Rencana Prabowo Hapus Outsourcing Picu Kekhawatiran Apindo Soal Daya Saing Industri

Avatar photo

- Penulis

Senin, 5 Mei 2025 - 00:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Rencana Presiden terpilih, Prabowo Subianto, untuk meniadakan praktik outsourcing atau alih daya menjadi sorotan. Shinta Widjaja Kamdani, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), memberikan tanggapannya. Shinta berpendapat bahwa penghapusan total sistem outsourcing dapat memengaruhi kemampuan industri dalam negeri untuk bersaing, terutama bagi sektor-sektor yang mengandalkan banyak tenaga kerja.

“Jika penghapusan total sistem outsourcing tidak dipertimbangkan dengan seksama, hal ini berpotensi menurunkan daya saing industri nasional, terutama sektor padat karya seperti manufaktur, logistik, dan sektor jasa,” ungkap Shinta saat dihubungi oleh Tempo pada hari Minggu, 4 Mei 2025.

Menurut Shinta, penerapan outsourcing di Indonesia masih memerlukan peningkatan, terutama jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang terus mengembangkan sistem outsourcing mereka. Ia mencontohkan beberapa negara ASEAN, seperti Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina, yang justru sedang memperkuat sistem outsourcing mereka dengan tata kelola yang lebih baik.

“Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memastikan bahwa arah kebijakan yang diambil sejalan dengan praktik internasional dan strategi peningkatan daya saing nasional,” tegasnya.

Apindo memahami niat Prabowo untuk menghapus outsourcing sebagai bentuk perhatian terhadap isu ketenagakerjaan di Indonesia. Namun, Shinta menekankan perlunya klarifikasi mengenai rencana penghapusan outsourcing tersebut. “Apakah ini berkaitan dengan jenis pekerjaan tertentu, bentuk hubungan kerja tertentu, atau keseluruhan praktik bisnis yang melibatkan alih daya?” tanyanya.

Baca Juga :  Indeks Manufaktur Indonesia Terjun Bebas: Analisis S&P Global Terbaru

Shinta menjelaskan bahwa outsourcing bukan hanya sekadar hubungan ketenagakerjaan, tetapi juga bagian dari model bisnis yang telah umum diterapkan secara global. Banyak perusahaan internasional menjalankan bisnis mereka dengan tenaga kerja langsung, sementara fungsi-fungsi pendukung diserahkan melalui kerja sama antar pelaku usaha. Dalam konteks ini, outsourcing menjadi instrumen penting untuk mendukung fleksibilitas dan daya saing industri nasional.

Oleh karena itu, ia meminta agar wacana penghapusan outsourcing ini dikaji dengan seksama, dengan memperhatikan sistem hukum yang berlaku. Alih-alih dihapus secara keseluruhan, Shinta menyarankan agar tata kelolanya diperbaiki dan diperkuat.

“Sebaiknya kebijakan ini tidak mengarah pada penghapusan menyeluruh, melainkan pada upaya perbaikan dan penguatan tata kelola agar lebih adil, akuntabel, dan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku,” ujarnya.

Shinta menyatakan bahwa Apindo siap mendukung pemerintah dalam proses kajian ini, dengan tujuan memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar mempertimbangkan berbagai aspek, mulai dari perlindungan pekerja, keberlanjutan usaha, iklim investasi nasional, hingga daya saing Indonesia di kancah global.

Penghapusan sistem outsourcing sendiri merupakan salah satu tuntutan utama dari kalangan buruh pada peringatan Hari Buruh yang lalu, tepatnya pada Kamis, 1 Mei 2025, di Monumen Nasional, Jakarta Pusat. Tuntutan ini disampaikan oleh Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) sekaligus Presiden Partai Buruh, Said Iqbal.

Baca Juga :  Ketahui Selisih Harga Beli dan Jual Emas Antam Terbaru

“Isu utama yang diangkat dalam perayaan May Day adalah penghapusan outsourcing (tenaga alih daya), pembentukan satuan tugas pemutusan hubungan kerja (satgas PHK), upah yang layak, dan perlindungan buruh melalui pengesahan RUU (Rancangan Undang-Undang) Ketenagakerjaan yang baru,” kata Said Iqbal pada hari Kamis.

Saat menghadiri perayaan May Day di Monas, Prabowo menyatakan bahwa ia memahami tuntutan tersebut. Namun, ia menekankan perlunya kajian yang realistis, dengan tetap mempertimbangkan iklim investasi.

“Saya juga akan meminta Dewan Kesejahteraan Buruh Nasional untuk segera mencari cara agar kita bisa, jika tidak segera, secepat mungkin menghapus outsourcing. Tetapi, saudara-saudara, kita juga harus bersikap realistis,” kata Prabowo.

Menurut Presiden, menjaga keseimbangan antara perlindungan hak-hak buruh dan kepastian bagi investor adalah tantangan besar. “Kalau mereka (investor) tidak berinvestasi, tidak ada pabrik. Kalau tidak ada pabrik, kalian tidak bisa bekerja,” ujar Prabowo.

Dani Aswara turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Gelombang PHK Diperkirakan Makin Tinggi. Apa Penyebabnya?

Berita Terkait

WhatsApp Halo BCA: Nomor Resmi dan Panduan Lengkap Menghubungi CS
BPS Ungkap Perbedaan Data Kemiskinan dengan Bank Dunia: Analisis Lengkap
Panduan Lengkap Laporan Audit: Opini, Fungsi, dan Tahapan Penting
Strategi Jitu: Review Portofolio Investasi Saat Ekonomi Tidak Pasti
Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA) Catat Kenaikan Laba 6,51% pada Kuartal I 2025
Mengapa Pasar SBN Indonesia Tetap Jadi Incaran Investor?
Bank DKI Siap IPO: Laba Kuartal I/2025 Meroket Jadi Rp215,3 Miliar
Harga Energi Fluktuatif: Analisis dan Prospek Pasar Terkini

Berita Terkait

Senin, 5 Mei 2025 - 03:00 WIB

WhatsApp Halo BCA: Nomor Resmi dan Panduan Lengkap Menghubungi CS

Senin, 5 Mei 2025 - 00:35 WIB

BPS Ungkap Perbedaan Data Kemiskinan dengan Bank Dunia: Analisis Lengkap

Senin, 5 Mei 2025 - 00:15 WIB

Rencana Prabowo Hapus Outsourcing Picu Kekhawatiran Apindo Soal Daya Saing Industri

Minggu, 4 Mei 2025 - 23:51 WIB

Panduan Lengkap Laporan Audit: Opini, Fungsi, dan Tahapan Penting

Minggu, 4 Mei 2025 - 23:39 WIB

Strategi Jitu: Review Portofolio Investasi Saat Ekonomi Tidak Pasti

Berita Terbaru

Uncategorized

Biaya Haji 2026 Terjangkau? Waka BP Haji Ungkap Tantangan Prabowo

Senin, 5 Mei 2025 - 04:52 WIB

Uncategorized

Panduan Lengkap: Install Font Keren di Microsoft Word!

Senin, 5 Mei 2025 - 04:48 WIB