Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar mengejutkan datang dari dunia investasi. Warren Buffett, investor legendaris, mengumumkan rencana pengunduran dirinya sebagai Chief Executive Officer (CEO) Berkshire Hathaway pada penghujung tahun ini. Pengumuman ini disampaikan langsung oleh Buffett setelah rapat pemegang saham tahunan yang digelar pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Nama Warren Buffett telah menjadi sinonim dengan kesuksesan investasi. Reputasinya meroket setelah mengakuisisi Hathaway Manufacturing Company (perusahaan tekstil yang berdiri sejak 1888) dan Berkshire Cotton Manufacturing Company (sejak 1889), kemudian menggabungkannya pada tahun 1955. Dari sinilah, ia membangun kerajaan investasi raksasa yang kita kenal dengan nama Berkshire Hathaway. Saat ini, total nilai Berkshire Hathaway melampaui USD 1,1 triliun. Kekayaan pribadi Warren Buffett sendiri diperkirakan mencapai USD 168 miliar, menurut perhitungan majalah Forbes.
Setiap langkah dan keputusan investasi yang diambil Buffett selalu menjadi sorotan dan diikuti dengan cermat oleh para pelaku pasar modal. Ada beberapa prinsip investasi fundamental yang menjadi landasan filosofi Buffett, yaitu:
1. Pentingnya Memiliki Dana Darurat
Salah satu ciri khas Buffett adalah mempertahankan cadangan kas yang signifikan, seringkali mencapai ratusan miliar dolar. Ia menyebutnya sebagai dana darurat, meskipun sebenarnya ia lebih memilih untuk menginvestasikan seluruh dananya. Dana darurat ini berfungsi sebagai jaring pengaman saat pasar mengalami penurunan, memberikan fleksibilitas untuk bertindak cepat ketika peluang langka muncul, dan mengurangi tekanan untuk menjual investasi yang baik pada waktu yang kurang tepat. Contohnya, selama krisis keuangan 2008, strategi ini memungkinkan Berkshire untuk melakukan investasi yang sangat menguntungkan di Goldman Sachs, sementara perusahaan lain terpaksa menjual aset mereka. Investor individu juga perlu memiliki cadangan kas yang cukup untuk menghindari penjualan aset secara paksa saat pasar bergejolak.
2. Berinvestasi Hanya pada Hal yang Dipahami
Prinsip investasi kedua Buffett adalah beroperasi dalam lingkaran kompetensinya. Ia dikenal karena menolak berinvestasi dalam bisnis atau industri yang tidak sepenuhnya ia pahami, tidak peduli seberapa menggiurkan atau potensial keuntungannya. Pendekatan ini terbukti sangat bermanfaat, melindunginya dari kerugian besar saat booming dot-com runtuh. Pelajaran bagi investor sangat jelas: memahami investasi dengan baik tidak hanya mengurangi risiko kesalahan yang fatal, tetapi juga memungkinkan Anda untuk fokus pada bisnis yang benar-benar Anda kuasai, daripada mengejar peluang yang tidak pasti.
3. Kesabaran adalah Kunci Mengembangkan Aset Kekayaan
Buffett pernah mengungkapkan, “Pasar saham adalah alat untuk mentransfer uang dari orang yang tidak sabar kepada orang yang sabar.” Fakta bahwa akumulasi kekayaannya yang luar biasa baru benar-benar meningkat setelah ia berusia lima puluh tahun menunjukkan kekuatan luar biasa dari waktu dan ketekunan. Membangun kekayaan bukanlah tentang menemukan saham yang sedang populer, melainkan tentang memberikan waktu kepada perusahaan-perusahaan hebat untuk meningkatkan keuntungan mereka secara berkelanjutan.
4. Meminimalkan Biaya Investasi
Salah satu faktor kunci yang berkontribusi pada kesuksesan Buffett adalah fokusnya pada pengurangan biaya investasi. Ia menjaga efisiensi operasional di Berkshire dengan menghindari perdagangan yang berlebihan, yang dapat meningkatkan biaya transaksi dan pajak. Dalam suratnya kepada para pemegang saham pada tahun 2013, ia secara khusus merekomendasikan investor individu untuk memilih reksadana indeks berbiaya rendah daripada membayar mahal kepada manajer investasi. Intinya, biaya yang tampaknya kecil dapat memiliki dampak yang signifikan pada imbal hasil jangka panjang, sehingga investor harus berhati-hati terhadap pengeluaran yang tidak perlu.
5. Membeli Perusahaan Hebat dengan Harga yang Wajar
Buffett banyak belajar tentang investasi nilai dari mentornya, Benjamin Graham. Awalnya, ia berfokus pada mencari perusahaan yang undervalue. Namun, seiring berjalannya waktu, ia beralih fokus mencari perusahaan luar biasa yang memiliki keunggulan kompetitif yang kuat, dengan harga yang “wajar”, meskipun tidak selalu “murah”. Salah satu contoh penerapan strategi ini adalah investasi besarnya di Coca-Cola pada akhir 1980-an. Meskipun saat itu tidak murah, merek perusahaan yang kuat dan jaringan distribusi global menghasilkan keuntungan yang luar biasa selama beberapa dekade. Ini mengajarkan investor untuk memprioritaskan kualitas di atas sekadar membeli barang murah. Singkatnya, Buffet menekankan bahwa membeli saham pada dasarnya sama dengan membeli bisnis.
Tongkat kepemimpinan Berkshire Hathaway selanjutnya akan berada di tangan Greg Abel, Direktur Utama Berkshire Hathaway Energy, yang juga menjabat sebagai Wakil Komisaris Utama bisnis non-asuransi Berkshire sejak 2018. “Saya akan tetap berada di sekitar dan mungkin masih bisa memberikan kontribusi dalam beberapa hal, tetapi keputusan akhir akan berada di tangan Greg, baik dalam hal operasional, alokasi modal, atau hal lainnya,” kata Buffett kepada para pemegang saham di Omaha, Nebraska, pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Pilihan Editor: Berkshire Hathaway: Transformasi dari perusahaan tekstil menjadi raksasa investasi dunia