Pasar Bergejolak Terserempet Kebijakan Tarif Donald Trump, Nasib Rupiah Bagaimana?

- Penulis

Rabu, 5 Februari 2025 - 08:07 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

RAGAMUTAMA.COM-JAKARTA. Kebijakan tarif impor ala Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengguncang pasar. Ketidakpastian ekonomi global diperkirakan semakin meningkat akibat dampak kebijakan Trump tersebut..

Hal ini dikarenakan kebijakan-kebijakan yang Trump terapkan memicu volatilitas di berbagai pasar keuangan dunia, termasuk Indonesia.

Staf Bidang Ekonomi, Industri dan Global Markets dari Bank Maybank Indonesia Myrdal Gunarto menilai, hal tersebut turut berdampak pada pergerakan nilai tukar rupiah yang diperkirakan akan fluktuatif.

Namun, ia menilai bahwa level resisten rupiah pada angka Rp 16.576 per dolar AS masih cukup kuat.

“Selama era awal Trump, kemungkinan pasar keuangan kita akan volatile, dan ini akan berpengaruh juga terhadap pergerakan rupiah yang akan fluktuatif,” ujar Myrdal kepada Kontan.co.id, Selasa (4/2).

Baca Juga :  TOWR Kantongi Izin Rights Issue 15 Miliar Saham untuk Ekspansi

Meskipun terdapat ancaman arus keluar modal asing (hot money outflow) dari pasar keuangan Indonesia, Myrdal menegaskan bahwa fundamental ekonomi domestik masih solid. 

Salah satu faktor pendukung utama adalah surplus neraca perdagangan yang konsisten sekitar US$ 2 miliar setiap bulan. 

Selain itu, posisi keuangan nasional hingga akhir tahun lalu masih di bawah 1% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Di sisi lain, aliran Foreign Direct Investment (FDI) ke Indonesia terus masuk, yang memberikan ketahanan terhadap stabilitas nilai tukar rupiah.

Baca Juga :  United Tractors (UNTR) akan Tebar Dividen Rp 7,8 Triliun, Ini Jadwalnya

Myrdal juga menyoroti kepemilikan asing di Surat Utang Negara (SUN) maupun Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) sudah menurun secara signifikan.

“Kalau kita lihat juga sudah rendah, kalau untuk SUN kepemilikan asing itu sudah kurang dari 15%, kalau di SRBI kurang dari 25% terhadap total SRBI yang beredar,” katanya.

Dengan mempertimbangkan faktor-faktor tersebut, Myrdal meyakini, meskipun ada potensi pelemahan rupiah akibat keluarnya modal asing, ruang pelemahan tersebut akan terbatas.

Berita Terkait

Harga Emas Antam Terkini: Turun Jadi Rp 1.912.000, Saatnya Beli?
MCOL Bagikan Dividen Jumbo Rp 693 Miliar: Investor Sumringah!
Rupiah Perkasa Hari Ini: Menguat 1% Sentuh Rp 16.438 Per Dolar AS!
Laba & Pendapatan MAPI Meroket di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap
JB Straubel: Profil Lengkap Kandidat CEO Tesla Pengganti Elon Musk?
Target IPO Bank DKI: Lima Bulan Hingga Satu Tahun, Kata Pramono
Pemerintah Tetap Kuasai Himbara Meski Saham Beralih ke Danareksa
Penurunan Laba Bersih Aspirasi Hidup Indonesia

Berita Terkait

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:59 WIB

Harga Emas Antam Terkini: Turun Jadi Rp 1.912.000, Saatnya Beli?

Jumat, 2 Mei 2025 - 16:15 WIB

MCOL Bagikan Dividen Jumbo Rp 693 Miliar: Investor Sumringah!

Jumat, 2 Mei 2025 - 15:59 WIB

Rupiah Perkasa Hari Ini: Menguat 1% Sentuh Rp 16.438 Per Dolar AS!

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:23 WIB

Laba & Pendapatan MAPI Meroket di Kuartal I 2025: Analisis Lengkap

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:19 WIB

JB Straubel: Profil Lengkap Kandidat CEO Tesla Pengganti Elon Musk?

Berita Terbaru

Education And Learning

Prabowo Umumkan Empat Program Bantuan Pendidikan Unggulan Hardiknas 2025

Jumat, 2 Mei 2025 - 18:19 WIB