Pengorbanan Pengurus RT, Sering Rugi Waktu dan Finansial

- Penulis

Selasa, 18 Februari 2025 - 09:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejak pertengahan Desember 2023 saya diminta Pak RT untuk menjadi bendahara, menggantikan bendahara sebelumnya yang mengundurkan diri. Saya kurang tahu sebab pengunduran diri beliau, mungkin karena sering ‘dikuliahi’ oleh sekretariat RW.

Saya sebenarnya menolak, karena saya tidak memiliki pengetahuan tentang hitung-menghitung dan program Excel. Bahkan tidak memiliki m-banking. Kelihatan jadul yah. Maklum sejak 1980-an saya terbiasa menulis artikel untuk media cetak, pameran temporer museum, buku, dan publikasi lain. Pokoknya tulis-menulislah kebisaan saya sampai saat ini.

Tapi karena tidak ada yang mau, yah terpaksa saya menjadi ‘Menteri Keuangan’. Toh hanya mencatat penerimaan dan pengeluaran, pikir saya. Setiap bulan saya harus setor ke RW untuk iuran rumah dan iuran ruko. Biasanya saya setor iuran rumah setiap tanggal 10 dan setor iuran ruko setiap tanggal 20. Itu pun bukan harga mati. Kalau ada kegiatan di dalam kota atau luar kota 1 atau 2 hari, biasanya agak molor dikit saya setor iuran. Ini karena saya lebih mementingkan mencari nafkah.

Rugi finansial

Kalau ada kegiatan sekitar tanggal 10 atau 20 selama beberapa hari, biasanya saya tolak. Tahun lalu ada tiga kegiatan yang saya tolak, yah itu karena tersandera oleh waktu setor iuran ke RW. Bayangkan berapa banyak saya rugi waktu dan rugi finansial.

Padahal sebagai bendahara saya tidak memperoleh gaji atau honorarium. Cuma saya dibebaskan dari iuran rumah yang besarnya Rp 325.000 sebulan. Ibaratnya gaji guru honorer deh. Selain itu saya pernah mendapatkan jatah beras 10 kg sebagai warga pengganti. Mungkin karena warga tersebut dinilai mampu secara finansial, maka jatahnya diberikan kepada warga lain. Memang ada dana dari kelurahan sebesar Rp 2 juta sebulan. Nah itu urusan Pak RT karena urus iuran warga saja saya sudah pusing. Dana itu pernah dipakai untuk pengaspalan jalan. Sebagai pengurus RT banyak juga  pengorbanan. Pengurus RT terdiri atas ketua, sekretaris, dan bendahara.

Baca Juga :  IHSG Menguat ke Level 6.803, Ini Saham yang Direkomendasikan di Perdagangan Awal Ramadan

Terus terang pekerjaan bendahara tidak hanya mencatat. Saya harus menuliskan jumlah iuran setiap warga atau ruko pada kartu kuning. Setelah kartu kuning kembali, saya mencatat tanggal bayar berikut paraf bendahara. Surat tanda terima diberikan kepada warga yang sudah membayar. Itu belum selesai, saya masih mencatat mereka yang sudah membayar pada buku. Ini sebagai arsip RT.

Setelah itu masih harus mencatat pada lembaran yang disediakan oleh RW. Saat ini RW menggunakan program baru. Menjumlahkan iuran adalah pekerjaan selanjutnya. Pekerjaan terakhir adalah menyetor ke RW sebesar 92,5% dari jumlah iuran. Sisanya, sebesar 7,5% untuk kas RT.

Karena tidak punya m-banking, sehari atau 2-3 hari sebelumnya saya transfer terlebih dulu ke anak saya. Ketika hitungan sudah selesai, kemudian anak saya mentransfer ke rekening RW. Bukti transfernya saya print, satu untuk RW dan satu untuk arsip RT. Saat ini printer sedang bermasalah, mungkin saya kirim lewat WA saja.

Transfer dan “cash”

Iuran warga dibayar dengan cara transfer ke rekening RT. Rekening ini dipegang oleh Pak RT. Sebagian dengan cara cash. Maklum beberapa warga tidak memiliki m-banking. Seorang petugas Linmas yang membantu penagihan, akan menyetor ke saya pada tanggal tertentu. Jadi kalau ditotal, saya empat kali berurusan dengan bank. Dua kali transfer tunai ke rekening anak saya dengan dana talangan dari saya. Lalu dua kali menyetor tunai ke bank setelah dana cash saya pegang.

Di RW saya ada 11 RT. Dari semuanya, RT saya setiap bulan menyetor sekitar 30 juta sebulan ke RW. Sebaliknya RT lain paling banyak 15 juta bahkan ada yang satu digit. Jadi RT saya paling banyak kontribusinya ke RW. Saya hitung ada sekitar 90 rumah dan ruko yang membayar iuran.

