Denis, seorang warga berusia 25 tahun, menjadi saksi mata ketika tembok gudang milik Dinas Sumber Daya Air (SDA) di Jalan AUP Rawa Minyak, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, ambrol pada hari Rabu (21/5). Peristiwa ini terjadi akibat curah hujan tinggi yang melanda kawasan tersebut.
Menurut penuturan Denis, tanda-tanda keretakan tembok sudah tampak jelas sebelum roboh, ditandai dengan air deras yang menyembur keluar dari celah-celah dinding. Air tersebut adalah akumulasi air hujan yang terhambat alirannya ke saluran pembuangan, diduga kuat karena adanya penyumbatan oleh sampah.
“Kami sudah memperingatkan, airnya sudah keluar dari sela-sela tembok. Motor-motor juga sudah kami pindahkan,” ungkap Denis kepada kumparan, Rabu (21/5).
Tembok tersebut akhirnya runtuh sekitar pukul 10.42 WIB. Denis menduga bahwa banyaknya sampah yang terbawa arus air menjadi faktor pendorong utama robohnya tembok.
“Tiba-tiba saja tembok itu jebol. Seperti ada dorongan tsunami sampah dari dalam. Kursi rusak tiga, toples pecah, bahkan baju-baju dagangan hanyut,” jelas Denis, yang saat kejadian sedang berjaga di sebuah toko seluler.
Meski demikian, Denis meyakinkan bahwa tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut. Hanya beberapa sepeda motor yang terparkir di tepi jalan sempat tumbang akibat terjangan air.
“Kejadiannya sangat cepat, motor-motor di sini langsung berjatuhan. Untungnya tidak ada yang tertimpa,” tambahnya.
Selain itu, toko milik Denis juga terkena dampak langsung dari luapan air kotor dan sampah yang masuk akibat tembok yang jebol. Nasib serupa juga dialami oleh dua toko lainnya di sekitar lokasi.
“Kalau hanya air saja mungkin tidak akan sekuat itu tekanannya. Tapi tadi itu, sampah dari dalam yang menekan tembok hingga akhirnya roboh,” jelas Denis.
Denis, yang sebelumnya santai menjaga tokonya, kini disibukkan dengan membersihkan sisa-sisa lumpur dan sampah yang masuk ke dalam tokonya.
Sementara itu, tidak jauh dari lokasi toko Denis, petugas PPSU, SDA, hingga BPBD tengah berupaya keras menangani dampak dari jebolnya tembok. Dua alat berat dikerahkan untuk memperbaiki kerusakan dan membersihkan saluran air yang tersumbat.
Petugas dari Dinas Pertamanan juga terlihat sibuk menangani pohon tumbang yang tersangkut di kabel listrik.
Sebelumnya, Lurah Pasar Minggu, Melita, menjelaskan bahwa intensitas hujan yang sangat tinggi menyebabkan peningkatan volume air secara signifikan. Kondisi inilah yang kemudian memicu robohnya tembok.
“Tadi intensitas hujannya cukup tinggi. Volume airnya juga sangat tinggi. Tembok yang memang sudah cukup tua usianya akhirnya jebol,” kata Melita saat ditemui di lokasi kejadian.
Perlu dicatat, tembok tersebut bukanlah tanggul penahan air. Namun, akibat curah hujan yang ekstrem, air tergenang di balik tembok tersebut. Aliran air hujan yang deras menuju saluran air di dekat tembok menjadi penyebab utama robohnya konstruksi tersebut.
Dari rekaman CCTV yang beredar, terlihat jelas bagaimana air awalnya merembes keluar dari lubang-lubang kecil di balik tembok. Tak lama kemudian, tembok tersebut roboh dan air meluap ke jalan, menerjang tiga toko yang berada di seberang tembok.