Mengungkap Dugaan Korupsi Kemendikbudristek: Memahami Laptop Chromebook yang Terseret dalam Skandal Rp 9,98 Triliun
Kejaksaan Agung (Kejagung) tengah mendalami kasus dugaan korupsi besar dalam Program Digitalisasi Pendidikan di Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk periode 2019-2022. Fokus penyelidikan Kejagung mengarah pada pengadaan laptop Chromebook yang diwarnai indikasi “permufakatan jahat.” Terungkap bahwa tim teknis pengadaan di Kemendikbudristek diduga merekayasa kajian untuk mengunggulkan jenis laptop ini.
Skala kasus ini tidak main-main, dengan total anggaran pengadaan sejuta unit laptop Chromebook yang mencapai angka fantastis Rp 9,982 triliun. Dana tersebut berasal dari dua sumber utama: Rp 3,582 triliun dari Dana Satuan Pendidikan (DSP) dan Rp 6,399 triliun dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Di tengah pusaran dugaan korupsi yang sedang diusut Kejagung ini, pertanyaan krusial pun muncul: sebenarnya, apa itu Chromebook dan mengapa perangkat ini menjadi titik sentral penyelidikan?
Apa Itu Chromebook?
Berdasarkan informasi dari Google, Chromebook adalah jenis komputer jinjing yang dikembangkan oleh Google. Perangkat ini menjalankan sistem operasi khusus bernama Chrome OS, yang pertama kali diperkenalkan pada tahun 2009. Berbeda dengan laptop konvensional yang umumnya menggunakan sistem operasi Windows atau macOS, Chrome OS dirancang untuk beroperasi secara optimal dengan mengandalkan penyimpanan dan pengolahan data berbasis komputasi awan (cloud) atau koneksi internet.
Meskipun sistem operasinya dikembangkan oleh Google, perangkat keras Chromebook diproduksi oleh berbagai merek ternama global seperti Acer, Asus, HP, dan Dell. Spesifikasi perangkat kerasnya disesuaikan secara khusus untuk mendukung efisiensi Chrome OS. Karena mayoritas fungsinya bergantung pada koneksi daring melalui peramban Chrome, Chromebook biasanya dilengkapi dengan kapasitas penyimpanan lokal dan RAM yang lebih kecil dibandingkan laptop tradisional. Namun demikian, perangkat ini tetap mampu mendukung berbagai aktivitas digital esensial, mulai dari mengakses situs web, berkirim email, hingga mengedit dokumen.
Chromebook tidak menyertakan aplikasi Microsoft Office secara bawaan. Namun, pengguna dapat menjalankan versi Android dari aplikasi Office melalui Google Play Store, atau membuka dan mengedit file Office menggunakan aplikasi produktivitas Google seperti Docs, Sheets, dan Slides. Dari segi keamanan, Chromebook dilengkapi fitur *verified boot* dan pada beberapa model tertentu, terdapat *chip* keamanan Google H1 yang berfungsi mencegah gangguan dari peretasan atau *malware*.
Dengan desainnya yang minimalis dan daya tahan baterai rata-rata 8-10 jam, Chromebook sering kali menjadi pilihan ideal untuk keperluan pendidikan dan pekerjaan ringan yang berbasis web. Kendati demikian, salah satu keterbatasan utamanya adalah ketergantungan pada koneksi internet; banyak aplikasi dan fungsinya tidak dapat berjalan optimal tanpa sambungan daring. Secara umum, Chromebook dikenal memiliki spesifikasi *hardware* yang lebih rendah, menjadikannya lebih terjangkau dan ringan dibandingkan laptop tradisional.
Keunggulan Chromebook
Menurut sumber dari Lenovo, Chromebook menawarkan beberapa keunggulan signifikan. Salah satu yang paling menonjol adalah kecepatan *booting* dan *shutdown* yang luar biasa. Berkat sistem operasi Chrome OS yang ringan, perangkat ini dapat dinyalakan dan dimatikan dalam waktu singkat, meningkatkan efisiensi penggunaan.
Chromebook juga mendapatkan pembaruan otomatis langsung dari Google, memastikan pengguna selalu menerima *patch* keamanan terbaru dan fitur-fitur inovatif tanpa perlu intervensi manual. Selain itu, harganya yang relatif lebih terjangkau dan daya tahan baterai yang impresif menjadikannya pilihan menarik, terutama bagi para pelajar dan individu yang membutuhkan perangkat portabel untuk tugas komputasi dasar.
Aspek keamanan adalah poin plus lain dari Chromebook. Chrome OS mengimplementasikan berlapis-lapis fitur keamanan, termasuk *sandboxing*, *boot* yang terverifikasi, dan pembaruan otomatis, yang secara kolektif berfungsi melindungi perangkat dari *malware* dan berbagai ancaman siber. Lebih lanjut, data pengguna pada Chromebook secara otomatis dienkripsi dan disimpan dengan aman di *cloud*, meminimalkan risiko kehilangan data akibat kerusakan *hardware* atau pencurian.
Sejarah mencatat, Chromebook pertama kali diluncurkan oleh Acer dan Samsung dan diumumkan pada acara Google I/O pada 11 Mei 2011, dengan pengiriman dimulai pada Juni 2011. Kemudian, produsen lain seperti Lenovo, Hewlett-Packard, dan bahkan Google sendiri turut meramaikan pasar pada awal 2013. Sejauh ini, sektor pendidikan terbukti menjadi pasar paling sukses bagi Chromebook, didukung oleh faktor harga yang kompetitif, perangkat lunak yang efisien, dan biaya perawatan yang rendah. Kesederhanaan dalam pengoperasiannya juga dinilai sangat menguntungkan, karena dapat menekan biaya pelatihan dan pemeliharaan. Hal ini tercermin dari dominasi Chromebook yang berhasil menguasai hampir 60% pasar komputer di sekolah-sekolah Amerika Serikat per Maret 2018.
Demikianlah ulasan mendalam mengenai laptop Chromebook dan peranannya dalam dugaan kasus korupsi Program Digitalisasi Pendidikan di Kemendikbudristek periode 2019-2022. Pemahaman akan karakteristik dan fungsionalitas perangkat ini menjadi krusial dalam menelaah lebih lanjut kasus yang kini berada dalam sorotan tajam Kejaksaan Agung.