Baca Juga :  Cerita Warga Keliling 15 Warung Cari LPG 3 Kg, Akhirnya Dapat Harga Rp30.000

Yang membuat pusing, ada beberapa warga dan ruko memiliki tunggakan pembayaran. Saya sendiri maklum mereka menghadapi kesulitan ekonomi. Sekretariat RW sering bertanya kepada saya. Malah meminta saya datang ke kantor RW. Padahal saya sedang menulis. Jadilah ide yang ada di kepala hilang. Saya tidak menyangka akan begini, RW pun pasti tidak menyangka akan mengganggu pekerjaan saya.

Perlu diketahui RT yang sekarang mendapat warisan dari RT-RT sebelumnya. Masih ada beberapa tunggakan dari warga dan ruko, bahan sampai beberapa tahun ke belakang. Mengapa ditimpakan kepada RT yang sekarang? Ke mana saja RW ketika itu?

Nah, ini lagi yang membuat saya jengkel ke RW. Beberapa bulan lalu ada kenaikan iuran sebesar 50.000. Dalam surat RW dikatakan ‘penarikan September’. Dalam bayangan saya ini ‘penarikan iuran September’. Pak RT pun pernah tanya ke bendahara RW, intinya ‘iuran September yang ditarik Oktober’.  Segera RT fotokopi surat untuk diedarkan ke warga dan ruko.

Ternyata menurut RW kenaikan itu untuk iuran Agustus yang ditarik September. Bendahara RW pun mengaku ‘saya tidak ingat’. Persis seperti saksi ketika di pengadilan…saya lupa atau saya tidak ingat. Setelah berdebat akhirnya Pak RT mengalah dan menambah kekurangan iuran. Total RT ‘nombok’ 90 rumah/ruko x Rp 50.000 = Rp 4,5 juta. Kas RT pun terkuras.

Terus terang, kalau ada yang mau menggantikan, saya mau lepas jabatan “Menteri Keuangan’ RT. Pekerjaan yang statis dan rutinitas kurang saya sukai. Saya lebih suka pekerjaan yang inovatif dan kreatif, seperti menulis untuk mencerdaskan masyarakat. Maklumlah saya arkeolog yang biasa bekerja di lapangan, apalagi lama menekuni dunia kewartawanan atau jurnalis. Sejak awal Februari lalu kesibukan saya semakin bertambah. Waduh makin repot nih.***

Berita Terkait

Kejagung Akan Dalami Aliran Dana Kredit dari BNI, BRI, dan Bank Jateng ke Sritex
Indocement (INTP) Bagi Dividen Rp 259 Per Saham
Gelar RUPST, Lippo Cikarang (LPCK) Rombak Jajaran Pengurus
Harga Emas Antam Melonjak Rp 8.000/Gram: Update Harga Terbaru Kamis, 22 Mei
Potongan Suku Bunga: Saham Ini Tawarkan Dividen 3 Kali Lipat Bunga Deposito
Kasus Korupsi Sritex: Iwan Lukminto Diduga Lakukan Penyalahgunaan Kredit Bank
Suku Bunga Turun: IHSG & LQ45 Naik, Rupiah Menguat ke Rp 16.398/USD
Saham Blue Chip Favorit Lo Kheng Hong Naik Terus: Beli atau Jual Sekarang?

Berita Terkait

Kamis, 22 Mei 2025 - 13:36 WIB

Kejagung Akan Dalami Aliran Dana Kredit dari BNI, BRI, dan Bank Jateng ke Sritex

Kamis, 22 Mei 2025 - 12:40 WIB

Indocement (INTP) Bagi Dividen Rp 259 Per Saham

Kamis, 22 Mei 2025 - 11:16 WIB

Gelar RUPST, Lippo Cikarang (LPCK) Rombak Jajaran Pengurus

Kamis, 22 Mei 2025 - 10:16 WIB

Harga Emas Antam Melonjak Rp 8.000/Gram: Update Harga Terbaru Kamis, 22 Mei

Kamis, 22 Mei 2025 - 09:44 WIB

Potongan Suku Bunga: Saham Ini Tawarkan Dividen 3 Kali Lipat Bunga Deposito

Berita Terbaru

entertainment

Angkara Murka: 3 Fakta Lagu Sukatani Jadi OST Film Tumbal Proyek

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:20 WIB

technology

Samsung Z Flip6 vs Xiaomi 15 Ultra: Duel HP Lipat Terbaik?

Kamis, 22 Mei 2025 - 14:00 WIB

Family And Relationships

Permintaan Ibrahim Sjarief Assegaf Suami Najwa Shihab Sebelum Meninggal

Kamis, 22 Mei 2025 - 13:56 WIB