Bahagia, bersemangat, dan antusias untuk bercerita tentang film ini. Mungkin itu yang saya rasakan ketika keluar dari bioskop setelah menyaksikan Superman beberapa hari yang lalu. Jujur saja, sebagai penggemar berat superhero dari semesta DC, saya lupa kapan terakhir kali keluar dari pintu bioskop dengan perasaan seperti ini. Rasanya seperti mendapat secercah harapan mengenai masa depan semesta DC yang baru ini.
Superman bukan hanya menjadi harapan bagi seluruh manusia di bumi, tetapi juga menjadi harapan titik balik bangkitnya keberlangsungan semesta DC. Alasannya tentu karena keberhasilan film ini yang secara keseluruhan mampu membuat kagum dengan seluruh aspek di dalam filmnya.
Film ini adalah film pertama yang memulai berjalannya semesta DC. Apa yang membuat saya jatuh cinta adalah keberanian James Gunn sebagai sutradara mengambil konsep berbeda dari pesaingnya yaitu Marvel dalam memulai semesta ini. Film ini menceritakan bahwa keberadaan metahuman, monster, dan hal semacamnya merupakan hal yang sudah ada sejak lama, sehingga penduduk bumi tidak lagi kaget dengan kehadiran para metahuman yang ada.
Pendekatan ini membuat dunia di film Superman terasa benar-benar hidup dan kita sebagai penonton diajak untuk masuk ke dalam filmnya dengan perasaan yang sama dan tidak akan kaget jika banyak metahuman yang muncul.
Mungkin saya akan mulai bahas dari David Corenswet terlebih dahulu sebagai Superman baru kita. Berbeda dengan pendahulunya yang lebih condong hadir dengan sosok Superman sebagai dewa, Superman kali ini justru lebih digambarkan sebagai alien yang mencoba menjadi manusia. Menjadi manusia dengan memiliki perasaan galau, ketidaktahuan, amarah, bahagia, bahkan menurut saya ini adalah versi Superman yang paling cerewet dalam artian yang baik. Sebagai Clark Kent juga Ia berhasil digambarkan dengan baik, meskipun menurut saya sisi Clark Kentnya kurang dieksplor terutama bagaimana aksinya sebagai jurnalis, tapi jangan khawatir karena teman-teman Daily Planetnya mempunyai porsi penting di film ini.
Upaya memanusiakan Superman ini justru berhasil membuat saya semakin tertarik karena ada perasaan relate antara kita sebagai penonton dan Superman. Ditambah Superman versi ini bukanlah versi yang tidak terkalahkan, Ia bisa dikalahkan dan tidak selalu dengan mudah mengalahkan musuh-musuhnya. Situasi ini tentu menjadi nilai plus tersendiri bagi karakternya. Menegaskan, Superman bukanlah dewa, tetapi Ia juga berupaya menjadi manusia yang memiliki kekurangan.
Beralih ke villain utama filmnya, Nicholas Holt benar-benar berhasil menjadi Lex Luthor sang pembenci nomer satu Superman. Semua tindakan dan aktingnya sukses membuat saya sebagai penonton geram. Geram di sini justru dalam artian baik, bukan yang malah memicu rasa annoying atau risih karena karakternya dibuat menyebalkan, tetapi menjadi sosok yang saya suka dan benci di saat yang bersamaan.
Motivasi Lex sebagai villain juga bukan sekedar ingin menguasai bumi atau ingin menghancurkan bumi seperti tipikal penjahat kebanyakan. Tentu sudah jarang kita menemukan hal seperti ini pada film superhero dan ini memberi sesuatu yang fresh bagi penonton. Ditambah banyak hal-hal yang sangat comic book dalam filmnya, tetapi malah menjadi hal unik yang menjadi ciri khas film ini dan bukan menjadi sesuatu yang aneh atau cringe.
Karakter lain di film ini seperti Lois Lane, Justice Gang, bahkan Krypto semuanya memiliki porsi yang pas. Lois Lane berhasil mengambil peran jurnalis dan hubungan romansa yang tidak klise dengan Clark tanpa harus menjadi pengganggu cerita. Kehadiran Justice Gang bukan mencuri spotlight yang harusnya dimiliki Superman, kehadiran mereka justru memberi warna bagi filmnya tanpa harus membuat mereka mengambil yang terlalu besar dalam film. Saya yakin dengan mudahnya kita akan mencintai karakter Justice Gang, meskipun agak disayangkan Hawk Girl di film ini terasa kurang digali secara mendalam baik kekuatan atau keunikannya sebagai superhero.
Bagaimana dengan Krypto? luar biasa saya tidak menyangka ide memasukkan Krypto ke dalam film Superman akan menjadi ide jenius dalam film ini. Krypto layaknya anjing pada umumnya yang suka bercanda, bermain, dan sulit diberitahu (karena sebuah alasan yang cukup membuat kaget bersemangat), tetapi kehadirannya tidak mengganggu dan malah memiliki peran penting di cerita ini.
Dari plot secara umum saya sangat yakin film ini dapat diterima oleh semua kalangan, mungkin mindset DC dark itu harus dikesampingkan terlebih dahulu karena film ini tidak demikian, sebagian mungkin kecewa karena sudah terbiasa dengan DC yang memiliki kesan dark dan kelam, tetapi saya sendiri malah menyukai konsep baru yang dibawakan.
Meski demikian, film ini tetap tidak lepas dari berbagai kekurangan. Kekurangan yang saya rasakan adalah film ini ingin menceritakan banyak sekali hal dalam satu film, sehingga ada beberapa bagian yang terasa berlalu begitu saja tanpa digali lebih dalam. Sebagai contoh, ketika Superman dikalahkan untuk pertama kalinya, tidak ada perasaan kaget atau kebingungan yang dialami. Adegan berlalu begitu saja tanpa ada pendalaman, pun begitu dengan sikap penduduk bumi terhadap Superman yang sangat cepat berubah seperti karbit.
Secara keseluruhan, saya sangat merekomendasikan film ini untuk ditonton di bioskop. Alasannya karena cerita yang disajikan sangatlah fresh, rasanya seperti menonton komik yang difilmkan. Banyak hal yang sangat komik, tetapi dimasukkan ke dalam film. Ini memberi sesuatu yang sangat berbeda bagi saya. Pure Joy, absolute cinema