Rinjani Berduka: Kemenhut Perketat SOP Pendakian Taman Nasional

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 1 Juli 2025 - 01:34 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, berkomitmen untuk memperketat standar keamanan di seluruh kawasan konservasi dan taman nasional pasca insiden tragis yang menimpa seorang pendaki asal Brasil, Juliana de Souza Pereira Marins. Insiden yang menyebabkan Juliana tewas terperosok di sekitar kawah Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat pada 21 Juni lalu, menjadi pemicu utama evaluasi menyeluruh terhadap Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian gunung di Tanah Air.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menyatakan, pihaknya akan segera membenahi SOP serta memperbaiki sarana dan prasarana di berbagai taman nasional. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pendaki, sekaligus mengedukasi masyarakat agar lebih siap dan tidak hanya mengikuti tren saat melakukan aktivitas di alam bebas. Pernyataan tersebut disampaikan Raja Juli usai pertemuannya dengan Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas), Marsekal Madya Mohammad Syafii, di Jakarta pada Senin, 30 Juni 2025.

Evaluasi SOP ini tidak hanya difokuskan pada Taman Nasional Gunung Rinjani, melainkan menyasar seluruh jalur pendakian gunung di Indonesia yang dikenal memiliki tingkat bahaya tertentu. Dalam pertemuan tersebut, turut dibahas rencana pemasangan papan penanda keselamatan di titik-titik rawan, penambahan posko keamanan, serta adopsi teknologi canggih seperti radio frequency identification (RFID) dan emergency locator transmitter (ELT) untuk deteksi cepat dalam kondisi darurat.

Baca Juga :  Operasi Gunung Gede Pangrango, 2.658 Pendaki Ilegal Kena Sanksi

Selain peningkatan infrastruktur, Kementerian Kehutanan juga akan berupaya meningkatkan kompetensi dan sertifikasi para pemandu wisata serta pendakian. Rencana lain yang tengah digodok adalah penyusunan sistem klasifikasi tingkat bahaya jalur pendakian. Klasifikasi ini diharapkan dapat memandu para pendaki untuk memilih jalur yang sesuai dengan tingkat pengalaman dan kesiapan mereka, sehingga mengurangi risiko kecelakaan.

Senada dengan itu, Kepala Basarnas Mohammad Syafii menekankan pentingnya peningkatan kapasitas SAR di seluruh kawasan konservasi. Ia menambahkan bahwa masyarakat lokal dan relawan akan tetap dilibatkan secara aktif dalam operasi SAR. “Termasuk porter lokal yang memiliki kemampuan fisik luar biasa, untuk dilatih dan dipersiapkan sebagai bagian dari potensi SAR,” tutur Mohammad Syafii, mengapresiasi kontribusi komunitas setempat.

Raja Juli Antoni juga menegaskan bahwa pemerintah senantiasa terbuka terhadap segala bentuk evaluasi dan kritik dari masyarakat. “Kami justru menerima kritik sebagai sesuatu yang produktif, yang baik, tapi yang tak kalah penting kesadaran dan menyiapkan diri,” ujarnya, menekankan pentingnya sinergi antara regulasi pemerintah dan kesadaran diri masyarakat.

Baca Juga :  Farah Puteri Puji TNI: Gagalkan Penyelundupan Narkoba Rp 7 Triliun

Sebagai wujud komitmen bersama, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Basarnas turut menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama. Kesepakatan ini berfokus pada penanganan keadaan darurat di kawasan konservasi, edukasi masyarakat mengenai pentingnya persiapan matang, serta tanggung jawab pribadi saat beraktivitas di lingkungan alam.

Pendakian Rinjani Bukan untuk Pemula

Terkait insiden di Gunung Rinjani, Ketua Umum Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia, Rahman Mukhlis, sebelumnya telah menegaskan bahwa gunung berapi dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut tersebut bukanlah destinasi bagi pendaki pemula. Menanggapi perbincangan hangat di media sosial pasca kecelakaan, Rahman menjelaskan bahwa Gunung Rinjani memiliki tingkat kesulitan menengah dan menuntut pengalaman yang memadai dari para pendaki.

Pendaki yang berencana menaklukkan puncak Rinjani diharapkan sudah memiliki pengalaman mendaki beberapa gunung sebelumnya, khususnya gunung dengan ketinggian di atas 2.500 meter. “Siapkan kemampuan fisik dan teknik dengan matang, perlu pendampingan profesional,” saran Rahman, menggarisbawahi pentingnya persiapan menyeluruh sebelum memulai petualangan di salah satu gunung api tertinggi kedua di Indonesia ini.

Berita Terkait

Gempa Mandailing Natal: Magnitudo 4,2 Guncang Warga!
Pelabuhan Perikanan Aman: KKP Tingkatkan Keamanan!
Lembang Gempa Dangkal: Sesar Lembang Aktif? Waspada!
Ngeri! Batik Air Hampir Tergelincir di Soetta Akibat Cuaca Buruk
Resitusi Korban: LPSK & Polri Bersatu, Hak Korban Terpenuhi!
eBay, KLM Diblokir! Kominfo Tegas Tindak Pelanggaran Aturan.
Timur Tengah Memanas, Pemerintah RI Bergerak! Koordinasi Cegah Dampak.
Perjuangan Tim SAR Gabungan Evakuasi Pendaki Brasil di Gunung Rinjani

Berita Terkait

Selasa, 1 Juli 2025 - 02:05 WIB

Gempa Mandailing Natal: Magnitudo 4,2 Guncang Warga!

Selasa, 1 Juli 2025 - 01:41 WIB

Pelabuhan Perikanan Aman: KKP Tingkatkan Keamanan!

Selasa, 1 Juli 2025 - 01:34 WIB

Rinjani Berduka: Kemenhut Perketat SOP Pendakian Taman Nasional

Minggu, 29 Juni 2025 - 21:35 WIB

Lembang Gempa Dangkal: Sesar Lembang Aktif? Waspada!

Minggu, 29 Juni 2025 - 20:47 WIB

Ngeri! Batik Air Hampir Tergelincir di Soetta Akibat Cuaca Buruk

Berita Terbaru