Strategi Jitu: Review Portofolio Investasi Saat Ekonomi Tidak Pasti

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 4 Mei 2025 - 23:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – JAKARTA. Pasar modal dan keuangan Indonesia masih diwarnai oleh ketidakpastian yang berasal dari dinamika global dan domestik. Data terbaru menunjukkan bahwa aset kripto dan emas menjadi bintang dengan kinerja terbaik selama bulan April 2025.

Menurut laporan dari Bloomberg, harga Bitcoin (BTC) mengalami lonjakan yang signifikan, naik sebesar 16,97% secara bulanan atau month of month (MoM). Meskipun demikian, jika dilihat dari awal tahun, BTC masih menunjukkan tren koreksi dengan penurunan sebesar 9,25% secara year to date (YTD).

Di sisi lain, harga emas spot berhasil mencatat kenaikan sebesar 5,15% MoM dan menguat 17,08% YTD.

Sementara itu, pasangan mata uang CHF/IDR terus memimpin di antara berbagai mata uang asing, dengan peningkatan sebesar 6,73% MoM dan lebih dari 12% YTD. Kinerja pasar ekuitas, yang tercermin dalam indeks harga saham gabungan (IHSG), juga mencatatkan kenaikan sebesar 3,93% MoM dan 4,82% YTD.

Obligasi Dianggap Lebih Menarik di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

Kinerja surat berharga negara (SBN) mengungguli surat utang korporasi selama bulan April 2025, dengan persentase masing-masing sebesar 1,63% MoM dan 1,38% MoM, berdasarkan pergerakan Indobex.

Budi Frensidy, Guru Besar Keuangan dan Pasar Modal Universitas Indonesia (UI), menjelaskan bahwa kenaikan harga aset safe haven seperti emas sering kali terjadi seiring dengan meningkatnya ketidakpastian. Kenaikan yang signifikan ini mencerminkan kedalaman ketidakpastian ekonomi yang sedang berlangsung.

Namun, harga emas berpotensi mengalami koreksi, mengingat kenaikannya yang cukup tinggi. Hal ini mendorong sebagian investor untuk memanfaatkan momentum ini guna merealisasikan keuntungan (profit taking).

Terlebih lagi, dengan munculnya sinyal de-eskalasi dalam perang dagang antara AS dan China, aset-aset berisiko kembali menjadi perhatian.

Simak Tips dari Perencana Keuangan dalam Mengelola Portofolio di Tengah Ketidakpastian Ekonomi

“Koreksi besar juga bisa terjadi jika investor besar, seperti pemerintah China, menghentikan aksi pembelian emas secara besar-besaran,” tambah Budi kepada Kontan.co.id, Jumat (02/5).

Budi juga berpendapat bahwa peningkatan signifikan pada mata uang asing selain dolar AS disebabkan oleh tekanan terhadap indeks dolar (DXY) AS. Selain itu, rupiah belum mampu memanfaatkan momentum ini untuk mengungguli dolar AS dan mata uang utama lainnya.

Baca Juga :  Diskon Listrik Tak Berlaku Lagi, Berapa Tarif per kWh pada Maret 2025?

“Dari sisi domestik, fundamental ekonomi Indonesia cenderung lemah, dan beberapa data ekonomi menunjukkan hasil yang lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya,” kata Budi.

Menurut Budi, pemulihan (rebound) pada aset kripto dan pasar ekuitas telah menarik perhatian sepanjang bulan April. Namun, pergerakan kedua aset berisiko ini diperkirakan akan tetap sangat fluktuatif, bahkan lebih tinggi dari SBN. Oleh karena itu, Budi merekomendasikan instrumen surat utang pemerintah, karena dianggap lebih aman dan tetap memberikan imbal hasil yang menarik.

“Wajar jika kinerja SBN lebih rendah dibandingkan alternatif investasi lainnya, karena hampir setara dengan aset safe haven,” jelas Budi.

Jika Terjadi Eskalasi Perang Dagang, Inilah Tips Mengatur Portofolio Investasi

Melvin Mumpuni, CEO dan Founder Finansialku, juga menyoroti bahwa kenaikan IHSG didukung oleh rilis laporan keuangan beberapa perusahaan dan musim pembagian dividen pada bulan ini. Hal ini menyebabkan banyak investor dan analis yang sebelumnya pesimis terhadap ekonomi kini memiliki pandangan yang lebih positif.

“Investor mulai kembali melirik pasar modal Indonesia, meskipun belum terlalu signifikan,” kata Melvin kepada Kontan.co.id, Sabtu (03/5).

Sementara itu, pemulihan aset kripto didorong oleh beberapa faktor, seperti adopsi Exchange Trade Fund (ETF) dalam dunia kripto yang mulai diterima dan kebijakan pemerintah AS yang menjadikan BTC sebagai cadangan kripto AS.

Chartered Financial Analyst (CFA) dalam hasil risetnya merekomendasikan penggunaan BTC sebagai salah satu alokasi aset.

“Pada akhirnya, semua kembali lagi pada kebutuhan masing-masing investor. Oleh karena itu, investor tidak serta merta harus mengubah portofolio investasinya,” ujar Melvin.

