Garuda Indonesia Stop Operasi 15 Pesawat: Fakta Sebenarnya Soal Biaya?

Avatar photo

- Penulis

Selasa, 6 Mei 2025 - 16:44 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – Kabar kurang sedap menghampiri PT Garuda Indonesia (Persero), yang dilaporkan telah menghentikan sementara operasional 15 armadanya. Hal ini diduga kuat disebabkan oleh kendala dalam memenuhi kewajiban pembayaran biaya perawatan pesawat.

Situasi diperburuk dengan adanya informasi bahwa sejumlah pemasok penting maskapai nasional tersebut kini meminta pembayaran di muka untuk penyediaan suku cadang dan jasa tenaga kerja. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap kekhawatiran yang meningkat terkait kondisi finansial Garuda Indonesia.

Menurut laporan Bloomberg pada Jumat, 2 Mei 2025, mayoritas pesawat yang terdampak penghentian operasional ini merupakan bagian dari armada PT Citilink, unit maskapai berbiaya rendah milik Garuda Indonesia.

“PT Garuda Indonesia terpaksa mengandangkan setidaknya 15 pesawat akibat kesulitan pendanaan untuk biaya perawatan. Kondisi ini menjadi indikasi bahwa upaya pemulihan yang tengah dijalankan maskapai tersebut terancam mengalami hambatan,” demikian tulis Bloomberg dalam laporannya.

Berdasarkan data terkini, Garuda Indonesia saat ini mengoperasikan 66 pesawat, sementara 14 pesawat lainnya dalam kondisi penyimpanan.

Lantas, benarkah informasi mengenai penghentian operasional 15 pesawat Garuda Indonesia disebabkan oleh kesulitan dalam membayar biaya perawatan?

Baca Juga :  Black Box AI: Panduan Lengkap Fungsi, Manfaat, dan Risiko Tersembunyi

Penjelasan Resmi Garuda Indonesia

Menanggapi isu tersebut, Direktur Teknik Garuda Indonesia, Rahmat Hanafi, menegaskan bahwa Garuda Indonesia Group terus berupaya mengoptimalkan kapasitas produksi di tengah berbagai tantangan yang dihadapi industri penerbangan global.

Fokus utama optimalisasi ini adalah mengatasi dinamika rantai pasok suku cadang pesawat, yang saat ini menjadi isu krusial bagi hampir seluruh pelaku industri transportasi udara di seluruh dunia.

Sehubungan dengan upaya optimalisasi kapasitas produksi tersebut, saat ini terdapat 1 armada Garuda Indonesia dan 14 armada Citilink yang sedang menunggu percepatan penjadwalan perawatan rutin, khususnya proses heavy maintenance atau perawatan berat.

Heavy maintenance ini mencakup penggantian suku cadang, agar pesawat dapat kembali beroperasi dengan optimal,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (6/5/2025).

Rahmat menjelaskan bahwa seluruh proses perawatan armada tersebut telah direncanakan untuk dilaksanakan sepanjang tahun ini.

Namun demikian, ia mengakui adanya tantangan keterbatasan supply chain suku cadang yang saat ini dialami oleh hampir semua pelaku industri penerbangan.

Kondisi ini mengakibatkan pelaksanaan heavy maintenance Garuda Indonesia memerlukan waktu yang lebih lama dari biasanya.

Baca Juga :  Internet 10 Gbps Cina: Ancaman Smartphone dan Masa Depan Digital?

“Perlu kami sampaikan bahwa proses heavy maintenance sangat penting untuk memastikan standar keselamatan dan kelaikan terbang tetap terjaga bagi setiap pesawat yang akan dioperasikan,” tegas Rahmat.

Sejalan dengan langkah optimalisasi armada tersebut, Garuda Indonesia sejak akhir tahun 2024 telah mendatangkan empat armada narrow body, yaitu Boeing 737-800NG dengan registrasi PK-GUF dan PK-GUG. Sementara itu, dua pesawat lainnya (PK-GUH dan PK-GUI) mulai beroperasi pada kuartal II 2025.

Rahmat menambahkan bahwa langkah ini sejalan dengan pemulihan permintaan dan peningkatan trafik penumpang pasca pandemi, serta pertumbuhan sektor pariwisata nasional.

“Optimalisasi kapasitas produksi ini akan terus kami selaraskan dengan outlook kinerja perusahaan, sesuai dengan pertumbuhan demand pasar, guna memastikan penguatan landasan kinerja usaha dapat terus terjaga secara berkelanjutan,” ungkap Rahmat.

“Garuda Indonesia optimis dapat terus bertransformasi menjadi maskapai yang agile dan berdaya saing, serta senantiasa menghadirkan layanan udara yang aman dan andal bagi seluruh masyarakat,” pungkasnya.

Berita Terkait

Worldcoin: Apa Itu dan Mengapa Ramai Dibicarakan?
Skype Pamit: Layanan Berakhir, Pengguna Migrasi ke Microsoft Teams
Duel Smartphone Lipat: Samsung Z Fold6 vs Xiaomi 15 Ultra, Mana Lebih Unggul?
Realme 14 5G dan 14T 5G Rilis di Indonesia: Harga dan Spesifikasi Lengkap
Harga iPhone XR & XS Anjlok Drastis di Mei 2025: Masih Layak Beli?
Skype Resmi Tutup: Akhir Era Platform Video Call Legendaris Setelah 22 Tahun
Microsoft Akhiri Layanan Skype Setelah 23 Tahun: Pengumuman Resmi dan Dampaknya
Rekomendasi 4 Situs Video Conference Gratis Terbaik Selain Skype

Berita Terkait

Selasa, 6 Mei 2025 - 20:59 WIB

Worldcoin: Apa Itu dan Mengapa Ramai Dibicarakan?

Selasa, 6 Mei 2025 - 18:35 WIB

Skype Pamit: Layanan Berakhir, Pengguna Migrasi ke Microsoft Teams

Selasa, 6 Mei 2025 - 18:23 WIB

Duel Smartphone Lipat: Samsung Z Fold6 vs Xiaomi 15 Ultra, Mana Lebih Unggul?

Selasa, 6 Mei 2025 - 16:51 WIB

Realme 14 5G dan 14T 5G Rilis di Indonesia: Harga dan Spesifikasi Lengkap

Selasa, 6 Mei 2025 - 16:44 WIB

Garuda Indonesia Stop Operasi 15 Pesawat: Fakta Sebenarnya Soal Biaya?

Berita Terbaru

Public Safety And Emergencies

Kecelakaan Maut di Tol Pemalang-Batang Renggut Nyawa Anggota DPR RI Gus Alam

Selasa, 6 Mei 2025 - 21:39 WIB

entertainment

Ramai Dibicarakan: Kapan Pernikahan Luna Maya dan Maxime Bouttier?

Selasa, 6 Mei 2025 - 21:15 WIB

technology

Worldcoin: Apa Itu dan Mengapa Ramai Dibicarakan?

Selasa, 6 Mei 2025 - 20:59 WIB