Ragamutama.com – Kekhawatiran Rashid Sidek, Legenda Bulu Tangkis Malaysia, tentang Eksodus Pemain dari BAM.
Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) kembali menjadi sorotan terkait fenomena keluarnya para pemain andalan dari pelatihan nasional (pelatnas).
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah pemain top Malaysia memilih jalur profesional independen di luar naungan pelatnas.
Nama-nama besar seperti Lee Zii Jia, Goh Sze Fei/Nur Izzuddin, dan beberapa lainnya telah memutuskan untuk mengembangkan karier mereka secara mandiri.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa pasangan ganda putri andalan Malaysia, Pearly Tan/Thinaah Muralitharan, juga sedang mempertimbangkan opsi yang sama.
Saat ini, kontrak mereka dengan BAM belum diperpanjang dan masih dalam tahap diskusi yang intensif.
Menanggapi gelombang pemain yang memilih jalur independen ini, Rashid Sidek, legenda bulu tangkis Malaysia, turut memberikan pandangannya.
Thailand Open 2025 – Langkah Duo Indonesia Terhenti di Hadapan Pasangan Nomor 1 Dunia, Potensi Terulangnya Final Taipei Open 2025 bagi Jafar/Felisha.
Rashid Sidek menegaskan bahwa dirinya tidak menentang pilihan pemain untuk menjadi independen.
Namun, ia juga menyoroti perubahan sikap BAM yang dianggap lebih lunak, terutama setelah kasus Lee Zii Jia.
Menurutnya, BAM perlu mempertahankan aturan yang jelas dan tegas agar pemain tidak mudah meninggalkan asosiasi, sekaligus menghentikan tren eksodus yang semakin mengkhawatirkan.
“Saya tidak menentang pemain independen, tetapi sekarang terasa sangat mudah bagi mereka untuk keluar dari BAM karena tidak ada lagi klausul yang mengikat,” ujarnya.
“BAM mungkin menjadi lebih permisif setelah masalah yang melibatkan Zii Jia,” lanjut Rashid.
“Dulu, ada larangan bermain selama dua tahun, dan pemain juga diwajibkan membayar kompensasi jika mereka memilih untuk meninggalkan tim nasional.”
“Sekarang, dengan kepemimpinan presiden yang baru, mungkin saatnya untuk menetapkan aturan baru di mana para pemain top harus memberikan kontribusi kepada tim nasional untuk jangka waktu tertentu.”
“Jika tidak, setiap pemain yang menerima tawaran lebih menguntungkan akan memutuskan untuk hengkang, dan tren ini akan terus berlanjut,” tegasnya.
Jadwal Final Taipei Open 2025 – Dibuka dengan Pertandingan All Indonesia Final, Ditutup dengan Duel Sengit Sang Penakluk Ubed.
“Perlu ada struktur remunerasi yang lebih adil dan seragam, yang memungkinkan BAM untuk mempertahankan para pemain terbaik lebih lama.”
“Pemain-pemain senior yang berprestasi harus dihargai dengan layak, tetapi hal ini tidak boleh mengganggu perkembangan pemain muda atau membuat asosiasi kekurangan dana,” tambahnya.
Rashid Sidek kemudian membandingkan situasi saat ini dengan era Lee Chong Wei, di mana sebagian besar pemain memilih untuk tetap bersama BAM dan baru keluar menjelang akhir karier mereka.
Langkah tersebut biasanya diambil untuk membuka kesempatan bagi para pemain yang lebih muda untuk bersinar.
“Chong Wei adalah pemain kunci saat itu, dan dia tidak pernah terpikir untuk meninggalkan BAM sepanjang kariernya.”
“Tidak ada satu pun rekan-rekannya yang berniat untuk menjadi pemain independen karena peraturan yang ketat dan sulitnya bertahan sebagai pemain independen,” jelas Rashid.
“Kalaupun ada yang pergi, biasanya itu terjadi menjelang akhir masa karier mereka.”
“Hal ini justru membuka jalan bagi pemain-pemain muda di BAM untuk mendapatkan lebih banyak kesempatan bermain di turnamen internasional,” pungkas Sidek.
Taipei Open 2025 – Impian Final Ideal Kandas, Tomoka Miyazaki Akan Menghadapi Tantangan dari Pemain Peringkat 77 Dunia di Babak Final.