Sensasi Mie Celor: Pengalaman Pertama Orang Jakarta, Rasanya Enak Tapi Ada ‘Tapi’-nya!

Avatar photo

- Penulis

Kamis, 15 Mei 2025 - 10:11 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Minggu lalu, saya menemani kakak saya menjalani medical check-up di Rumah Sakit Islam Jakarta Pusat. Kakak dijadwalkan bertemu dokter bedah ortopedi setelah kecelakaan tunggalnya pada September tahun lalu. Setelah operasi pemasangan pen dan beberapa bulan fisioterapi, ia harus menjalani pemeriksaan terakhir sebelum operasi pengangkatan pen.

Kami tiba di rumah sakit sekitar pukul 9 pagi. Setelah registrasi sidik jari, kami langsung menuju Klinik Bedah, sekitar lima puluh meter dari tempat registrasi awal. Kakak menyerahkan berkasnya, mendapat persetujuan, dan kami tinggal menunggu.

Namun, saat hendak menuju ruang tunggu, perawat di meja registrasi berkata, “Mohon ditunggu ya, Pak, dokternya sedang operasi.”

Wah, pikir kami.

Setelah duduk di ruang tunggu, agak jauh dari perawat, saya berbisik pada kakak, “Pasti lama nunggu, ya?”

Hehehe. Bukan tanpa alasan. Dokter bedah kakak memang sangat terkenal. Banyak sekali pasiennya! Jadwal operasinya pun padat. Tapi sisi positifnya, dokter yang menangani dislokasi sendi kakak adalah dokter ahli dan berpengalaman.

Mie Celor | Perpaduan Gurih, Asin dan Manis dari Si Kaldu Udang yang Bisa Membuat Lidah Bergoyang

(Sebagai gambaran, operasi pemasangan pen kakak sempat tertunda 12 jam dan baru terlaksana dini hari karena menunggu dua operasi sebelumnya!)

Benar saja, dokter belum terlihat hingga azan Zuhur berkumandang. Setelah salat Zuhur, kami memutuskan makan siang.

Nah, ini bagian menariknya.

Kami sudah lama ingin mencoba mie celor, terutama saya. Sejak menonton video cara memasak mie celor di YouTube Shorts, saya selalu ingin mencicipinya.

Kuah kental gurih beraroma seafood… mie kenyal yang lezat… ditambah udang besar… sungguh menggiurkan!

Setelah berbulan-bulan merayu kakak, akhirnya ia mengajak saya ke restoran yang baru ditemukannya.

Restoran bernama “Mie Celor Yu’Yen Khas Palembang” di Cempaka Putih, tak jauh dari rumah sakit. Saya tak tahu bagaimana kakak menemukannya, yang jelas saya sangat antusias dan langsung setuju.

Baca Juga :  Dinkes Bogor Investigasi Dugaan Keracunan Makanan Siswa Sekolah

Kami memutuskan berjalan kaki. Dari gerbang Gedung Raudah, belok kanan hingga perempatan, lalu belok kanan lagi dan berjalan sekitar 150 meter. Kurang dari sepuluh menit, kami sampai di Mie Celor Yu’Yen.

Resep Tekwan Khas Palembang, Segar dan Gurih Rasanya

Restoran mudah ditemukan karena berada di pinggir jalan, seberang Universitas Muhammadiyah Jakarta, berderet dengan kios-kios lain.

Kesan pertama? Bersih. Bangku tertata rapi, lantai bersih. Saat kami datang, hanya ada satu pengunjung di meja pojok, tiga termasuk kami. Tidak mengherankan karena lokasinya agak sepi.

Begitu duduk, kami langsung melihat menu. Pelayan sigap menghampiri dengan notes dan pena.

Menunya sederhana, delapan pilihan: empat makanan dan empat minuman. Empat makanan khas Palembang: mie celor, nasi goreng merah, tekwan, dan mie ayam Palembang. Sayangnya, hanya ada satu minuman khas Palembang, es kacang merah (apakah ada yang lain? Beri tahu saya di komentar!), selebihnya minuman standar: air mineral, teh manis, dan teh tawar.

Harga makanan berkisar Rp5.000,00 hingga Rp35.000,00 (paling murah Rp25.000,00, paling mahal Rp35.000,00). Minuman paling murah Rp5.000,00, paling mahal es kacang merah Rp25.000,00. Untuk makanan laut di Jakarta, harga tersebut masih masuk akal.

Lucunya, kami langsung memutuskan pesanan. Saya langsung memesan, “Mas, mie celor dua, ya! Air mineral dingin juga dua.”

