Ragamutama.com – , Jakarta – Perdagangan pasar saham Indonesia pada Jumat, 4 Juli 2025, ditutup dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melemah tipis, berakhir di level 6.865. Namun, di tengah pelemahan indeks saham, nilai tukar rupiah menunjukkan kekuatan dengan menguat tipis 10 poin, mencapai posisi Rp16.185 per dolar Amerika Serikat.
Penurunan IHSG tercatat sebesar 0,19 persen dibandingkan penutupan sesi sebelumnya, demikian data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan. Aktivitas perdagangan di bursa cukup ramai, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 7,96 triliun. Sebanyak 17,05 miliar saham diperdagangkan melalui 853.813 kali transaksi sepanjang hari.
Beberapa saham menjadi sorotan utama dalam perdagangan tersebut. Saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) memimpin sebagai yang paling aktif diperdagangkan, dengan frekuensi mencapai 29.664 kali transaksi dan nilai transaksi sebesar Rp167,8 miliar. Disusul oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang tercatat sebanyak 27.497 kali transaksi dengan nilai pasar signifikan Rp334,6 miliar. Sementara itu, saham PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) menempati urutan ketiga dengan 23.608 kali transaksi.
Beranjak ke pasar valuta asing, meskipun rupiah berhasil menguat tipis, pergerakannya diprediksi akan berfluktuasi pada awal pekan mendatang. Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah akan bergerak dalam kisaran yang cukup ketat, yakni antara Rp16.140 hingga Rp16.190 per dolar Amerika Serikat pada Senin. Prediksi ini ia sampaikan dalam analisis hariannya pada Jumat, 4 Juli 2025.
Ibrahim Assuaibi juga menyoroti potensi tekanan lanjutan terhadap rupiah akibat penguatan dolar AS dalam beberapa hari ke depan. Sentimen pasar utama, menurutnya, dipicu oleh kekhawatiran pelaku pasar global mengenai rencana kebijakan tarif baru yang akan diterapkan oleh Amerika Serikat. Presiden Donald Trump telah menyatakan akan segera mengirimkan surat resmi terkait tarif perdagangan kepada sejumlah mitra dagang utama, paling cepat pada Jumat ini.
Pernyataan Trump ini menandai perubahan signifikan dari klaimnya yang sebelumnya optimis, bahwa AS akan menandatangani 90 kesepakatan perdagangan dalam 90 hari. Di sisi lain, ia juga mengakui kompleksitas tinggi dalam proses negosiasi perdagangan tersebut.
Adapun tarif resiprokal yang diusulkan oleh Trump, mencakup bea masuk sebesar 20 hingga 50 persen, dan dijadwalkan akan mulai berlaku pada 9 Juli 2025. Hingga saat ini, Amerika Serikat baru meneken perjanjian dagang dengan Inggris dan Vietnam, serta perjanjian kerangka kerja dengan Cina. Ibrahim Assuaibi memperingatkan bahwa, “Tarif tersebut, jika diberlakukan dalam skala penuh, akan mengganggu perdagangan global dan menekan ekonomi berorientasi ekspor utama di Asia.”
Pilihan editor: Sebab-sebab Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Melambat