Lari Aman: Tips Dokter Cegah Henti Jantung Mendadak Saat Berolahraga

Avatar photo

- Penulis

Minggu, 4 Mei 2025 - 01:55 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Peristiwa tragis yang menimpa seorang pelari di Singapura menjadi sorotan. Dr. Iwan Wahyu Utomo, dokter tim Persis Solo, menekankan betapa krusialnya kesadaran akan potensi risiko penyakit jantung, khususnya saat terlibat dalam aktivitas fisik intens seperti lari.

Pernyataan ini muncul sebagai respons atas berita duka dari ajang 2XU Compression Run di Singapura. Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) bernama Leonard Darmawan (23) menghembuskan nafas terakhir setelah mengalami kolaps saat berlari sejauh 19 kilometer.

Sempat mendapatkan pertolongan pertama oleh seorang saksi di lokasi kejadian, Leonard kemudian dievakuasi oleh tim medis ke Singapore General Hospital.

Sayangnya, upaya penyelamatan tidak berhasil, dan Leonard dinyatakan meninggal dunia pada Minggu, 27 April 2025, pukul 08.01 waktu setempat.

Surat keterangan kematian dari Health Sciences Authority mengungkapkan bahwa penyebab kematian Leonard adalah gagal jantung dan pernapasan.

Kejadian ini menggarisbawahi urgensi deteksi dini penyakit jantung, terutama bagi individu yang secara rutin berpartisipasi dalam olahraga berat seperti lari.

Pentingnya Skrining Jantung Sebelum Berolahraga

“Melakukan pemeriksaan jantung sebelum mengikuti ajang lari sangatlah vital,” tegas Iwan saat dihubungi oleh Kompas.com pada Sabtu, 3 Mei 2025.

Ia menambahkan bahwa deteksi dini sangatlah penting, mengingat beberapa masalah jantung mungkin tidak menunjukkan gejala apa pun, terutama pada usia muda.

Baca Juga :  Waspada! 6 Olahraga Ini Berbahaya Bagi Jantung Anda

Dijelaskannya, banyak kasus penyakit jantung, termasuk kelainan bawaan atau masalah irama jantung, yang baru terungkap setelah pemeriksaan komprehensif.

“Usia muda bukanlah jaminan terbebas dari penyakit jantung. Justru, banyak kasus kelainan jantung tanpa gejala baru terdeteksi di usia 20-an,” paparnya.

Berikut adalah beberapa pemeriksaan yang disarankan bagi para pemula sebelum memulai rutinitas olahraga, khususnya yang intens seperti lari:

  • Pemeriksaan elektrokardiogram (EKG) untuk memantau irama jantung.
  • Ekokardiografi (USG jantung) untuk mengevaluasi struktur dan fungsi jantung.
  • Tes treadmill atau uji latih jantung untuk melihat bagaimana respons jantung terhadap aktivitas fisik.
  • Pemeriksaan kesehatan umum sebagai bagian dari medical check-up rutin.

Iwan juga menyarankan agar para pemula mengikuti program latihan yang terstruktur dan progresif, serta selalu memperhatikan sinyal yang diberikan oleh tubuh.

Pemeriksaan dini bukan hanya tindakan pencegahan, tetapi juga wujud tanggung jawab terhadap keselamatan diri sendiri sebelum terlibat dalam aktivitas fisik yang berat, seperti lomba lari.

Gejala Awal Gangguan Jantung Saat Berolahraga

Meskipun tampak prima dan sehat, seseorang tetap berpotensi mengalami masalah jantung saat berolahraga jika tidak memiliki pengetahuan dan persiapan yang memadai.

Mendeteksi gejala awal adalah kunci untuk menghindari kondisi yang lebih serius. Iwan menjelaskan bahwa tubuh seringkali memberikan tanda-tanda ketika ada masalah pada jantung.

Baca Juga :  Tips Ampuh Atasi Jet Lag: Rahasia dari Pakar Tidur!

