Ragamutama.com JAKARTA – Guna meningkatkan kualitas pendidikan serta memperluas aksesnya di seluruh Indonesia, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjalin kolaborasi strategis dengan Google dan YouTube. Kemitraan ini menitikberatkan pada pemanfaatan teknologi, termasuk implementasi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), sebagai pendorong utama.
Langkah ini sejalan dengan visi Kemendikbudristek untuk mewujudkan sistem pendidikan yang inklusif, berkualitas, dan aman bagi seluruh peserta didik. Kolaborasi ini bertujuan untuk menyediakan sumber belajar yang kaya dan relevan bagi para guru, sekaligus memastikan lingkungan digital yang aman dan terlindungi bagi anak-anak.
Sebagai realisasi dari komitmen bersama ini, Google dan YouTube bersama Kemendikbudristek memperkenalkan dua inisiatif transformatif berbasis teknologi. Inisiatif pertama adalah Gemini Academy 2025.
: Viral di Medsos Artificial Intelligence (AI) Bisa Bikin Bukti Transfer Fiktif, Bank Indonesia Buka Suara
Gemini Academy 2025 dirancang untuk membekali para guru dan siswa dengan keterampilan penting dalam bidang AI Gemini dan coding. Program ini akan mengajarkan cara memanfaatkan Gemini secara efektif dan merumuskan *prompt* yang tepat, sehingga proses belajar mengajar menjadi lebih interaktif dan menarik.
“Kami berharap, dengan mengintegrasikan AI dalam proses pembelajaran, guru akan mendapatkan inspirasi baru dalam mengajar, menjadi lebih kreatif, dan membuat pengalaman belajar bagi anak-anak menjadi lebih menyenangkan dan relevan dengan kehidupan sehari-hari. Fokusnya adalah pada pemanfaatan AI sebagai alat bantu, bukan sekadar untuk mencari jawaban instan,” jelas Veronica Utami, Country Director Google Indonesia, dalam acara yang diselenggarakan di Jakarta, Rabu (7/5/2025).
: : Pengamat Desak Peraturan Artificial Intelligence (AI) Segera Disampaikan ke Prabowo
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Abdul Mu’ti, menekankan bahwa pemanfaatan AI melalui Gemini bertujuan untuk memperkuat proses pembelajaran yang sedang berlangsung, bukan untuk menggantikan upaya belajar siswa.
“AI akan menjadi salah satu metode yang digunakan guru untuk menyampaikan materi pelajaran. Selain membantu dalam mencari ide pengajaran yang menarik dan relevan, AI juga dapat memberikan layanan yang cepat dan efisien berkat akses informasi yang sangat cepat,” kata Mu’ti.
: : RI Fokus Kembangkan Artificial Intelligence (AI), Microsoft Bilang Begini
Penting untuk dicatat bahwa implementasi program ini akan diselaraskan dengan konten buku teks di sekolah dan materi pelajaran yang tersedia dalam format digital, seperti video di YouTube.
Selain Gemini Academy, inisiatif lainnya adalah Gerakan Edukreator yang diwujudkan melalui Akademi Edukreator, bekerja sama dengan Kok Bisa dan Senyawa+.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para kreator konten dalam menciptakan materi pendidikan berkualitas di platform YouTube.
Danny Ardianto, Kepala Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik YouTube Asia Tenggara, menyatakan bahwa program ini akan memberikan panduan praktis kepada para kreator konten pendidikan agar dapat menghasilkan konten yang lebih menarik dan efektif.
“Saat ini, banyak guru (89% berdasarkan survei kami) mengandalkan konten edukasi berkualitas dari YouTube sebagai sumber bahan ajar di dalam dan di luar kelas,” jelasnya.
Program Edukreator ini akan berlangsung selama 7 bulan dan bertujuan untuk mendorong pertumbuhan konten edukasi yang bermanfaat di Indonesia.
“Dalam tiga tahun terakhir, program ini telah menjangkau lebih dari 3.200 peserta di 34 provinsi. Kami berharap karya-karya edukatif para kreator dapat memperkaya ekosistem pembelajaran di Indonesia,” tambah Danny.
Pendaftaran untuk program Gemini Academy dan Edukreator telah dibuka dan akan dimulai pada tanggal 7 Juni 2025.