Setiap pelancong yang tiba di bandara besar mungkin familiar dengan pemandangan pintu keluar berlapis kaca yang berjejer, seolah ada labirin kecil yang harus dilewati sebelum benar-benar keluar. Bandara Internasional John F. Kennedy (JFK) di New York, misalnya, bahkan memiliki tiga lapis pintu otomatis sekaligus. Pertanyaan yang sering muncul adalah: mengapa harus ada begitu banyak pintu hanya untuk keluar dari bandara? Ternyata, di balik desain yang mungkin terkesan berlebihan ini, tersimpan alasan penting mengenai keamanan dan efisiensi operasional.
Seperti dilansir Reader Digest, pintu-pintu ini, yang sering disebut sebagai automated exit lanes atau jalur keluar otomatis, bukan sekadar hiasan. Menurut Ken Ibold, Wakil Direktur Bandara Internasional Pensacola (PNS) di Florida, fungsi utamanya sangat krusial bagi sistem keamanan bandara. Teknologi canggih ini didesain khusus untuk membentengi area steril terminal, yaitu zona yang hanya diperuntukkan bagi penumpang yang telah melewati pos pemeriksaan keamanan, dari potensi penyusup.
Ibold lebih lanjut menjelaskan bahwa “Jalur keluar otomatis secara efektif menjaga batas tegas antara area steril dan area publik.” Sistem ini dilengkapi sensor presisi tinggi yang mampu melacak posisi setiap individu yang melintas. Ia menambahkan, “Jika ada seseorang yang berupaya masuk kembali ke arah berlawanan, pintu menuju sisi steril akan otomatis tertutup rapat, sementara pintu ke arah publik akan tetap terbuka, memastikan tidak ada yang terperangkap dan mencegah akses tidak sah.”
Di sisi lain, produsen pintu otomatis terkemuka, Horton Doors, menamai sistem ini sebagai security exit lanes (SEL). Alasan di balik desain pintu bandara berlapis ini tak hanya tentang keamanan, tetapi juga efisiensi operasional. Penggunaan sistem otomatis ini secara signifikan mengurangi kebutuhan akan staf pengawas yang sebelumnya harus selalu berjaga di pintu keluar manual. Ibold menggarisbawahi manfaat ini, menyatakan, “Dengan jalur keluar otomatis, kami mampu mengoptimalkan pemanfaatan ruang dan secara drastis memangkas biaya tenaga kerja. Sistem konvensional yang kami gunakan sebelumnya memerlukan lima kali lipat ruang fisik dibandingkan teknologi baru ini.”
Muncul pertanyaan umum dari para penumpang: bagaimana jika mereka ingin bertemu keluarga atau kerabat di area keluar? Ibold meyakinkan bahwa sistem ini telah melalui pengujian ketat dan terbukti sangat andal, bahkan belum pernah mengalami kegagalan. Untuk mengatasi kebingungan, sistem ini juga dilengkapi dengan rekaman suara yang memberikan instruksi jelas bagi penumpang yang mungkin ragu atau secara tidak sengaja mencoba kembali ke area steril.
Ketakutan akan terjebak dalam ruang kaca sempit itu juga tidak berdasar. Ibold dengan tegas menyatakan, tidak ada risiko terperangkap di dalam jalur keluar otomatis ini. “Sistem dirancang untuk selalu membuka pintu ke arah keluar jika mendeteksi adanya gangguan atau situasi tidak wajar,” ujarnya. Ia menambahkan, “Bahkan dalam skenario terburuk sekalipun, jika terjadi kerusakan teknis, kami dapat segera beralih ke jalur keluar manual yang dilengkapi staf, memastikan aliran penumpang tetap lancar dan aman.”
Mengingat peningkatan keamanan yang signifikan dan efisiensi ruang yang ditawarkan, tidak mengherankan jika semakin banyak bandara di seluruh dunia memilih untuk mengadopsi sistem pintu keluar otomatis ini. Jadi, bagi Anda para pelancong, kini Anda dapat bernapas lega. Pintu kaca berlapis yang Anda lewati bukanlah jebakan yang membingungkan, melainkan sebuah inovasi perlindungan mutakhir yang dirancang untuk memastikan setiap perjalanan Anda tetap aman dan nyaman.