IHSG Diprediksi Naik: Sentimen Trump dan Rekor Cadangan Devisa Jadi Pendorong Utama

- Penulis

Selasa, 15 April 2025 - 07:31 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Perdagangan Selasa (15/4) diperkirakan akan menjadi saksi kelanjutan tren positif Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sesi sebelumnya, Senin (14/4), IHSG berhasil menutup hari dengan penguatan solid, bertambah 106,29 poin atau melonjak 1,70 persen, dan bertengger di level 6.368,52.

Valdy Kurniawan, seorang analis dari Phintraco Sekuritas, menyoroti bahwa sentimen positif yang berasal dari kebijakan perdagangan Amerika Serikat serta data ekonomi domestik yang menggembirakan menjadi mesin pendorong utama bagi pergerakan indeks. Secara teknikal, menurutnya, IHSG masih memiliki potensi untuk merapatkan jarak, bahkan mencapai level 6.500.

“Terlihat adanya eskalasi positive slope pada indikator MACD, meskipun Stochastic RSI mulai memasuki zona yang mendekati level overbought. Dengan demikian, IHSG diperkirakan masih memiliki momentum untuk kembali berupaya menutup gap menuju angka 6500 pada perdagangan Selasa (15/4),” papar Valdy dalam proyeksi terbarunya.

Dari ranah eksternal, sorotan tertuju pada keputusan pemerintah Amerika Serikat yang memberikan pengecualian terhadap sejumlah peralatan elektronik beserta komponen pendukungnya dari kebijakan tarif resiprokal yang digagas oleh Presiden Donald Trump. Langkah ini disambut hangat oleh pelaku pasar, memicu gelombang optimisme di kalangan investor. Pemerintah Indonesia pun mengambil langkah proaktif dengan menjadwalkan pengiriman tim negosiasi yang dikomandoi oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menuju Amerika Serikat pada hari ini.

Baca Juga :  Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.820 per Dolar AS, Awali Perdagangan 11 April 2025

Agenda penting yang akan menjadi fokus dalam pertemuan bilateral tersebut mencakup ratifikasi perjanjian dagang dan investasi, upaya deregulasi kebijakan non-tarif, peningkatan impor dan investasi dari Amerika Serikat, serta pemberian insentif guna mendukung impor produk-produk unggulan asal Negeri Paman Sam. Inisiatif ini diharapkan dapat mempererat jalinan kerja sama ekonomi antara kedua negara, sekaligus memberikan dorongan signifikan terhadap sentimen positif di pasar modal domestik.

Di sisi domestik, cadangan devisa Indonesia pada bulan Maret 2025 mencatatkan rekor tertinggi dalam sejarah. Pencapaian ini memberikan landasan yang kokoh dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah. Sementara itu, Indeks Keyakinan Konsumen juga diperkirakan mengalami kenaikan, dari 126,4 pada bulan Februari menjadi 127,3 di bulan Maret, yang mencerminkan keyakinan konsumen terhadap prospek ekonomi di masa mendatang.

Mempertimbangkan potensi penguatan lanjutan pada IHSG, Valdy Kurniawan merekomendasikan sejumlah saham pilihan untuk diperdagangkan hari ini, antara lain PGAS, BRIS, INDY, ACES, dan ISAT.

Sementara itu, analis dari MNC Sekuritas berpendapat bahwa penguatan IHSG masih didukung oleh volume pembelian yang cukup besar, meskipun terdapat penahanan pada rata-rata pergerakan (MA20). Secara teknikal, IHSG saat ini berada dalam skenario gelombang B yang berpotensi menguat menuju kisaran 6.510 hingga 6.678. Namun, dalam skenario terburuk atau skenario hitam, indeks memiliki potensi untuk terkoreksi menuju level 5.633-5.770.

Baca Juga :  Rugi CSMI Membengkak Akibat Penurunan Pendapatan yang Tajam

“Oleh karena itu, masih terdapat potensi koreksi di mana IHSG akan bergerak menuju kisaran 5.633-5.770,” ujar Analis MNC Sekuritas.

Dengan level support di 6.148 dan 5.825, serta resistance pada 6.405 dan 6.510, MNC Sekuritas merekomendasikan strategi beli saat harga mengalami penurunan (Buy on Weakness) untuk beberapa saham pilihan, seperti DAAZ, ITMG, JPFA, dan PSAB.

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca, didasarkan pada pertimbangan dan analisis masing-masing. Berita ini tidak dimaksudkan sebagai ajakan untuk melakukan pembelian, penahanan, atau penjualan instrumen investasi tertentu.

***

Disclaimer: Keputusan investasi sepenuhnya didasarkan pada pertimbangan dan keputusan pembaca. Berita ini bukan merupakan ajakan untuk membeli, menahan, atau menjual suatu produk investasi tertentu.

Berita Terkait

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?
PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!
NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?
Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?
Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?
Akhir Tahun IHSG 7600+, Ini Daftar Saham Potensi Cuan!
Kadin Kirim 5.000 Pekerja Migran, Negara Mana Saja?
Haiyanto Borong Saham ELSA, Kuasai Saham Individu Terbesar Elnusa

Berita Terkait

Senin, 16 Juni 2025 - 05:47 WIB

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?

Senin, 16 Juni 2025 - 05:37 WIB

PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!

Minggu, 15 Juni 2025 - 23:42 WIB

NICL Bagi Dividen Rp15, Peluang Investasi Saham Nikel?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:57 WIB

Emiten Healthcare: Kenapa Sekarang ‘Tertatih’, Tapi Tetap Cuan Jangka Panjang?

Minggu, 15 Juni 2025 - 21:52 WIB

Dividen Jumbo BUMN Mengalir ke Negara, Dampaknya?

Berita Terbaru

finance

BI Rate Turun, Kok Bunga Kredit Bank Digital Masih Mahal?

Senin, 16 Jun 2025 - 05:47 WIB

finance

PTBA Bagi Dividen Rp332 Per Saham, Catat Jadwalnya!

Senin, 16 Jun 2025 - 05:37 WIB

Public Safety And Emergencies

Gempa Tasikmalaya M 4,8 Guncang Hebat, Pangandaran Ikut Merasakan!

Senin, 16 Jun 2025 - 05:22 WIB