OpenAI, Induk ChatGPT, Digugat 45 Penerbit Media: Tuduhan Pelanggaran Hak Cipta

Avatar photo

- Penulis

Sabtu, 26 April 2025 - 07:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – OpenAI, perusahaan di balik chatbot ChatGPT, kembali menghadapi gugatan hukum. Kali ini, Ziff Davis, raksasa media digital yang menaungi lebih dari 45 media terkemuka seperti IGN, CNET, PCMag, LifeHacker, dan Everyday Health, melayangkan tuntutan.

Menurut dokumen gugatan yang pertama kali diberitakan The New York Times, Ziff Davis menuduh OpenAI secara sengaja dan berulang kali menggunakan konten dari berbagai situs webnya tanpa izin untuk menghasilkan respons dalam ChatGPT.

Lebih lanjut, Ziff Davis juga menyatakan OpenAI menghilangkan atribut hak cipta dari konten yang diambil.

Gugatan diajukan ke pengadilan federal Delaware, Amerika Serikat. Ziff Davis menemukan ratusan salinan kontennya yang terdapat dalam dataset WebText milik OpenAI, dataset yang sempat diakses publik.

Ziff Davis menuntut penghentian eksploitasi karya-karyanya oleh OpenAI dan meminta pengadilan untuk memerintahkan perusakan seluruh dataset dan model AI yang mengandung konten milik media-media di bawah naungannya.

Menanggapi gugatan tersebut, juru bicara OpenAI, Jason Deutrom, menyatakan model AI mereka dilatih menggunakan data publik dan beroperasi berdasarkan prinsip fair use atau penggunaan wajar.

“ChatGPT mendukung kreativitas manusia, mendorong inovasi ilmiah dan riset medis, serta memberdayakan jutaan pengguna. Model kami dilatih dengan data publik dan menjunjung tinggi prinsip fair use,” ujar Deutrom.

Baca Juga :  Xiaomi 15 vs iPhone 15: Duel Spek & Harga, Mana Lebih Unggul?

Bukan kasus pertama

Gugatan ini menambah daftar panjang masalah hukum yang dihadapi OpenAI terkait pelanggaran hak cipta. Sebelumnya, perusahaan AI yang didukung Microsoft ini telah digugat oleh berbagai pihak, termasuk The New York Times, Dow Jones, dan sejumlah penulis serta seniman visual, atas tuduhan penggunaan ribuan karya berhak cipta tanpa izin untuk melatih sistem AI generatif mereka.

Sebaliknya, beberapa media seperti Vox Media (induk The Verge), The Atlantic, The Financial Times, dan The Associated Press telah menandatangani perjanjian lisensi konten dengan OpenAI, menurut laporan KompasTekno dari The Verge pada Jumat (25/4/2025).

OpenAI meminta kelonggaran aturan fair use

Pada Maret lalu, OpenAI dilaporkan meminta pemerintah Amerika Serikat untuk melonggarkan peraturan yang membatasi penggunaan materi berhak cipta dalam pelatihan model AI.

OpenAI berargumen bahwa kebijakan yang lebih fleksibel akan membantu Amerika Serikat mempertahankan keunggulannya dalam persaingan AI global, terutama menghadapi China.

Permintaan ini diajukan sebagai bagian dari proposal untuk AI Action Plan pemerintahan Donald Trump.

Dalam proposal tersebut, OpenAI mendorong kebijakan yang lebih mendukung inovasi, termasuk mengurangi pembatasan hak kekayaan intelektual yang dianggap terlalu memberatkan perusahaan AI, salah satunya dengan melonggarkan aturan fair use untuk konten berhak cipta.

Baca Juga :  OpenAI Meluncurkan Agen AI Terbaru, Solusi Cerdas untuk Bisnis Masa Depan

Fair Use adalah prinsip dalam hukum hak cipta yang mengizinkan penggunaan materi berhak cipta tanpa izin pemiliknya dalam situasi tertentu. Di Amerika Serikat, hal ini diatur dalam Copyright Act of 1976, dan sering diterapkan dalam konteks pendidikan, penelitian, kritik, jurnalistik, dan parodi.

Isu hak cipta menjadi tantangan besar bagi pengembangan AI. Model AI seperti ChatGPT dilatih dengan data dari berbagai sumber daring, termasuk situs web, buku, artikel berita, dan dokumen publik lainnya. Banyak materi daring sebenarnya berhak cipta meskipun dapat diakses publik. Inilah yang menjadi perdebatan, karena AI memproses dan “belajar” dari materi tersebut tanpa izin eksplisit dan kompensasi bagi pemilik hak cipta.

Terlepas dari berbagai gugatan, OpenAI tetap berkeyakinan bahwa strategi mereka yang mengedepankan fair use dan mengurangi pembatasan hak kekayaan intelektual akan menguntungkan kreator dan mempertahankan dominasi Amerika Serikat di bidang AI serta keamanan nasional.

Berita Terkait

Poco M7 Pro 5G vs Infinix Note 50: Duel HP 2 Jutaan Terbaik?
Oppo A5i & A5i Pro: Snapdragon 6s Gen 1, Spesifikasi Lengkap!
WiFi Lemot di HP? Ini 5 Cara Ampuh Mempercepatnya!
Internet Cepat 100 Mbps Komdigi Sasar Sekolah & Puskesmas di Daerah 3T
Android 16: Bocoran Fitur Terbaru, Tanggal Rilis, dan Update Penting
Restart HP: Mitos atau Fakta? Ini Jawaban Lengkapnya!
Copilot Vision Hadir di Windows, Integrasi Microsoft 365 Lebih Mudah!
iOS 26: Baterai iPhone Lebih Awet dengan Fitur Adaptive Power?

Berita Terkait

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:27 WIB

Poco M7 Pro 5G vs Infinix Note 50: Duel HP 2 Jutaan Terbaik?

Minggu, 15 Juni 2025 - 22:02 WIB

Oppo A5i & A5i Pro: Snapdragon 6s Gen 1, Spesifikasi Lengkap!

Minggu, 15 Juni 2025 - 15:32 WIB

WiFi Lemot di HP? Ini 5 Cara Ampuh Mempercepatnya!

Minggu, 15 Juni 2025 - 12:32 WIB

Internet Cepat 100 Mbps Komdigi Sasar Sekolah & Puskesmas di Daerah 3T

Minggu, 15 Juni 2025 - 11:37 WIB

Android 16: Bocoran Fitur Terbaru, Tanggal Rilis, dan Update Penting

Berita Terbaru

Uncategorized

Taman Balekambang, Me Time Asyik di Tengah Kota Solo

Senin, 16 Jun 2025 - 01:57 WIB

politics

Prabowo ke Singapura-Rusia, Dasco & Gibran Lepas di Bandara!

Senin, 16 Jun 2025 - 01:37 WIB

Family And Relationships

Gustiwiw Meninggal, Ibunda: Pamit Sehat Bikin Konten, Sempat Tak Percaya

Senin, 16 Jun 2025 - 01:32 WIB

sports

Piala Presiden 2025: Jadwal Lengkap, Mulai 6 Juli!

Senin, 16 Jun 2025 - 01:12 WIB