IPO Perbankan: Strategi Jitu Hadapi Gejolak Ekonomi Global

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 13 Mei 2025 - 04:39 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com, JAKARTA — Di tengah riuhnya dinamika pasar modal yang belum sepenuhnya stabil, langkah sejumlah institusi perbankan untuk merencanakan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana menjadi perhatian khusus. Hingga saat ini, belum terlihat geliat signifikan dari bank-bank yang akan memasuki lantai bursa, meskipun potensi tersebut tetap ada. 

Bisnis mencatat, momen IPO terakhir di sektor perbankan terjadi pada tahun 2020, ditandai dengan melantainya PT Bank Amar Indonesia Tbk. (AMAR), sebuah bank digital yang dikenal juga sebagai Amar Bank. Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), Bank Amar secara resmi terdaftar pada tanggal 9 Januari 2020, berhasil mengumpulkan dana segar sebesar Rp209 miliar melalui IPO.

Kala itu, Bank Amar menawarkan sebanyak 1,2 miliar lembar saham dengan harga penawaran sebesar Rp174 per saham. Permintaan saham dari publik bahkan mengalami oversubscribe hingga mencapai 200%, memberikan modal yang cukup kuat bagi perseroan untuk memenuhi ambang batas sebagai bank umum kelompok usaha (BUKU) II.

: Kepemilikan Surat Berharga: Perbankan Genggam 18% SBN dan 59,05% SRBI

Namun, setelah Bank Amar berhasil mencatatkan sahamnya di BEI, belum ada lagi entitas perbankan lain yang mengikuti jejaknya untuk melakukan IPO hingga saat ini.

Akhir-akhir ini, isu mengenai rencana IPO oleh bank pembangunan daerah (BPD), khususnya Bank DKI, semakin santer terdengar. Akan tetapi, belum ada tindakan konkret dari pihak perusahaan untuk mewujudkan rencana tersebut. 

Baca Juga :  Pramono Anung Dorong Bank DKI IPO Saat Pengukuhan Kepala OJK Jabodetabek

: : Hasil SNLIK 2025: Literasi dan Inklusi Keuangan Nonbank Masih Tertinggal dari Perbankan

“Hingga saat ini, belum ada konsultasi maupun pengajuan pendaftaran terkait IPO Bank DKI,” ujar Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, pada Senin (12/5/2025).

Sebelumnya, bank digital PT Super Bank Indonesia (Superbank) juga dilaporkan memiliki rencana untuk melaksanakan IPO pada tahun ini. Langkah ini diperkirakan akan memberikan sentimen positif terhadap sektor saham bank digital, yang saat ini tengah aktif melakukan berbagai aksi korporasi.

: : Prediksi BI: Simpanan Perbankan Tahun Ini Meningkat Dibandingkan 2024

Menurut laporan dari Bloomberg, sumber yang mengetahui rencana tersebut mengungkapkan bahwa Superbank sedang mempertimbangkan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan target perolehan dana antara US$200 juta hingga US$300 juta.

Selain itu, Superbank dikabarkan mengincar valuasi perusahaan antara US$1,5 miliar hingga US$2 miliar melalui IPO ini. Meskipun demikian, perlu dicatat bahwa rencana ini masih dalam tahap awal dan belum ada keputusan akhir yang diambil. 

Terkait prospek IPO di sektor perbankan, regulator menyoroti sejumlah tantangan dan peluang yang dihadapi oleh bank-bank dalam proses melantai di bursa atau melaksanakan penawaran umum perdana saham, terutama dalam konteks dinamika pasar global yang cenderung fluktuatif.

Baca Juga :  Era Digitalisasi, BI Catat 1,82 Miliar Transaksi Mobile Banking dalam Sebulan

Inarno menjelaskan bahwa kondisi makroekonomi global yang penuh tekanan serta volatilitas pasar menjadi hambatan signifikan, tidak hanya bagi sektor perbankan, tetapi juga bagi calon emiten dari sektor-sektor lainnya.

Timing yang tepat dan valuasi saham yang optimal menjadi faktor penting di tengah turbulensi pasar global. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi entitas yang berencana melakukan IPO,” kata Inarno, pada Senin (12/5/2025). 

Namun, ia menilai bahwa prospek penawaran umum perdana saham (IPO) di sektor perbankan masih tergolong cukup positif. Hal ini sejalan dengan kebutuhan bank untuk memperkuat struktur permodalan mereka guna mendukung ekspansi bisnis, digitalisasi layanan, serta pengembangan inovasi produk keuangan.

“Prospek IPO bagi perbankan masih sangat menjanjikan, terutama mengingat kebutuhan pendanaan bank untuk menopang pertumbuhan dan transformasi digital,” imbuh Inarno.

Kendati demikian, OJK menekankan bahwa pemenuhan berbagai persyaratan mendasar menjadi faktor krusial dalam menentukan keberhasilan sebuah IPO. Persyaratan ini mencakup perlindungan investor, kesiapan operasional perusahaan, serta implementasi tata kelola perusahaan yang baik.

“Calon emiten, khususnya dari sektor perbankan, perlu menunjukkan komitmen yang kuat terhadap transparansi dan integritas. Hal ini menjadi fondasi dalam membangun kepercayaan di mata pasar,” pungkasnya. 

Berita Terkait

Saham China Berpotensi Naik: Dampak Positif Kesepakatan AS-China
Perang Dagang AS-China Reda: Dampak Tarif Baru Bagi Indonesia
Bursa Asia Bergairah Ikuti Wall Street Pasca Kesepakatan AS-China
China-AS Sepakat Turunkan Tarif: Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia
PHK Panasonic Global: Kemenperin Pastikan Industri Indonesia Aman
Bitcoin Melonjak ke US$106.000: Analis Ingatkan Potensi Profit Taking!
OJK Ungkap 4 Risiko Beli Emas Saat Panik, Ini Kata Ahli!
Jadwal Pembagian Dividen Astra International (ASII) Rp 406 per Saham

Berita Terkait

Selasa, 13 Mei 2025 - 09:03 WIB

Saham China Berpotensi Naik: Dampak Positif Kesepakatan AS-China

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:59 WIB

Perang Dagang AS-China Reda: Dampak Tarif Baru Bagi Indonesia

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:31 WIB

Bursa Asia Bergairah Ikuti Wall Street Pasca Kesepakatan AS-China

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:51 WIB

China-AS Sepakat Turunkan Tarif: Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia

Selasa, 13 Mei 2025 - 07:39 WIB

PHK Panasonic Global: Kemenperin Pastikan Industri Indonesia Aman

Berita Terbaru

finance

Perang Dagang AS-China Reda: Dampak Tarif Baru Bagi Indonesia

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:59 WIB

sports

PSIS Degradasi Liga 1: 5 Tim Panas Berjuang Lolos Degradasi!

Selasa, 13 Mei 2025 - 08:43 WIB