Ragamutama.com – , Jakarta – Suasana peringatan Hari Buruh Internasional, yang juga dikenal sebagai May Day, di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, dilaporkan memanas. Terjadi aksi saling dorong antara aparat keamanan dan kelompok massa. Selain itu, sejumlah demonstran juga terlihat melakukan pembakaran ban.
Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 14.35 WIB. Massa yang terdiri dari anggota Gabungan Serikat Buruh Indonesia (GSBI), mahasiswa, serta elemen masyarakat sipil lainnya, melakukan aksi pembakaran ban di area depan Gedung DPR. Menyikapi hal tersebut, aparat keamanan, di bawah komando Kapolres Jakarta Pusat Komisaris Besar Susatyo, bergerak cepat masuk ke tengah kerumunan massa untuk memadamkan kobaran api.
Aksi aparat keamanan tersebut memicu respons dari massa yang merasa tidak terima, sehingga berujung pada aksi saling dorong antara kedua belah pihak. Setelah beberapa saat, api berhasil dipadamkan. “Kami imbau untuk menjaga kondusifitas aksi May Day. Hindari tindakan pembakaran yang dapat mengganggu kenyamanan,” seru seorang anggota polisi melalui pengeras suara dari dalam kompleks DPR, Kamis, 1 Mei 2025.
Seorang orator yang berada di atas mobil komando terus menyampaikan seruan kepada massa aksi untuk tetap menjaga ketertiban. “Kawan-kawan, jangan sampai terprovokasi,” imbaunya.
Ketegangan tersebut berlangsung relatif singkat, hanya sekitar tiga menit. Setelah berhasil memadamkan api, aparat kepolisian kemudian kembali ke dalam kompleks parlemen.
Aksi May Day di depan Gedung DPR, Senayan, Jakarta, pada tanggal 1 Mei 2025 ini, melibatkan berbagai elemen masyarakat sipil. Mereka tergabung dalam wadah yang disebut Gerakan Buruh Bersama Rakyat (Gebrak).
Semula, aksi ini direncanakan berlangsung di kawasan Sudirman-Thamrin, dengan agenda *long march* yang dimulai dari kawasan Dukuh Atas menuju Istana Negara. Namun, lokasi aksi kemudian dialihkan dengan pertimbangan tertentu. Salah satu faktor yang memengaruhi perubahan lokasi adalah rencana kehadiran Presiden Prabowo Subianto dalam peringatan May Day di kawasan Monumen Nasional (Monas).
Aksi ini dimulai sejak pukul 08.00 WIB, dengan jumlah massa yang terus bertambah seiring berjalannya waktu. Pihak kepolisian telah melakukan penutupan jalan Gatot Subroto sejak pukul 11.30 WIB.
Dalam pernyataan resminya, Gebrak menyoroti kedekatan sejumlah pihak dengan lingkaran kekuasaan. Mereka berpendapat bahwa tidak ada alasan yang kuat bagi masyarakat yang merasakan dampak negatif dari kebijakan dan tindakan represif negara untuk menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan penguasa yang dianggap menindas.
“Aliansi Gebrak menegaskan bahwa Gerakan Buruh Indonesia tidak dapat diklaim oleh individu atau kelompok tertentu yang pada akhirnya hanya bertujuan untuk meraih kepentingan kekuasaan semata,” demikian pernyataan mereka pada hari Kamis, 1 Mei 2025.
Menurut aliansi tersebut, kondisi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka belum menunjukkan perubahan kebijakan yang signifikan dan berpihak pada perlindungan serta kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, Gebrak membawa lima tuntutan utama dalam aksi pada hari ini. Berikut adalah rincian tuntutan tersebut:
- Cabut Undang-Undang Cipta Kerja dan sahkan Rancangan Undang-Undang Ketenagakerjaan yang pro buruh;
- Sahkan Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga dan akui status pekerja sektor informal seperti pengemudi ojek online dan kurir;
- Hentikan penggusuran dan jalankan reforma agraria yang sejati;
- Hentikan proyek strategis nasional yang merusak lingkungan dan sahkan Rancangan Undang-Undang Masyarakat Adat;
- Cabut Undang-Undang TNI dan tolak keterlibatan militer dalam urusan sipil.
Ervana Trikarinaputri turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini
Pilihan Editor: Laporan Dugaan Ijazah Palsu Presiden Jokowi Dalam Penyelidikan Subdit Keamanan Negara