## 5 Kiat Jitu Menjaga Kesehatan Mental Pelajar dan Mahasiswa di Tengah Tumpukan Tugas
Yogyakarta – Di tengah hiruk pikuk perkuliahan dan padatnya jadwal belajar, tidak sedikit pelajar maupun mahasiswa yang merasakan beban berlebihan. Keluhan akan kelelahan, stres, hingga kehilangan motivasi akibat tumpukan tugas yang tak ada habisnya seringkali menghantui. Tekanan akademis yang tinggi ini, bila tidak dikelola dengan baik, berpotensi serius memengaruhi kesehatan mental. Oleh karena itu, memiliki strategi jitu untuk menjaga keseimbangan mental di tengah kesibukan adalah sebuah keharusan.
Berikut adalah lima cara sederhana namun sangat efektif untuk melindungi kesehatan mental Anda saat dihadapkan pada segudang tugas:
### 1. Buat Jadwal dan Tentukan Prioritas dengan Bijak
Langkah fundamental untuk menjaga ketenangan pikiran adalah dengan merencanakan. Jangan biarkan tugas menumpuk tanpa arah yang jelas. Dengan menyusun daftar tugas dan menentukan skala prioritas, Anda akan mampu mengelola waktu secara lebih efisien dan terarah. Misalnya, dahulukan tugas dengan tenggat waktu terdekat atau yang memiliki bobot nilai tertinggi. Pendekatan terstruktur ini tidak hanya membuat Anda lebih terorganisir, tetapi juga mengurangi rasa panik yang kerap muncul akibat ketidakpastian.
Manfaatkan alat bantu seperti *planner* manual, kalender digital, atau aplikasi pengingat untuk mencatat semua detail tugas dengan rapi. Setiap kali satu tugas berhasil diselesaikan, berikan tanda centang. Gestur kecil ini dapat memberikan kepuasan instan dan memicu semangat untuk menyelesaikan tugas berikutnya.
### 2. Ambil Waktu Istirahat Secara Teratur
Memaksakan diri untuk terus-menerus belajar atau bekerja tanpa henti hanya akan memicu kelelahan fisik dan mental, yang pada akhirnya justru menurunkan produktivitas. Cobalah menerapkan teknik Pomodoro: bekerja atau belajar intens selama 25 menit, lalu istirahat singkat 5 menit. Setelah empat sesi Pomodoro, berikan diri Anda istirahat yang lebih panjang, sekitar 15–30 menit. Pola ini terbukti membantu otak tetap fokus dan mencegah kejenuhan, menjaga *kesehatan mental* tetap prima.
Selama waktu istirahat, lakukan hal-hal ringan yang menyegarkan, seperti peregangan sederhana, minum air putih, menatap pemandangan di luar jendela, atau sekadar menarik napas dalam-dalam untuk relaksasi.
### 3. Jangan Sungkan untuk Meminta Bantuan
Ketika merasa kewalahan dan tidak sanggup mengerjakan semuanya sendiri, jangan ragu untuk mencari dukungan. Anda bisa berdiskusi dengan teman sejawat, menghubungi guru atau dosen untuk meminta penjelasan lebih lanjut, atau sekadar berbagi cerita dengan orang terdekat yang Anda percaya. Mengungkapkan beban yang dirasakan bukanlah tanda kelemahan, melainkan bentuk kepedulian terhadap diri sendiri dan *kesehatan mental* Anda.
Selain meredakan beban emosional, berdiskusi dengan orang lain juga seringkali membuka sudut pandang baru dalam menyelesaikan tugas, atau bahkan membantu Anda menemukan cara yang lebih efektif dan efisien.
### 4. Lakukan Hal yang Menyenangkan untuk Diri Sendiri
Belajar dan bekerja memang prioritas, tetapi jangan sampai Anda melupakan pentingnya *self-care*. Sisihkan waktu secara khusus untuk melakukan hal-hal yang Anda nikmati, seperti membaca novel, menonton film kesukaan, mendengarkan musik, menulis jurnal, memasak, atau sekadar jalan kaki santai di sore hari. Aktivitas menyenangkan ini berfungsi sebagai “pengisi daya” yang akan mengembalikan energi dan semangat Anda.
Hindari perasaan bersalah saat menikmati waktu santai. Justru, dengan pikiran yang lebih segar dan mental yang prima, Anda akan jauh lebih siap dan produktif dalam menghadapi tumpukan tugas berikutnya. Ini adalah investasi penting untuk menjaga *kesehatan mental pelajar* dan mahasiswa.
### 5. Sadari dan Terima Perasaan yang Muncul
Stres, kecemasan, atau perubahan suasana hati adalah respons yang sangat wajar saat menghadapi tekanan *tugas menumpuk*. Jangan pernah menyangkal atau memendam emosi tersebut. Sadari dan terima bahwa Anda sedang merasakan lelah atau tertekan. Anda bisa mengekspresikan perasaan tersebut melalui tulisan di jurnal pribadi, bercerita kepada teman dekat, atau melakukan meditasi ringan. Menyadari dan mengakui emosi adalah langkah awal yang krusial untuk pulih dan kembali meraih ketenangan batin.
Kesimpulan:
Menjaga *kesehatan mental* tidak seharusnya menunggu sampai Anda merasa benar-benar hancur atau terpuruk. Pencegahan dan perawatan dini justru jauh lebih penting. Dengan menerapkan kelima langkah di atas secara konsisten, Anda dapat tetap produktif di tengah kesibukan akademis tanpa harus mengorbankan kesejahteraan batin Anda. Ingatlah, tugas bisa dicicil dan diselesaikan secara bertahap, tetapi *kesehatan mental* adalah aset berharga yang harus terus dijaga dan diprioritaskan.