Holding BUMN Pertambangan MIND ID menekankan urgensi eksplorasi intensif guna memperpanjang usia operasional (life of mine) tambang emas PT Aneka Tambang (Persero) Tbk, atau Antam (ANTM), yang saat ini diperkirakan hanya tersisa 4 tahun.
Dilo Seno Widagdo, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, mengonfirmasi bahwa sisa umur tambang Antam memang kurang dari 4 tahun. Ini berbeda signifikan dengan anak usaha MIND ID lainnya, seperti PT Freeport Indonesia (PTFI), yang masa operasional tambangnya diproyeksikan lebih dari 20 tahun.
Menyadari potensi habisnya cadangan emas Antam, Dilo berpendapat bahwa diperlukan intervensi strategis melalui peningkatan organik di sektor hulu pertambangan (upstream).
“Life of mine Antam saat ini tinggal sekitar 3 tahun lebih, jadi kita benar-benar membutuhkan organic growth dari sisi upstream,” jelasnya dalam sebuah diskusi eksklusif dengan media pada hari Kamis (17/4).
Dilo menambahkan bahwa MIND ID memerlukan investasi yang signifikan untuk memperluas wilayah pertambangan emas Antam di berbagai wilayah Indonesia. Menurutnya, perusahaan telah memulai proses identifikasi area-area yang memiliki potensi cadangan emas yang menjanjikan.
Perusahaan, lanjutnya, telah menetapkan prioritas wilayah eksplorasi, meskipun detail spesifik mengenai lokasi tersebut belum diungkapkan. Targetnya adalah Antam dapat memperoleh sumber tambang baru pada tahun ini.
“Ada beberapa opsi seperti Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara. Wilayah-wilayah ini telah menjadi prioritas kami dan diharapkan dapat memberikan tambahan cadangan di tahun ini,” jelasnya lebih lanjut.
Dilo juga menyampaikan bahwa produksi emas Antam saat ini berkisar 130 ton per tahun. Di sisi lain, permintaan emas domestik terus menunjukkan peningkatan, dari 70 ton menjadi 100 ton per tahun.
Ia berharap agar investasi di sektor hulu pertambangan emas dapat ditingkatkan secara signifikan di masa mendatang. Menurutnya, kendala dalam produksi emas seringkali menjadi masalah, sehingga Indonesia masih bergantung pada impor.
“Investasi di upstream membutuhkan jaminan offtake (pembeli). Saat ini, karena gangguan produksi yang sering terjadi, kita masih melakukan impor,” ungkap Dilo.
Sebelumnya, MIND ID mengungkapkan bahwa Life of Mine (LoM) tambang emas yang dioperasikan oleh PT Aneka Tambang (Antam) hanya tersisa 4 tahun. Sementara itu, untuk komoditas timah yang dikelola oleh PT Timah (Persero) Tbk, masa operasional diperkirakan tinggal 11 tahun lagi.
LoM sendiri merupakan perkiraan durasi suatu tambang dapat beroperasi dan memproses bijih. LoM menjadi salah satu faktor penting dalam studi kelayakan proyek penambangan.
“Hanya emas dengan LoM 4 tahun dan timah dengan LoM 11 tahun yang menjadi perhatian. Kita perlu meningkatkan agresivitas dalam pengelolaan tambang emas dan timah,” ujar Wakil Direktur Utama MIND ID, Dany Amrul Ichdan, pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Kamis (13/3).
Selain itu, usia operasional komoditas batu bara yang dikelola oleh PT Bukit Asam (Persero) Tbk (PTBA) diperkirakan tersisa 55 tahun, sementara tembaga dari PT Freeport Indonesia (PTFI) 18 tahun. Umur tambang nikel dari Antam diperkirakan sekitar 27 tahun, nikel dari PT Vale Indonesia Tbk sekitar 22 tahun lagi, dan bauksit PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) sekitar 39 tahun.
“Saat ini, jika kita melihat indikator Life of Mine produk kita, terlihat bahwa semua komoditas tambang Mind ID memiliki LoM di atas 15 tahun,” tutup Dany.