JAKARTA, RAGAMUTAMA.COM – Meskipun Indonesia telah memasuki musim kemarau, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa potensi curah hujan masih tetap ada di sejumlah wilayah.
BMKG menjelaskan lebih lanjut bahwa saat ini, Indonesia tengah berada dalam masa transisi dari musim hujan menuju musim kemarau.
Pergantian musim ini ditandai oleh melemahnya pengaruh angin monsun Asia dan menguatnya pengaruh angin monsun Australia.
“Aspek penting lainnya yang dapat diamati selama masa peralihan musim adalah meningkatnya frekuensi cuaca cerah, suhu udara yang cenderung lebih tinggi di beberapa area, serta kelembaban udara yang umumnya lebih rendah, berkisar antara 63 persen hingga 79 persen,” demikian pernyataan resmi BMKG yang dipublikasikan melalui laman bmkg.go.id, pada hari Kamis, 8 Mei 2025.
2024 Jadi Tahun Terpanas dalam Sejarah, BMKG Peringatkan Krisis Iklim Kian Mendesak
Walaupun kondisi cuaca cerah semakin dominan, BMKG menegaskan bahwa ketidakstabilan atmosfer selama masa transisi ini masih memungkinkan terbentuknya awan konvektif. Awan ini berpotensi memicu terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, yang seringkali disertai dengan angin kencang dan petir/kilat dalam waktu singkat.
Kondisi cuaca ini juga dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi uap air yang masih tersedia di atmosfer.
Periode Hujan yang Tidak Umum
BMKG menginformasikan bahwa wilayah selatan Indonesia saat ini mengalami periode hujan yang tidak lazim untuk bulan Mei 2025.
Fenomena ini dipicu oleh kondisi atmosfer yang lembap akibat gelombang Rossby Ekuator. Indikasi ini terlihat dari nilai anomali OLR (Outgoing Longwave Radiation) negatif di wilayah Indonesia bagian selatan, yang menandakan adanya area berkumpulnya awan-awan konvektif di atmosfer.
Prakiraan Cuaca Jabodetabek Besok 9-10 Mei 2025, Jakarta Diprediksi Hujan Ringan
Kondisi atmosfer tersebut diperkirakan akan berdampak pada potensi curah hujan yang lebih tinggi dari biasanya, terutama di wilayah Jawa, Bali, Lombok, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT).
Aktivitas gelombang Rossby yang teramati, disertai dengan indeks labilitas atmosfer kategori sedang hingga kuat pada siang hingga sore hari, turut berkontribusi terhadap peningkatan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Curah hujan dalam beberapa hari mendatang diperkirakan tidak akan terlalu signifikan dan cenderung lebih rendah dibandingkan beberapa hari sebelumnya.
Meskipun demikian, masih terdapat anomali intensitas hujan yang diperkirakan berada di atas normal pada dasarian I hingga II bulan Mei.
Dengan mempertimbangkan kondisi dinamika cuaca yang ada, BMKG mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan, seperti menjaga kesehatan, memastikan asupan cairan tubuh yang cukup, serta menghindari aktivitas di bawah paparan sinar matahari langsung, terutama pada siang hari.
Selain itu, masyarakat juga perlu mewaspadai potensi terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai dengan kilat atau petir, khususnya pada siang hingga malam hari.