MTI Ungkap Akar Masalah Macet Priok: Perlu Penataan Ulang Kawasan

- Penulis

Minggu, 20 April 2025 - 20:47 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Jakarta, RAGAMUTAMA.COM – Kemacetan parah yang melanda kawasan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Kamis (17/4/2025), telah dianalisis oleh Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) untuk menemukan akar permasalahannya.

Kemacetan ini, bagi sebagian orang, dianggap sebagai salah satu yang terburuk. Meskipun kemacetan sebenarnya bukan fenomena baru di area pelabuhan ini, para pengemudi truk bahkan menganggapnya sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas mereka.

“Akses ke Pelabuhan Tanjung Priok sangat bergantung pada jalan raya. Sementara itu, pemanfaatan jalur kereta api kurang diminati, selain karena biaya yang lebih tinggi, juga dianggap kurang praktis. Biaya penggunaan jalur kereta api lebih mahal dibandingkan jalan raya, disebabkan penggunaan BBM nonsubsidi, pengenaan PPN sebesar 11 persen, dan adanya track access charge (TAC),” jelas Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah MTI Pusat, Djoko Setijowarno, dalam pernyataan resminya pada Minggu (20/4/2025).

1. Transportasi Jalan Lebih Ekonomis

Namun demikian, Djoko menjelaskan bahwa moda transportasi jalan umumnya lebih ekonomis untuk pengiriman barang dengan jarak yang relatif pendek, yaitu kurang dari 500 kilometer (km).

“Kereta api menjadi lebih kompetitif untuk jarak menengah, antara 500 – 1.500 kilometer, sedangkan untuk jarak yang lebih jauh, di atas 1.500 kilometer, transportasi laut menjadi pilihan yang lebih terjangkau.”

Baca Juga :  Hasil Penyelidikan BMKG soal Gerakan Tanah di Banjarnegara Sebabkan Kerusakan Rumah-Jalan

Djoko menambahkan bahwa di sektor maritim, belum ada pedoman yang jelas untuk menghitung kapasitas pelabuhan (port capacity), berbeda dengan sektor bandara (airport).

“Pengembangan di Pelabuhan Tanjung Priok terus meningkatkan kapasitas sisi laut, tetapi kapasitas sisi darat tidak ikut ditingkatkan. Perhitungan kapasitas seharusnya mempertimbangkan ketersediaan tempat parkir truk, fasilitas toilet, dan lain-lain. Kapasitas terkecil atau minimal inilah yang seharusnya dijadikan acuan,” tegas Djoko.

Antrean Truk di Priok Ditargetkan Selesai Besok, Kompensasi Bagi yang Terdampak

Antrean Truk di Priok Ditargetkan Selesai Besok, Kompensasi Bagi yang Terdampak

2. Kemacetan Akan Terus Berlanjut Tanpa Perubahan

Menurut Djoko, jika isu mendasar ini tidak ditangani dengan serius, kemacetan lalu lintas akan terus menjadi masalah. Kawasan Pelabuhan Tanjung Priok perlu ditata ulang, termasuk area penyangga (buffer zone) antara pelabuhan dan lingkungan pertokoan serta pemukiman. Harus ada jarak minimal 1 km, dan area buffer zone tersebut harus bebas dari bangunan.

“Kita perlu mengikuti layout asli kawasan pelabuhan dari zaman Hindia Belanda, dengan batas pelabuhan di Cempaka Mas dan meluas ke timur,” ujar Djoko.

3. Pelindo Memberikan Kompensasi

Baca Juga :  INDEF Ingatkan Dampak Efisiensi Anggaran Infrastruktur terhadap Perekonomian

Sebelumnya dilaporkan bahwa PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) menargetkan penyelesaian antrean truk peti kemas menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang menyebabkan kemacetan panjang, pada hari Minggu (20/4/2025). Pelindo juga memberikan kompensasi berupa biaya masuk, biaya tol, dan konsumsi kepada pihak-pihak yang terdampak.

“Kompensasi yang diberikan meliputi perpanjangan waktu pembatasan bagi truk yang masuk kawasan pelabuhan, serta penghapusan biaya untuk akses gerbang (pintu) yang sudah kedaluwarsa,” kata Executive Director Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia, Drajat Sulistyo, didampingi oleh Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan, M Takwin, di Jakarta, seperti dikutip dari ANTARA, Sabtu (19/4/2025).

Dia menjelaskan bahwa pembebasan biaya Surat Penarikan Peti Kemas atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/TILA) sangat membantu para pengemudi kargo. Pelindo membuka gerbang agar pengemudi truk angkutan peti kemas dapat melakukan tapping, dan jika kendaraan terjebak (stuck), mereka akan diarahkan ke jalan tol.

Pelindo juga memberikan bantuan konsumsi kepada para pengemudi kargo yang terjebak dalam kemacetan panjang.

“Ini telah kami lakukan sejak kemacetan terjadi,” kata Drajat.

Pelindo Ungkap Penyebab Kemacetan Tanjung Priok

Pelindo Ungkap Penyebab Kemacetan Tanjung Priok

Berita Terkait

Geopark Kebumen Resmi Masuk Jaringan UNESCO Global Geopark di Paris
Mulai Hari Ini: Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi Diperbaiki Total!
Satgas Perumahan Ungkap Jadwal Groundbreaking Proyek Investasi Rumah Qatar
SRRL Surabaya Raya: Operasi 2027 Siap Dimulai, Restu Kemenkeu Jadi Penentu
Investor Merapat: Peluang Proyek Tol dan Air Rp160 Triliun di Indonesia
PLN Indonesia Power: Peluang Emas Pasokan Hidrogen Hijau Nasional
Desa Rengel Tuban Diusulkan Jadi Percontohan Koperasi Desa Merah Putih Nasional
Maruarar Ungkap: Lahan Jadi Penghambat Utama Program 3 Juta Rumah!

Berita Terkait

Senin, 21 April 2025 - 10:59 WIB

Geopark Kebumen Resmi Masuk Jaringan UNESCO Global Geopark di Paris

Senin, 21 April 2025 - 06:03 WIB

Mulai Hari Ini: Jalan Tol Cipularang-Padaleunyi Diperbaiki Total!

Minggu, 20 April 2025 - 20:47 WIB

MTI Ungkap Akar Masalah Macet Priok: Perlu Penataan Ulang Kawasan

Minggu, 20 April 2025 - 15:43 WIB

Satgas Perumahan Ungkap Jadwal Groundbreaking Proyek Investasi Rumah Qatar

Minggu, 20 April 2025 - 08:15 WIB

SRRL Surabaya Raya: Operasi 2027 Siap Dimulai, Restu Kemenkeu Jadi Penentu

Berita Terbaru

technology

Smartwatch Canggih, Peringatan Gempa Bumi di Pergelangan Tangan!

Senin, 16 Jun 2025 - 02:17 WIB

Uncategorized

Taman Balekambang, Me Time Asyik di Tengah Kota Solo

Senin, 16 Jun 2025 - 01:57 WIB

politics

Prabowo ke Singapura-Rusia, Dasco & Gibran Lepas di Bandara!

Senin, 16 Jun 2025 - 01:37 WIB

Family And Relationships

Gustiwiw Meninggal, Ibunda: Pamit Sehat Bikin Konten, Sempat Tak Percaya

Senin, 16 Jun 2025 - 01:32 WIB