mungkin telah mempercepat impor sebagai langkah antisipasi terhadap potensi penerapan kebijakan tarif resiprokal oleh Presiden AS, Donald Trump.

Baca Juga :  The Fed Tahan Suku Bunga, Apa Dampaknya Bagi Rupiah?

“Perubahan yang tidak lazim ini menyulitkan proses pengukuran PDB pada kuartal terakhir,” paparnya.

: : Bank Indonesia Yakin The Fed Bakal Tahan Suku Bunga, Bagaimana Arah BI Rate?

Sebelumnya, proyeksi yang luas di pasar telah mengantisipasi bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuan pada level 4,25%—4,50%. Fokus utama para investor sekarang tertuju pada komentar-komentar yang akan disampaikan oleh Powell, untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai interpretasi para petinggi The Fed terhadap data ekonomi terkini, dan apakah kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Trump akan mengubah pandangan mereka mengenai waktu yang tepat untuk memulai pelonggaran kebijakan moneter.

Chris Brigati, kepala investasi di SWBC, berpendapat bahwa situasi pasca-pemberlakuan tarif resiprokal sangat dinamis dan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, menurutnya, jika The Fed memberikan respons yang terlalu cepat terhadap situasi yang berubah-ubah, hal ini dapat memicu dampak yang tidak diinginkan—atau bahkan memperburuk dampak negatif yang sudah ada.

Baca Juga :  Kenaikan Tarif Trump: Peringatan The Fed Soal Inflasi dan Konsumsi di AS

Brigati menyoroti bahwa pertemuan The Fed atau FOMC kali ini adalah yang pertama sejak diperkenalkannya tarif resiprokal atau tarif Trump pada bulan April 2025. Pasar berharap mendapatkan petunjuk penting dari Powell mengenai potensi dampak perang dagang terhadap kondisi perekonomian AS.

“Jika pernyataan Powell cenderung ke arah *dovish*, ia mungkin mengisyaratkan pendekatan yang lebih akomodatif serta kekhawatiran tentang prospek pasar tenaga kerja. Namun, kecenderungan yang lebih agresif akan mengindikasikan kebijakan pembatasan yang berkelanjutan dan kekhawatiran tentang inflasi di masa depan. Terlepas dari itu, kejelasan dan wawasan yang lebih mendalam tentu akan membantu pasar dalam menentukan arah yang akan diambil di masa depan,” kata Brigati, seperti yang dilansir dari Bloomberg.

“`

Berita Terkait

BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI
UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!
Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!
Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?
Konsumsi Rumah Tangga Naik 4,97%! BPS Ungkap Pemicunya.
Paylater Menggila: Utang Warga RI Sentuh Rp 22,99 Triliun!
Komisaris Jakpro Baru: Ada Jubir Anies Hingga Eks Kepala Bapenda!
Emas Antam Hari Ini: Harga Stabil di Rp 1.948.000, Peluang?

Berita Terkait

Senin, 11 Agustus 2025 - 23:20 WIB

BSI Buka Blokir Rekening Yayasan Cholil Nafis, Ketua MUI

Senin, 11 Agustus 2025 - 15:38 WIB

UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!

Rabu, 6 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!

Selasa, 5 Agustus 2025 - 20:21 WIB

Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?

Selasa, 5 Agustus 2025 - 18:56 WIB

Konsumsi Rumah Tangga Naik 4,97%! BPS Ungkap Pemicunya.

Berita Terbaru

Society Culture And History

Ianfu: Tragedi Budak Seks Jepang, Diperdaya & Dipaksa Melayani

Selasa, 12 Agu 2025 - 19:22 WIB

sports

El Rumi TKO Jefri Nichol: Daud Yordan Buka Suara!

Selasa, 12 Agu 2025 - 19:13 WIB

Society Culture And History

HUT RI ke-80: Pakaian Adat di Istana, Masyarakat Bebas Sopan!

Selasa, 12 Agu 2025 - 19:05 WIB

Public Safety And Emergencies

Prada Lucky Tewas: Keluarga, Gubernur NTT, DPR Tuntut Usut Tuntas!

Selasa, 12 Agu 2025 - 17:26 WIB