Ragamutama.com – , Jakarta – Cina kembali menciptakan terobosan baru dalam industri robotika. Perusahaan teknologi UBTech yang berbasis di Shenzhen meluncurkan robot humanoid pertama di dunia yang dapat secara mandiri mengganti baterainya sendiri. China Global Television Network melaporkan peluncuran ini dilakukan pada Kamis, 17 Juli 2025, di pusat teknologi Cina Selatan, Shenzhen.
Dalam video demonstrasi yang dirilis UBTech, robot yang diberi nama Walker S2 tampak berjalan menuju stasiun pengisian daya dan melepas baterainya yang habis dari punggung atas dengan lengan, lalu memasangnya ke pengisi daya, dan mengambil baterai baru untuk digunakan. Dalam waktu tak lebih dari tiga menit, Walker S2 menyelesaikan seluruh proses tanpa sentuhan manusia sedikit pun.
“Bayangkan robot humanoid yang berjalan seperti yang Anda lakukan, dan tidak pernah berhenti bekerja,” kata perusahaan UBTech sebagaimana dikutip dari Forbes.
Dilansir dari NDTV, robot humanoid ini dibekali baterai lithium 48 volt dengan menggunakan sistem ganda. Hal ini memungkinkan robot dapat beroperasi selama dua jam saat berjalan atau empat jam dalam posisi berdiri sebelum perlu diisi ulang. Tak hanya itu, teknologi hot-swappable battery yang diterapkan pada Walker S2 memungkinkan penggantian daya tanpa harus mematikan sistem robot.
Kehadiran teknologi ini mencegah waktu henti robot selama pengisian daya serta memungkinkan pengoperasian berkelanjutan yang dapat mengurangi biaya perawatan. Tentunya semua keuntungan tersebut sangat dibutuhkan untuk efisiensi produksi secara keseluruhan.
“Teknologi pertukaran baterai secara efektif memperpanjang waktu pengoperasian terus menerus,” kata Presiden Eksekutif Asosiasi Industri Kecerdasan Buatan Shenzhen Fan Congming seperti dilansir dari CGTN.
Fan juga menambahkan bahwa dengan kemampuan kerja yang terus menerus, robot ini memungkinkan otomatisasi lini produksi berjalan tanpa jeda. “Jika tidak, mereka harus berhenti sejenak untuk mengisi daya dan kemudian kembali untuk melanjutkan pekerjaan, tetapi lini produksi tidak mampu berhenti,” katanya.
Walker S2 dirancang untuk beroperasi di lingkungan seperti pabrik maupun ruang publik, yang mana ia dapat berinteraksi dengan pelanggan atau melakukan tugas secara mandiri.
South China Morning Post melaporkan, berdasarkan laporan Moody’s, saat ini Cina hadir sebagai pembangkit tenaga robotik berkat kepiawaian Cina menggabungkan kecerdasan buatan canggih dengan produksi biaya jauh lebih rendah. Bahkan, menurut laporan Morgan Stanley, lebih dari separuh perusahaan yang mengembangkan robot humanoid secara global berasal dari Cina.
Menurut laporan yang dirilis pada Konferensi AI Dunia 2024 di Shanghai, nilai pasar robot humanoid di Cina pada 2024 mencapai sekitar 2,76 miliar yuan dan diprediksi melonjak menjadi 75 miliar yuan pada 2029.
Dilansir dari Tech in Asia, UBTech selaku produsen robot humanoid pertama yang melantai di Bursa Saham Hong Kong pada 2023 telah menguji robot Walker di sejumlah pabrik milik produsen kendaraan listrik Cina, seperti BYD, Nio, dan Zeekr. Meski demikian, perusahaan UBTech belum mengumumkan target produksi Walker S2 dalam jumlah besar.
Pilihan Editor: Ramai Dibandingkan dengan Harga di Alibaba, Benarkah Robot Polri sampai Rp 3 Miliar?