Bill Gates Gandeng Perusahaan Ini Produksi Vaksin TBC di Indonesia?

Avatar photo

- Penulis

Senin, 12 Mei 2025 - 16:15 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Ragamutama.com – , Jakarta – Kabar baik datang dari upaya pemberantasan tuberkulosis (TBC) di Indonesia. Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan bahwa vaksin TBC M72/AS01E, inovasi yang didukung oleh Bill Gates melalui Bill & Melinda Gates Foundation, akan diproduksi secara lokal oleh PT Bio Farma (Persero). Keputusan ini menjadi alasan utama mengapa pemerintah Indonesia menyambut baik tawaran untuk menjadi lokasi uji coba vaksin tersebut.

“Saat ini, kita sedang dalam tahap clinical trial (uji klinis). Kami berupaya agar Bio Farma terlibat langsung dalam proses produksi, sehingga vaksin ini tidak hanya diproduksi di Singapura atau negara lain,” ujar Budi setelah meluncurkan program pemberantasan TBC di Kantor Kelurahan Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur, pada Jumat, 9 Mei 2025.

Selain kolaborasi dengan Bio Farma, Bill Gates, melalui Bill & Melinda Gates Medical Research Institute (Gates MRI), juga telah mengembangkan vaksin TBC M72/AS01E bersama GlaxoSmithKline (GSK) sejak awal dekade 2020-an. Proyek ini didanai oleh Gates Foundation, Wellcome, dan GSK.

Menurut informasi di laman resmi Gates MRI, vaksin TBC M72/AS01E dirancang dan dievaluasi secara klinis oleh GSK hingga mencapai fase pembuktian konsep (Fase 2b). Kemitraan strategis juga terjalin dengan Aeras dan International AIDS Vaccine Initiative (IAVI) dalam proses pengembangannya.

Baca Juga :  Fakta Terbaru Kasus Korupsi PT Sritex: 11 Orang Jadi Tersangka, Seret Bos BJB dan Bank Jateng

Profil GlaxoSmithKline

Berdasarkan informasi dari laman resminya, sejarah GSK dimulai dari apotek Plough Court Pharmacy yang didirikan oleh apoteker Silvanus Bevan di London, Inggris, pada tahun 1715. Pada tahun 1792, William Allen, anggota pendiri Royal Pharmaceutical Society, bergabung dan menjadi mitra.

Pada tahun 1856, apotek Plough Court Pharmacy berganti nama menjadi Allen & Hanburys. Perusahaan ini kemudian diakuisisi oleh Glaxo Laboratories, salah satu perusahaan yang kini menjadi bagian dari GSK.

Setelah akuisisi Allen & Hanburys oleh Glaxo Laboratories, perusahaan tersebut berhasil memproduksi obat asma pertama pada tahun 1969, diikuti oleh obat pencegah berbasis steroid pertama tiga tahun kemudian. Perusahaan juga memproduksi berbagai jenis obat-obatan lainnya, termasuk alat inhaler serbuk kering dan antibiotik dari penisilin.

Pada tahun 1989, SmithKline Beckman Corporation bergabung dengan Beecham Group untuk membentuk SmithKline Beecham. Sementara itu, pada pertengahan 1980-an, Wellcome Trust menjual saham Wellcome Foundation kepada publik, membentuk Wellcome plc.

Pada tahun 1959, Wellcome Trust menjual sisa sahamnya kepada Glaxo, yang kemudian membentuk perusahaan farmasi terbesar di dunia, yaitu Glaxo Wellcome. Pada Januari 2000, Glaxo Wellcome mengumumkan merger dengan SmithKline Beecham untuk mendirikan GlaxoSmithKline.

Daftar Petinggi GlaxoSmithKline

Saat ini, Ketua Non-Eksekutif GSK dijabat oleh Sir Jonathan Symonds. Jajaran Dewan Direksi perusahaan juga diisi oleh tokoh-tokoh penting lainnya, termasuk Chief Executive Officer (CEO) Dame Emma Walmsley, Chief Financial Officer (CFO) Julie Brown, Direktur Non-Eksekutif Independen Elizabeth (Liz) McKee Anderson, dan Direktur Non-Eksekutif Independen Senior Charles Bancroft.

Baca Juga :  Investasi Sejak Dini: Tips Henky Suryaputra Hindari Risiko!

Selain itu, terdapat Direktur Non-Eksekutif Hal Barron, Direktur Non-Eksekutif Independen Anne Beal, Direktur Non-Eksekutif Wendy Becker, Direktur Non-Eksekutif Harry (Hal) C Dietz, Direktur Non-Eksekutif Jeannie Lee, Direktur Non-Eksekutif Gavin Screaton, dan Direktur Non-Eksekutif Vishal Sikka.

Nama-nama lain dalam daftar petinggi GSK meliputi Chief People Officer Diana Conrad; Senior Vice President (SVP) and Group General Counsel, Legal, and Compliance James Ford; SVP Global Communications and CEO Office Sally Jackson; serta Chief Commercial Officer Luke Miels.

Selanjutnya, ada Chief Digital and Technology Officer Shobie Ramakrishnan; President Corporate Development David Redfern; President Global Supply Chain Regis Simard; President Global Affairs Phil Thomson; CEO ViiV Healthcare and President Global Health Deborah Waterhouse; dan Chief Scientific Officer Tony Wood.

Dede Leni Mardianti dan Eka Yudha Saputra berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Apa yang Membuat Bill Gates akan Menutup Yayasannya pada 2045?

Berita Terkait

UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!
Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!
Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?
Konsumsi Rumah Tangga Naik 4,97%! BPS Ungkap Pemicunya.
Paylater Menggila: Utang Warga RI Sentuh Rp 22,99 Triliun!
Komisaris Jakpro Baru: Ada Jubir Anies Hingga Eks Kepala Bapenda!
Emas Antam Hari Ini: Harga Stabil di Rp 1.948.000, Peluang?
Pedagang Bendera Merah Putih Kaget: Banyak Cari Bendera One Piece!

Berita Terkait

Senin, 11 Agustus 2025 - 15:38 WIB

UMK 2026: Buruh Desak Kenaikan 10,5 Persen!

Rabu, 6 Agustus 2025 - 21:33 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Dipertanyakan, Indef Minta Pemerintah Buka Data!

Selasa, 5 Agustus 2025 - 20:21 WIB

Airlangga Klaim: Ekonomi RI Tertinggi di ASEAN, Benarkah?

Selasa, 5 Agustus 2025 - 18:56 WIB

Konsumsi Rumah Tangga Naik 4,97%! BPS Ungkap Pemicunya.

Senin, 4 Agustus 2025 - 23:07 WIB

Paylater Menggila: Utang Warga RI Sentuh Rp 22,99 Triliun!

Berita Terbaru

Uncategorized

MU Lepas Collyer & Amass ke Sheffield: Untung atau Buntung?

Senin, 11 Agu 2025 - 19:44 WIB

entertainment

Merah Putih: One for All, Seberapa Penting Peran Pemerintah?

Senin, 11 Agu 2025 - 18:13 WIB