Reza Fahmi Riawan, Head of Business Development Division Henan Putihrai AM, memiliki pandangan yang serupa. Keputusan investasi investor harus mempertimbangkan tujuan investasi dan profil risiko masing-masing investor.

Jika investor memiliki eksposur tinggi terhadap aset berisiko, mereka dapat mempertimbangkan diversifikasi dengan menambah alokasi ke reksadana pasar uang.

Baca Juga :  UBS Naikkan Peringkat Saham Indonesia: Peluang Investasi Menguntungkan?

Lakukan Penyesuaian Portofolio Investasi di Tengah Tren Pelemahan IHSG dan Harga Emas

Reza menjelaskan bahwa investor dengan tujuan investasi jangka pendek (kurang dari atau sama dengan satu tahun) dapat mengalokasikan dana mereka ke aset likuid seperti saham blue-chip dan Bitcoin untuk memanfaatkan momentum pasar.

Kemudian, bagi investor jangka menengah (dua hingga lima tahun), mereka dapat mengkombinasikan dana mereka ke saham, obligasi, dan reksadana pendapatan tetap untuk menjaga keseimbangan antara risiko dan keuntungan.

“Sementara itu, untuk jangka panjang, fokus dapat diberikan pada diversifikasi ke reksadana saham dan campuran untuk memaksimalkan potensi portofolio,” imbuh Reza kepada Kontan.co.id, Jumat (02/5).

Melvin menambahkan bahwa investor perlu memeriksa kembali expected return yang diharapkan untuk memastikan apakah sudah terpenuhi, apakah alokasi investasi masih dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang, serta memperhatikan aspek legalitas dan perpajakannya.

Melvin menyarankan, dengan mempertimbangkan kondisi pasar dan durasi investasi, investor dapat mempertimbangkan alokasi aset berikut.

Di Tengah Ketidakpastian Global, Aset Kripto Menjadi Pilihan Investasi Alternatif

Jangka pendek:

–        Reksadana pasar uang, deposito, dan emas: 30%

–        Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi: 40%

–        Bitcoin: 1%

–        Dividen stock: 19%

–        Value Stock: 10%

Jangka menengah:

–        Reksadana pasar uang, deposito, dan emas: 20%

–        Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi: 30%

–        Bitcoin: 2%

–        Dividen stock: 18%

–        Value stock: 30%

Investasi Emas Saat Ekonomi Tak Stabil Memiliki Risiko Ini, Cek Penjelasannya

Jangka panjang:

–        Reksadana pasar uang, deposito, dan emas: 20%

–        Obligasi pemerintah dan obligasi korporasi: 25%

–        Bitcoin: 5%

–        Dividen stock: 15%

–        Value stock: 35%

“Sementara untuk alokasi ke valuta asing, saya rasa hal ini kembali lagi pada preferensi masing-masing investor. Untuk investor individual, kebutuhan mereka mungkin tidak mengarah ke sana. Namun, investor institusi mungkin mempertimbangkan alokasi tersebut,” tutup Melvin.

Berita Terkait

WhatsApp Halo BCA: Nomor Resmi dan Panduan Lengkap Menghubungi CS
BPS Ungkap Perbedaan Data Kemiskinan dengan Bank Dunia: Analisis Lengkap
Rencana Prabowo Hapus Outsourcing Picu Kekhawatiran Apindo Soal Daya Saing Industri
Panduan Lengkap Laporan Audit: Opini, Fungsi, dan Tahapan Penting
Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) Catat Kenaikan Laba 6,51% pada Kuartal I 2025
Mengapa Pasar SBN Indonesia Tetap Jadi Incaran Investor?
Bank DKI Siap IPO: Laba Kuartal I/2025 Meroket Jadi Rp215,3 Miliar
Harga Energi Fluktuatif: Analisis dan Prospek Pasar Terkini

Berita Terkait

Senin, 5 Mei 2025 - 03:00 WIB

WhatsApp Halo BCA: Nomor Resmi dan Panduan Lengkap Menghubungi CS

Senin, 5 Mei 2025 - 00:35 WIB

BPS Ungkap Perbedaan Data Kemiskinan dengan Bank Dunia: Analisis Lengkap

Senin, 5 Mei 2025 - 00:15 WIB

Rencana Prabowo Hapus Outsourcing Picu Kekhawatiran Apindo Soal Daya Saing Industri

Minggu, 4 Mei 2025 - 23:51 WIB

Panduan Lengkap Laporan Audit: Opini, Fungsi, dan Tahapan Penting

Minggu, 4 Mei 2025 - 23:39 WIB

Strategi Jitu: Review Portofolio Investasi Saat Ekonomi Tidak Pasti

Berita Terbaru

politics

Trump Dikecam Publik: Unggahan AI Paus Picu Kontroversi

Senin, 5 Mei 2025 - 02:03 WIB

entertainment

Meysha Gobel: Sensasi RnB Gen Z Indonesia yang Wajib Kamu Dengar!

Senin, 5 Mei 2025 - 01:47 WIB