Beberapa gejala yang perlu diwaspadai meliputi:

  • Nyeri dada.
  • Detak jantung yang tidak teratur.
  • Pusing atau perasaan ingin pingsan.
  • Sesak napas.
  • Kelelahan ekstrem atau rasa lemas yang berlebihan.

“Jika saat pemanasan tiba-tiba merasa pusing, tidak enak badan, atau dada terasa sakit, segera hentikan aktivitas,” imbaunya.

Oleh karena itu, ia menekankan pentingnya berolahraga secara bertahap: dimulai dengan pemanasan selama 10–15 menit, kemudian olahraga inti, dan diakhiri dengan pendinginan.

Pemanasan dan pendinginan tidak hanya mencegah cedera otot, tetapi juga membantu mempersiapkan dan menurunkan kerja jantung secara bertahap.

“Jantung dipersiapkan untuk bekerja lebih keras saat berolahraga. Jika langsung beraktivitas tanpa pemanasan, beban kerja jantung akan meningkat secara tiba-tiba, dan hal ini berisiko,” jelasnya.

Kasus meninggalnya Leonard Darmawan menjadi pengingat bagi semua orang yang aktif berolahraga, bahwa menjaga kesehatan jantung bukan hanya penting bagi lansia atau mereka yang memiliki riwayat penyakit.

Kaum muda pun bisa menjadi korban jika mengabaikan deteksi dini dan sinyal bahaya yang diberikan oleh tubuh.

Dengan pemeriksaan kesehatan rutin, latihan yang terstruktur, serta kesadaran akan batasan kemampuan diri, risiko henti jantung saat berolahraga dapat diminimalkan. Jangan sampai ambisi dalam berolahraga justru menjadi ancaman bagi keselamatan jiwa.

Berita Terkait

Studi Ungkap: Konsumsi Makanan Ultra-Olahan Tingkatkan Risiko Kematian Dini
Sebelum Lari, Periksa Jantung Anda Dulu: Saran Penting dari Dokter Spesialis
Bali Berpotensi Jadi Pusat Wisata Kesehatan Holistik Dunia
Panduan Lengkap Scuba Diving di Surabaya: Sertifikasi, Tren, dan Keunikannya
Olahraga Berlebihan? Kenali Batas Aman dan Cara Mengukurnya Menurut Dokter
10 Makanan Terbaik untuk Pendukung Gaya Hidup Aktif dan Sehat
Bimbim Slank Tabah, Bunda Iffet Dihantar ke Pemakaman Keluarga
BPJS Kesehatan: Daftar Lengkap Operasi yang Dicover dan Dikecualikan

Berita Terkait

Minggu, 4 Mei 2025 - 14:04 WIB

Studi Ungkap: Konsumsi Makanan Ultra-Olahan Tingkatkan Risiko Kematian Dini

Minggu, 4 Mei 2025 - 11:03 WIB

Sebelum Lari, Periksa Jantung Anda Dulu: Saran Penting dari Dokter Spesialis

Minggu, 4 Mei 2025 - 01:55 WIB

Lari Aman: Tips Dokter Cegah Henti Jantung Mendadak Saat Berolahraga

Jumat, 2 Mei 2025 - 14:11 WIB

Bali Berpotensi Jadi Pusat Wisata Kesehatan Holistik Dunia

Rabu, 30 April 2025 - 07:43 WIB

Panduan Lengkap Scuba Diving di Surabaya: Sertifikasi, Tren, dan Keunikannya

Berita Terbaru

Family And Relationships

Jonathan Frizzy: Anak-Anak Mulai Paham Hubungan dengan Ririn Dwi Ariyanti?

Minggu, 4 Mei 2025 - 19:23 WIB

finance

Inilah Daftar 23 Emiten Bagi Dividen: Raih Cuan Sekarang!

Minggu, 4 Mei 2025 - 19:19 WIB