Pempek Palembang : Simbol Budaya Lokal, Tantangan dan Peluang Pemasarannya

Selain mie celor, kami sempat ragu memesan menu lain (kami sangat lapar karena tidak sarapan!), tapi akhirnya hanya menambah tekwan untuk Mama di rumah.

Kami mengobrol sambil menunggu, mungkin sekitar 15 menit, hingga pesanan datang.

Saat mie celor tersaji, saya tidak mencium aroma spesifik, hanya aroma gurih. Secara visual sesuai dengan yang saya lihat di internet: mie, tauge, telur rebus, kuah kental oranye, bawang goreng, dan seledri.

Baca Juga :  Aldy Maldini Minta Maaf: Dinner Bareng Fans Berujung Dugaan Penipuan?

Suapan pertama, saya mencicipi kuahnya. Dan… oh, wow. Saya tidak menyangka ada santan! Walau tahu santan salah satu bahannya, saya tetap terkejut!

Selain santan, ada rasa rempah yang menambah cita rasa. Sayangnya, sebagai pencinta seafood, saya kurang merasakan gurih udang di kuah. Udang toppingnya dipotong kecil-kecil, bukan utuh. Tapi saya maklum, mengingat harga seafood di Jakarta.

Setahu saya, mie celor memakai mie hokkian atau lomie, mie tebal, besar, dan kenyal. Saya puas dengan kematangan mienya, tidak lembek sehingga enak diseruput.

Setelah itu, saya langsung menghabiskan mie celor dengan tenang.

Di suapan terakhir, saya melihat kakak mengambil botol cokelat gelap. Saya kira kecap manis atau cuko, jadi tidak saya pakai (kami tidak biasa menambahkan kecap manis ke kuah), tapi ternyata kecap asin. Apakah kecap asin memang pelengkap mie celor?

Sentuhan Nusantara: Resep Es Kacang Merah Khas Palembang yang Menggoda Lidah

Penasaran, saya coba tambahkan sedikit kecap asin dan sambal hijau. Rasanya enak juga! Luar dugaan. Tapi cukup secukupnya saja karena aroma kecap asin bisa mendominasi. Saran untuk pemula seperti saya, hihi.

Saya puas dengan pengalaman ini. Rasa, tekstur, sensasi mencicipi hidangan baru yang sudah lama saya inginkan benar-benar menyenangkan. Satu hal, saya kurang suka seledri kecuali di sup ayam, mungkin lain kali saya pesan tanpa seledri.

Begitulah perjalanan saya menikmati mie celor khas Palembang. Rasanya enak, tapi mungkin menurut Kompasianer Palembang, ini belum mie celor sesungguhnya. Ada Kompasianer Palembang di Jakarta yang mau merekomendasikan mie celor enak? Silakan berkomentar!

Berita Terkait

Waspada Keracunan MBG: Salmonella, E. coli, dan Penyebab Lainnya
Waspada Keracunan Massal Bogor: Kenali Bakteri E. Coli dan Salmonella!
Harga Bahan Pangan Turun Tajam Hari Ini: Cabai Rawit dan Bawang Merah Murah!
Waspada! Bakteri Berbahaya Ditemukan dalam Sampel Makanan Keracunan Bogor
Soto dan Sup Matahari Bu Mulyadi: Kuliner Legendaris Ambarawa yang Wajib Dicoba!
Aldy Maldini Minta Maaf: Dinner Bareng Fans Berujung Dugaan Penipuan?
Wajib Coba! 5 Kuliner Khas Purwokerto Bikin Nagih
Makan Bergizi Gratis Cegah Tawuran Pelajar? Ini Kata BGN!

Berita Terkait

Kamis, 15 Mei 2025 - 10:11 WIB

Sensasi Mie Celor: Pengalaman Pertama Orang Jakarta, Rasanya Enak Tapi Ada ‘Tapi’-nya!

Kamis, 15 Mei 2025 - 08:55 WIB

Waspada Keracunan MBG: Salmonella, E. coli, dan Penyebab Lainnya

Selasa, 13 Mei 2025 - 20:59 WIB

Waspada Keracunan Massal Bogor: Kenali Bakteri E. Coli dan Salmonella!

Selasa, 13 Mei 2025 - 11:59 WIB

Harga Bahan Pangan Turun Tajam Hari Ini: Cabai Rawit dan Bawang Merah Murah!

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:35 WIB

Waspada! Bakteri Berbahaya Ditemukan dalam Sampel Makanan Keracunan Bogor

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

TNI AD Siap Bantu Wujudkan Mimpi Anak Garut Jadi Tentara

Kamis, 15 Mei 2025 - 14:28 WIB