Datang sebagai tim debutan, Timnas Voli Putra U16 Indonesia membuktikan bahwa mereka mampu bersaing di Asia.
Perjalanan panjang Indonesia di Asian Men’s U16 Volleyball Championship 2025 berakhir dengan manis. Di pertandingan perebutan ranking 5-6 yang digelar pada Sabtu (19/7/2024) di Nakhon Pathom Gymnasium, Thailand, Indonesia sukses menaklukkan Uzbekistan melalui pertarungan melelahkan fullset dengan skor tipis 3-2 (25-20, 16-25, 26-24, 16-25, 15-10).
Menghadapi Uzbekistan, yang merupakan runner-up edisi sebelumnya, Indonesia tampil solid di set pertama. Setelah sempat imbang 11-11, Indonesia unggul 22-17 dan mengunci set pembuka dengan skor 25-21 lewat smes tajam Bayu Pamungkas.
Sayang, penurunan performa ditunjukan Indonesia di set 2. Sempat imbang di awal set 2 dengan 2-2, Indonesia justru tertinggal jauh 6-12. Penerimaan bola pertama yang tidak berjalan baik membuat serangan Indonesia dapat dengan mudah diantisipasi blocker Uzbekistan. Tak mampu mengejar ketertinggalan, set kedua akhirnya lepas dari Indonesia.
Tidak tinggal diam, Indonesia bangkit di set 3. Bermain lebih agresif dan minim melakukan error, Indonesia berhasil menjaga jarak angka 13-10. Tujuh serve beruntun dengan 3 di antara berbuah aces dilakukan Bayu Pamungkas untuk makin menjauhkan jarak keunggulan Indonesia 20-11. Uzbekistan yang tak mampu mengejar harus mengakui dominasi Indonesia di set ketiga dengan keunggulan jauh 25-14.
Laga berjalan semakin menarik di set 4. Anak asuh Indra Wahyudi yang lebih dulu tertinggal 7-15, perlahan tapi pasti mempersempit margin poin 16-18. Serangan Raka Dwi yang tak mampu dibendung Ozodbek Rahimjonov akhirnya membuat skor menjadi imbang 18-18. Berhasil mendapatkan momentum kebangkitan Indonesia bahkan berbalik memimpin 21-18.
Namun, lagi-lagi inkonsistensi performa Indonesia terjadi di penghujung laga. Quick attack beruntun yang dilakukan middle blocker Uzbekistan, Khakim Begimkulov yang tak mampu dibendung membuat Indonesia kembali tertinggal 22-23. Uzbekistan akhirnya menutup set 4 dengan kemenangan usai Bayu Pamungkas gagal mengantisipasi tip ball Ozobdek Rahimjonov.
Jual beli serangan dan skor ketat mewarnai pertandingan di set penentu. Kedua tim bermain imbang hingga 14-14. Outside hitter sekaligus kapten, Raka Dwi yang berada di posisi serang 4 dengan cerdik melakukan tip ball yang gagal dikembalikan blocker Uzbekistan, Indonesia match point 15-14. Akhirnya, block dari Bayu Pamungkas memastikan kemenangan dramatis 16-14 untuk Indonesia.
Kemenangan ini mengantarkan Indonesia menjadi penghuni ranking 5 di Asian Men’s U16 Volleyball Championship 2025.
“Alhamdulillah cukup puas dengan penampilan anak-anak, walaupun target empat besar belum tercapai. Saya rasa peringkat kelima pada debut kita di AVC U-16 sudah cukup maksimal,” ujar pelatih timnas U-16 Indonesia, Indra Wahyudi.
Indra menambahkan bahwa kerja sama tim dan konsistensi perbaikan dari pertandingan ke pertandingan menjadi kunci performa Garuda Muda sepanjang turnamen.
Selain berhasil menduduki posisi 5 besar Asia di akhir kompetisi. Beberapa pemain Indonesia juga mencatatkan statistik mentereng sepanjang kompetisi berlangsung.
Raka Dwi Prasetyo dan Bayu Pamungkas berada di nomor 3 dan 5 daftar top skor dengan masing-masing menyumbangkan 122 dan 114 poin. Sementara itu, middle blocker, Yufta Ramadhani juga masuk di daftar 4 besar best blocker dengan torehan 18 block.
Pencapaian bersejarah ini menjadi yang terbaik bagi Indonesia, terlebih karena ajang Asian Men’s U16 Volleyball Championship 2025 merupakan kompetisi internasional perdana yang diikuti Timnas Voli Putra U16.
Tak ada yang mudah dalam perjalanan Garuda Muda menuju panggung Asia. Sebelum dipastikan berlaga di Nakhon Pathom, Thailand, mereka harus lebih dulu melewati babak kualifikasi zona Asia Tenggara (SAVA) yang berlangsung pada Mei lalu di Sentul menghadapi Malaysia untuk memperebutkan satu-satunya tiket tersisa.
Persiapan yang minim bukan halangan, meski jadi tantangan besar. Dengan waktu pemusatan latihan yang tergolong singkat, Timnas U16 dipaksa menjalani laga dramatis hingga fullset. Namun semangat pantang menyerah membawa mereka menaklukkan Negeri Jiran dalam duel panas yang jadi awal dari perjalanan luar biasa di level Asia.
Harapannya, pencapaian Garuda Muda ini tidak berhenti dan berlangsung sesaat, melainkan menjadi pemantik semangat untuk membangun sistem pembinaan yang berkelanjutan dan terstruktur. Selain itu, memberikan kesempatan pada timnas kelompok umur untuk mengikuti lebih banyak event internasional juga bisa jadi langkah strategis untuk mempercepat proses pematangan mental bertanding dan meningkatkan pengalaman yang tentunya akan memperkuat fondasi timnas senior di masa yang akan datang.