Presiden Ekuador Noboa Ingin Gandeng Pasukan Asing untuk Perangi Geng Narkotika

Avatar photo

- Penulis

Jumat, 21 Maret 2025 - 20:05 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Presiden Ekuador Noboa Ingin Gandeng Pasukan Asing untuk Perangi Geng Narkotika (Freepik)

Presiden Ekuador Noboa Ingin Gandeng Pasukan Asing untuk Perangi Geng Narkotika (Freepik)

RAGAMUTAMA.COM – Dalam upaya meredam gelombang kejahatan yang kian merajalela di negaranya, Presiden Ekuador Daniel Noboa menyampaikan rencananya untuk menggandeng pasukan asing guna membantu memberantas kekerasan geng dan peredaran narkotika.

Dalam wawancara dengan BBC, Noboa secara terbuka menyatakan bahwa situasi saat ini membutuhkan dukungan militer dari negara-negara sekutu.

Menurut Presiden Noboa, Ekuador telah menjadi jalur distribusi utama kokain global, dengan sekitar 70% peredaran narkotika dunia melewati wilayah negara tersebut. Ia menegaskan bahwa kapasitas militer nasional tidak cukup untuk menangani ancaman bersenjata dari geng-geng kriminal, sehingga kolaborasi internasional diperlukan.

“Kita butuh lebih banyak tentara untuk memerangi kejahatan. 70% kokain dunia didistribusikan dari Ekuador. Kita butuh pasukan internasional untuk membantu,” kata Noboa.

Presiden Noboa mengungkapkan rencana untuk mengundang pasukan dari Amerika Serikat, Eropa, dan Brasil guna memperkuat operasi militer di sejumlah provinsi yang dikenal sebagai sarang kejahatan, seperti Guayas. Meski negosiasi awal telah dimulai, belum ada informasi resmi mengenai negara mana saja yang siap berpartisipasi.

Baca Juga :  Paus Fransiskus Kritik Israel, Sebut Situasi di Gaza "Memalukan"

Selain itu, Noboa berharap Presiden AS Donald Trump dapat mengklasifikasikan geng-geng bersenjata asal Ekuador sebagai organisasi teroris, seperti yang sebelumnya dilakukan terhadap kelompok kriminal di Meksiko dan Venezuela.

Lonjakan aksi kekerasan di Ekuador mendorong pemerintah menetapkan status darurat dan menerapkan tindakan keras berskala nasional sejak 2024. Kebijakan ini termasuk kekebalan hukum bagi petugas yang terlibat dalam operasi anti-kejahatan dan klasifikasi geng sebagai entitas teroris.

Dalam data terbaru, Ekuador mencatat lebih dari 1.000 kasus pembunuhan sejak awal tahun, menjadikannya salah satu negara dengan tingkat kekerasan tertinggi di Amerika Latin. Pemerintah memperkirakan sedikitnya 14.000 anggota geng bersenjata aktif di seluruh negeri.

Baca Juga :  Mantan Politisi Kamboja Ditembak di Bangkok Thailand

Sejak tahun 2018, Amerika Serikat telah mengucurkan bantuan sebesar $81 juta untuk mendukung operasi pemberantasan narkoba dan kejahatan terorganisir di Ekuador. Sebuah kesepakatan antara kedua negara juga telah dibentuk, memungkinkan AS mengirim pasukan militer jika dibutuhkan—dengan syarat bahwa kendali operasi tetap berada di tangan Amerika.

Namun, hingga saat ini, Pentagon, Kementerian Pertahanan Brasil, maupun otoritas militer Eropa belum memberikan pernyataan resmi mengenai kemungkinan pengerahan pasukan mereka ke wilayah Ekuador.

Ketegangan akibat kekerasan ini semakin meningkat seiring persiapan Ekuador menghadapi putaran kedua pemilu presiden. Noboa sendiri mengambil langkah agresif dalam kampanye politiknya dengan menetapkan sejumlah geng sebagai kelompok teroris, memperkuat posisi pemerintah sebagai pengayom stabilitas nasional.

Berita Terkait

China Bangun Bendungan Hidroelektrik Terbesar di Dunia Setelah 74 Tahun Penelitian
Chili Serahkan Jam Tangan Mewah Milik Keanu Reeves yang Dicuri ke FBI
Thailand Dianggap Langgar Hukum Internasional Usai Gunakan Peluru Beris ke Wilayah Kamboja
Donald Trump Rayakan Ulang Tahun Istrinya di Air Force One
Pemimpin Universitas AS Kutuk Intervensi Politik Pemerintahan Donald Trump
Tambang Emas Kerajaan Clogau Dihidupkan Kembali, Harga Bisa 10 Kali Lebih Mahal dari Pasaran
Korea Selatan Dilanda Kebakaran Hutan Hebat, Kuil Bersejarah Gounsa Hangus Terbakar
Ribuan Paket iPhone Dicuri dari Teras Rumah, Ini Cara Sindikat Beraksi
Tag :

Berita Terkait

Kamis, 31 Juli 2025 - 16:22 WIB

China Bangun Bendungan Hidroelektrik Terbesar di Dunia Setelah 74 Tahun Penelitian

Rabu, 30 Juli 2025 - 15:16 WIB

Chili Serahkan Jam Tangan Mewah Milik Keanu Reeves yang Dicuri ke FBI

Sabtu, 26 Juli 2025 - 16:01 WIB

Thailand Dianggap Langgar Hukum Internasional Usai Gunakan Peluru Beris ke Wilayah Kamboja

Sabtu, 26 April 2025 - 10:17 WIB

Donald Trump Rayakan Ulang Tahun Istrinya di Air Force One

Rabu, 23 April 2025 - 09:49 WIB

Pemimpin Universitas AS Kutuk Intervensi Politik Pemerintahan Donald Trump

Berita Terbaru

Society Culture And History

HUT RI ke-80: Jadwal Lengkap di Monas & Istana Merdeka!

Sabtu, 16 Agu 2025 - 15:56 WIB

Society Culture And History

Momen Haru: Canda Tawa Terakhir Mpok Alpa Sebelum…

Sabtu, 16 Agu 2025 - 15:34 WIB

politics

Arus Lalin Dialihkan! Upacara HUT ke-80 RI di Istana.

Sabtu, 16 Agu 2025 - 14:32 WIB